I got you

3.4K 385 58
                                    

"Bukankah ia yang merusak hidupmu? Jika saja kau tidak bertemu pria itu, mungkin saat ini kau sudah hidup bahagia bersama orang lain."

Sasuke mengepalkan tangannya, jadi si pirang ini ingin mencari gara-gara rupanya. Hati Sasuke kini benar-benar terasa di panggang di atas bara api.

Ia ingin sekali menarik Hinata dari hadapan si pirang itu, membawanya ke ruangan terdekat dan membuat bibir mungil itu terus meneriakkan namanya.

"Bos, kau harus sabar. Kau tau? Wanita itu bermacam-macam jenisnya. Ada yang suka dengan permainan kasar dan keras seperti Karin dan Sakura , namun ada juga yang sukanya main perlahan-lahan. Kau tidak bisa menyamakan mereka sekaligus."

"Bos, mungkin kau ingin sekali menikah karna umurmu memang sudah tidak terlalu muda lagi. Kau ingin istri yang kau lihat setiap kau bangun tidur dan sebelum pergi tidur. Tapi nona Hinata baru berusia sembilan belas, itu adalah waktu dimana biasanya seorang gadis menikmati masa remajanya, bermain bersama teman dan berteman dengan banyak orang. Menekannya hanya akan merugikanmu."

"Jugoo benar, banyak tersenyum dan pikirkan semua hal dengan kepala dingin. Anggaplah nona Hinata adalah investasi jangka panjang, jika salah tanda tangan, kau akan rugi jutaan dolar."

Sasuke bagai mendengar ucapan kedua anak buahnya di kepalanya. Dan itu benar, menarik paksa Hinata hanya akan menakuti gadis itu. Dan bahkan bisa membuat Hinata membenci dirinya.

Dan tentu Sasuke tak ingin itu terjadi. Ia sudah bersusah payah mempersiapkan pernikahannya seminggu ini, mengganggu Hiashi setiap pagi. Dan ia tak ingin menghancurkan semua kerja kerasnya, menahan diri di dekat Hinata tanpa melakukan apapun.

Sasuke mengambil napas, mengangkat handphonnya, berkaca di sana dan melatih ekspresinya. Di antara seluruh kesenangannya bersama Hinata, inilah kesulitan satu-satunya yang ia temui.

Ia yang terbiasa berada dalam mood angry-horny-boring, tidak berbiasa tersenyum dan bersikap ramah. Namun seperti yang di katakan seorang motivator terkenal. Untuk mendapat hasil maksimal, maka usahanya pun harus maksimal.

Ia menekan tombol pintas dan menelfon Hinata.

.

"Jangan menangis hime."

"Aku tak akan memaksamu hime, jangan membebani dirimu sendiri oke." Sasuke menggenggam tangan Hinata lalu mengecupnya. "Aku akan menunggumu, aku akan selalu ada di sini. Jadi kau tidak perlu ragu atau merasa bersalah."

Sasuke berharap senyumnya tak terlihat seperti sebuah paksaan. Hinata masih sesenggukan, ia mendongak menatap Sasuke yang tinggi.

"Maaf, aku sebenarnya sangat cengeng." Hinata menatap Sasuke sedikit lebih lama. "Jika, aku mau menikah denganmu, apa kau akan tetap bersabar dan tidak menyerah terhadapku?"

"Hime, aku sedang melakukannya." kata Sasuke kali ini tersenyum lebih lebar, tersenyum separuh menyeringai. Yang malah terlihat sangat manly di mata Hinata.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang