Angry

2K 292 72
                                    

Sasuke meregangkan tubuhnya setelah seharian ia bekerja. Ia melihat ada dua puluh misscall dari Sakura, ia baru akan mengabaikannya yang ke dua puluh satu, tapi akhirnya ia mengangkatnya.

"Moshi-moshi."

"Sasuke, aku, punya kabar buruk." Terdengar suara Sakura mengambil dan menghembuskan nafasnya, hening sejenak.

"Katakan Sakura, ada apa sih?" Tidak ada satupun firasat buruk yang ia rasakan saat Sakura menelfon nya.

"Hinata, Shion membelah perut Hinata dan mengeluarkan paksa anak kalian. Sayangnya, anak perempuan kalian tidak selamat. Dan Hinata kritis, yang ingin ku katakan, pulanglah. Mungkin ini terakhir kali kau bisa bertemu dengannya."

Bagai di siram air dingin. Sasuke merasakan darah meninggalkan tubuhnya.

"Katakan kalau ini cuma bercanda!" Sasuke membentak Sakura.

Hening. "Aku membenci istrimu, tapi aku tidak pernah bermain-main dengan nyawa seseorang."

Sasuke mengenal Sakura, dan ia yakin Sakura tak akan berbohong padanya.

.

Ada yang tidak beres, Jugoo dan Suigetsu bisa merasakannya. Bosnya menyewa pesawat pribadi, dan tidak membawa barang-barang yang ia bawa kemari.

Dari tatapannya saja Jugoo dan Suigetsu tidak bisa dan tidak ingin mengutarakan apapun yang ada di otak mereka saat ini.

Namun firasat buruk langsung menyergap mereka saat mereka menuju rumah sakit.

Terlihat beberapa polisi berjaga di sana, kedua orangtua nona mereka dan orangtua bos mereka juga ada.

"Apa yang terjadi?" Jugoo bertanya pada salah seorang petugas polisi di sana. "Terjadi kasus pembunuhan, dan jika korban atas nama Hyuga Hinata tidak selamat, maka korbannya akan menjadi dua orang."

"Apa maksudnya dua orang?"

"Janin nona Hinata tidak selamat, karna ia menghembuskan napas terakhir saat di rumah sakit, maka dia bukan janin lagi. Tapi seorang bayi."

"Sasuke!" Mikoto berseru lalu menghambur ke arah Sasuke, memeluk anaknya itu dan menangis.

Semua orang saling memeluk dan berdoa, memanjatkan doa agar oprasi ini berjalan lancar.

Sudah hampir lima jam pintu oprasi itu tertutup, dan entah kapan akan terbuka. Sasuke membiarkan air matanya menetes, ia menunduk, terduduk tak berdaya. Tak ada sesuatu yang bisa menandingi kekalutan nya saat ini.

Empat puluh menit kemudian, akhirnya ruang oprasi terbuka, Orochimaru bersama Tsunade berjalan keluar dari sana.

"Bagaimana?" Fugaku yang pertama bertanya.

"Masa kritisnya sudah lewat. Kini kita hanya bisa mempercayakan padanya, kapan ia ingin membuka mata." Orochimaru berkata lalu meninggalkan tempat itu.

.

Mikoto berjalan penuh amarah ke kantor polisi, di sebelahnya ada fugaku, dan dua langkah di belakangnya ada besannya.

Ia menenteng tas mahalnya, berjalan tergesa dan masuk begitu saja ke kantor polisi seolah ialah pemiliknya.

"Dasar j*lang!" Mikoto berseru, ia berjalan ke arah Shion yang duduk dan masih dalam proses interogasi oleh kepolisian, lalu menjambak rambut Shion sekuat tenaganya.

"Brengsek, wanita tidak tau diri! Sampah."

"Kyaaa!" Shion berusaha melepaskan diri, namun kuku tajam dengan perawatan jutaan yen itu meluncur, menggores pipi tirus Shion.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang