Pregnant

2.9K 371 41
                                    

"Kau yakin ini tempatnya?" Tamaki membantu Hinata turun dari motornya, Tamaki kemana-mana memang selalu naik motor. Masalahnya tubuh Hinata yang tak terlalu tinggi kadang menyulitkan nya naik motor Tamaki yang tinggi.

Hari ini Hinata mengunjungi Kantor Sasuke, entah mengapa ia hari ini ingin saja ke tempat kerja Sasuke itu.

"Sepertinya sih iya." Hinata berkata agak tak yakin.

"Yasudah, ayo." Tamaki menggandeng tangan Hinata, membawanya menuju ke meja resepsionis.

"Permisi, bisa kami bertemu dengan Uchiha Sasuke?" Tanya Tamaki.

Wanita itu tersenyum dengan ramah. "Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?"

"Belum, tapi istrinya ingin bertemu." Tamaki melirik Hinata.

Resepsionis itu mengerutkan keningnya. "Maaf, tapi saya perlu mengkonfirmasi dengan atasan saya terlebih dahulu." Resepsionis itu menelfon beberapa saat. "Silahkan naik ke lantai delapan belas nona. " Katanya, tersenyum pada Hinata dan Tamaki.

.

"Wah, suamimu kaya." Tamaki bergumam. "Lain kali belikan aku bensin, aku sudah menjadi supirmu sejak SMA."

"Ne, ne, aku akan membelikanmu bensin untuk seumur hidup." Hinata memperhatikan detail dari gedung kantor Sasuke. Benar-benar gedung perkantoran yang sangat normal.

Namun ia tetap tak menyangka bisa menginjakkan kakinya di gedung semegah ini, jika dulu ia jadi istri Naruto, ia hanya akan menjadi istri seorang dosen.

"Yo nona Hinata." Hinata melihat Suigetsu melambai ke arahnya. "Bos sedang rapat, aku yang mengangkat telfon tadi, wah aku tak menyangka kau akan datang jauh-jauh kemari. Kalau bos tau ia pasti akan kaget, oh ngomong-ngomong ini temanmu?" Suigetsu mengulurkan tangannya pada Tamaki.

"Halo, namaku Suigetsu."

"Tamaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tamaki."

"Wah, kau sangat cantik ne, benar-benar type ku." Kata Suigetsu lagi.

"Terimakasih, tapi type ku manusia. Buaya tidak termasuk." Tamaki berucap dengan wajah datar.

"Oh Hinata, aku pulang dulu ne, tidak apa kan kalau kau ku tinggal?"

Hinata menggeleng. "Daijoubu, ada Suigetsu-san, aku mengenalnya." Kata Hinata.

"Baiklah, kalau perlu sesuatu, kau tinggal telfon oke?“

Hinata mengangguk, melambai pada Tamaki yang makin menjauh.

"Apa temanmu selalu seperti itu?“ tanya Suigetsu.

Hinata mengangguk. "Keren sekali kan? Kalau dia lelaki pasti aku sudah menikahinya."

"Lebih baik dia untukku saja ne." Kata Suigetsu lagi.

"Tentu, silahkan mencoba."

.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang