Sasuke's home

4.5K 551 70
                                    

Hikari tengah bersiap untuk pergi tidur, namun niat itu ia urungkan saat melihat sang suami yang masih menekuni laptopnya, bahkan pria itu tak menggubris kedatangannya.

"Anata, apa yang sedang kau lihat?"

"Hm?" Hiashi bergumam, namun sama sekali tak melihat istrinya itu.
"Bocah itu bilang kemarin namanya Uchiha kan?" Hiashi menatap istrinya sekilas, lalu mengisyaratkan agar istrinya mendekat dan melihat apa yang ia lihat.

"Namanya tidak asing, jadi ku cari tau. Ternyata itu adalah nama salah satu clan paling berpengaruh di jepang." Hikari mendekati suaminya dan mulai membaca.

"Hmmm, lalu? Mungkin saja nama keluarganya saja yang sama." kata Hikari, sama sekali tak mengerti kenapa hal itu menjadi masalah besar. Toh itu hanya sebuah nama, pikirnya.

Hiashi menggeleng. "Namanya benar-benar persis, tapi wajahnya sangat berbeda."

Hikari menatap foto yang terdapat biodata Uchiha disana, benar namanya Uchiha Sasuke, namun di foto itu sama sekali tidak mirip dengan yang datang ke rumah mereka. Di foto itu benar-benar terlihat seperti orang kaya pada umumnya, berpakaian rapi, rambut yang tertata rapi, dan tampak sangat normal.

"Sudahlah, kita tidur saja. Toh nak Sasuke meskipun bertampang preman, namun ia sangat sopan pada kita." kata Hikari.

"Kenapa kau membelanya?" Hiashi berseru kesal. "Sopan apanya? Ia seenaknya memeluk Hinata di depan kita."

Hikari menghela napas lalu mematikan lampu, menyisakan lampu tidur di atas nakas. "Bukankah itu lebih baik dari pada dia melakukannya di belakang kita." Hikari bergumam pelan, mengutarakan isi kepalanya.

"Aku dengar itu."

.

Pagi ini, di rumah keluarga Hyuga, semua berjalan dengan sangat normal. Hikari memasak dengan di bantu Tenten, Hiashi yang membaca koran dengan di temani secangkir teh hangat. Neji yang bersiap dengan laptopnya, sambil menunggu sarapan.

Hanya Hinata yang masih mengenakan piyama dan membolak-balikkan halaman buku yang ia baca. Ia memutuskan untuk cuti dari kuliahnya karna hilangnya ingatan, Hinata menyadari bahwa ia butuh waktu untuk bisa mengingat apa yang ia lakukan. Karna itu ia membaca ulang bukunya dan memeriksa catatan pelajaran di laptopnya.

Pagi ini semua terasa begitu sempurna, setidaknya begitulah pikir Hiashi. Hingga suara yang tak ingin ia dengar terdengar dari pintu depan rumahnya.

Tok... Tok... Tok... "Permisi.."

"Jangan di buka." Hiashi berseru pada menantunya yang meskipun berjalan sambil memegangi perutnya tapi bisa sangat cepat sampai di depan pintu.

"Sasuke-kun?" Tenten berseru antusias.

"Ohayou kakak ipar, aku membawa ini untuk kalian." Sasuke membawa sebuah paperbag yang saat di buka mengeluarkan bau khas rempah dan bebungaan. "Itu adalah teh herbal."

"Terima kasih Sasuke-kun, masuklah kaa-chan pasti senang melihatmu."

Sasuke mengikuti Tenten masuk ke ruang makan, benar saja, Hikari terlihat senang, sedangkan dua orang pria di sana pura-pura terlihat sibuk.

"Sasuke, kau sudah sarapan?" tanya Hikari sambil menata makanan di meja makan.

"Belum." Jawab Sasuke.

"Kau datang di saat yang tepat kalau begitu, duduklah."

Sasuke tersenyum dan duduk di samping Hinata yang masih menekuni bukunya. "Hei." Sasuke mengambil buku Hinata, membuat perhatian gadis itu terpecah.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang