Resort Hotel

4.9K 520 36
                                    

"Ayolah, sejak kapan kau takut pada Sakura?" pria berambut sliver itu merengek seperti anak kecil.

"Aku tidak pernah takut padanya, aku hanya malas." Pria berambut hitam membalas. Ia sudah cukup lelah, tiga hari ini ia bekerja keras agar kerja samanya dengan pihak Korea berjalan mulus.

"Ck, alasan saja. Bukannya kita harus merayakan keberhasilan kita?" lelaki itu kembali mendesak.

"Ck baiklah, kemana?"

"Hamdeok?" seorang lelaki berbadan kekar dan berambut jingga muncul dari arah luar dan langsung ikut larut dalam pembicaraan.

"Ide yang bagus Jugo." lelaki yang bernama Suigetsu terlihat girang.

"Kalian mengajakku kesana hanya untuk berburu wanita kan?" Sasuke, bos mereka akhirnya sadar bahwa dua anak buah kepercayaannya pikirannya tak jauh-jauh dari selangkangan.

Keduanya tertawa keras. "Baiklah, ayo kita pergi sebelum hari mulai siang."

.

Pantai Hamdeok di akhir april adalah tempat yang sempurna untuk berjalan-jalan, meng-charge ulang tenaga yang habis untuk berburu dolar.

Pantai yang bersih, dengan air jernih dan pasir putih yang halus. Di tambah cuaca yang tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin.

Sasuke sedikit bersyukur, ingat, sedikit bersyukur telah di seret kemari oleh dua anak buahnya itu. Dengan mendengar suara ombak saja, ia merasa segar kembali.

Sasuke turun di ikuti oleh dua anak buahnya yang duduk di kursi depan. Mereka tiba di sebuah resort yang telah mengenal mereka dengan baik, sehingga para petugas hotel pun langsung memberi pelayanan terbaik.

"Siapkan pakaianku untuk beberapa hari." ucap Sasuke sebelum ia masuk ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya, dan saat keluar dari kamar mandi, semua yang ia butuhkan telah tersedia di sana.

Drrrrt.... Drrrrt...

Sasuke melihat nama yang tertera di layar ponselnya, itu adalah kaa-channya. Ia langsung mengangkat panggilan itu.

"Moshi-moshi."

"Sasuke-kun, apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Sudah." jawab Sasuke singkat, ia melepas handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Meletakkan ponselnya di antara leher dan kepalanya, ia pun memakai celananya.

"Lalu kapan kau akan pulang?"

"Entahlah." jawab Sasuke lagi.

"Ingatlah, sebentar lagi kalian menikah. Semua sudah siap, hanya tinggal menunggu harinya saja." Suara di sebrang tak begitu terdengar karna Sasuke meletakkan ponselnya sambil ia memakai bajunya.

"Sasuke? Kau dengar tidak?"

"Hmm."

"Yasudah, kaa-chan mau pergi dulu." sambungan telfon pun terputus.

Sasuke baru akan keluar sebelum ponselnya kembali berbunyi, kali ini nama di layarnya menunjukkan nama 'Sakura', calon istrinya.

"Ya?" kata Sasuke begitu panggilan itu tersambung.

"Sasuke-kun, kau tidak pulang hari ini?" tanya suara di sebrang.

"Tidak, mungkin dua atau tiga hari lagi." rasanya ia tak perlu mengatakan alasan kenapa ia tidak langsung pulang.

Sakura adalah wanita yang lumayan posesiv pada pasangannya. Sasuke sebenarnya tidak terlalu keberatan, tapi ia malas jika harus menjelaskan banyak hal.

"Aku ada urusan, nanti ku telfon lagi."

"Bos, ayo kita jalan-jalan." Suigetsu melongok ke dalam kamar yang Sasuke tempati. Sasuke mengangguk, memasukkan ponsel dna dompetnya ke saku celana.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang