Because Soju

5.2K 519 21
                                    

Hinata mulai bisa menikmati sesi liburannya, pada hari-hari pertamanya, ia hanya berjalan-jalan di pusat oleh-oleh dan menghabiskan seluruh uangnya. Beruntung, Naruto mentransfer uang yang cukup hingga ia pulang nanti, tentunya jika ia tidak berbelanja dengan berlebihan lagi.

"Hmm, kami akan bermain di pantai hari ini." Hinata tersenyum manis di depan ponselnya. Selama di Korea mereka memang selalu melakukan video call, meski tak bisa berlama-lama. Shion dan Tenten tak membiarkannya, waktu di sana lebih berharga jika hanya di gunakan untuk menelfon.

"Ayam dua porsi, soju satu." Shion tengah memesan saat tiba-tiba Tenten merasakan sakit pada perutnya.

"Nee-chan, kenapa?" Hinata bertanya khawatir.

"Perutku kram, sebaiknya kita kembali."

"Aku akan mengantarmu nee-chan, Hinata, tunggu aku di sini ya. Aku segera kembali." kata Shion.

"Tapi, kita kembali bersama saja." Tenten mengelak, ia tak bisa meninggalkan Hinata sendirian. Terlebih di negri orang, walaupun penginapan mereka dekat, namun ia tak bisa tenang.

"Nee-chan jangan khawatir, aku akan tunggu di sini." Hinata menenangkan Tenten, ia tak ingin waktu yang tersisa selama liburan terbuang sia-sia. Selepas kepergian Tenten dan Shion, pesanan Shion pun datang.

Hinata mengangguk, mengucapkan terima kasih dalam bahasa inggris. Ia sama sekali buta dengan bahasa dari negri ginseng tersebut.

Hinata melihat jam di pergelangan tangannya, rupanya Tenten dan Shion baru pergi sepuluh menit. Tapi kok rasanya sangat lama, ia mengamati kedai yang ia kunjungi.

Rasanya berbeda sekali dengan negara asalnya, kedai ini hanyalah sebuah kedai portable yang di lapisi plastik untuk menghalau cuaca di luar.

"Excuse me, may I sit here?" Hinata terkejut saat seorang pria menghampiri dirinya. Ia ragu, karna ia kan sama sekali tak kenal dan asing dengan negara ini, namun karna ia merasa tak enak jika menolak sapaan pria itu, akhirnya ia mengangguk.

"Of course."

"Are you korean?" pria itu menarik satu bangku dan duduk di depannya.

Hinata menggeleng. "Japanese."

Pria itu tersenyum. "Aku juga, kebetulan sekali." dia memanggil pemuda yang bekerja di situ untuk membawakannya sebotol soju, dan mulai bersikap santai.

"Kau sendiri kesini?" ia bertanya lagi.

"Tidak, kakak iparku sedang hamil, ia mual dan harus kembali ke hotel. Aku menunggu sepupuku datang." Hinata menjawab, dan entah sejak kapan mereka mulai terbawa dalam suasana akrab, seakan mereka telah lama saling mengenal.

Hinata mulai memakan ayamnya, ia menawari pria itu, tapi pria itu menolak dan lebih memilih minum soju.

Hinata kehabisan air putih, jadi ia membuka botol hijau milik Shion. Bentuknya terlihat seperti botol soda biasa, namun saat pertama minuman itu memasuki tenggorokannya, rasanya sangat pahit.

Meski begitu, ia terpaksa meminumnya, ia haus dan tak tau cara memesan lagi. Hinata merasa berat di kepalanya, saat ia meminum teguk terakhir dari minuman itu. Barulah terasa manis.

.

"Hei nona, sadarlah." Sasuke menepuk-nepuk pipi gadis yang pingsan di depannya.

Ia melihat tas gadis itu tergeletak di atas meja, dan saat ia periksa, hanya ada sebuah ponsel yang dayanya telah mati. Beberapa uang tunai yang baginya jumlahnya tidak seberapa. Lalu sebuah kartu pelajar.

Sasuke menggeram kesal, ia paling tidak suka pada orang mabuk.

"Kenapa bos?" Suigetsu datang bersama seorang gadis yang bergelayut di lengannya.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang