Mohon typonya di maklumi, karna tidak melewati proses editing...
.
Hinata menatap tanpa minat pada sekotak cupcake dengan cream yang berbentuk kelopak bunga. Ia baru menerima chat yang ternyata dari Sasuke. Dan itu membuatnya kesal.
Handphonnya berdering, melihat siapa yang menelfonnya, membuat moodnya tambah buruk.
"Ya kaa-chan?"
"Hina, kamu sudah pulang? Sudah makan belum?"
"Sudah." Hinata menjawab singkat.
"Kami akan pulang agak larut, kamu nggak papa kan di rumah sendiri?"
"Iya kaa-chan, Hina sudah besar."
"Baiklah kalau begitu, jaa ne."
Perasaan Hinata kembali memburuk, pikiran negatif pun terus berdatangan di otaknya.
Mungkin orang tuanya sedang di rumah Naruto, bersama Shion. Mencoba gaun pengantin yang harusnya ia kenakan.
Hinata berlari ke kamar mandi, membenamkan wajahnya ke dalam wastafel. Mengeluarkan seluruh air matanya.
"Hiks.. " satu isakan lolos, di susul isakan-isakan lain.
.
Hinata membuka laptopnya, dan menonton drama melow yang ada di foldernya. Ia baru saja menonton satu episode saat ada panggilan masuk. Dan itu dari Sasuke.
Hinata menghubungkan panggilan itu dengan laptopnya. "Apa lagi?" tanya Hinata pada Sasuke yang terlihat berbaring di kasurnya, tanpa pakaian.
"Walaupun matamu bengkak, kau tetap cantik." Sasuke tersenyum
Hinata menutup hampir seluruh wajahnya dengan selimut. Menyembunyikan rona merah di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change
Fiksi PenggemarAwalnya hanya karena paksaan Shion, sang sepupu yang mengajaknya berlibur ke pulau Jeju selama seminggu. Yah, hitung-hitung sebagai liburan terakhir sebelum Hinata menjadi istri orang. Hinata coba menolak, alasannya simple, ia tak ingin jauh dari c...