memories

2.7K 346 40
                                    

Naruto tak ingat bagaimana cara ia pulang dari bar itu, yang jelas nampaknya kini ia di rumahnya. Di sebelahnya ada istrinya yang tidur dengan meringkuk, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Naruto mengusap wajahnya kasar, ia terlalu mabuk hingga sepertinya ia telah melakukannya dengan sang istri.

Itu adalah hal yang wajar, tapi baginya tentu tidak mudah. Syukurlah ia melakukannya saat tidak sadar, itu akan mengurangi rasa canggung nantinya.

Naruto memutuskan untuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin untuk menghilangkan segala yang ia rasakan pasca mabuk.

Ia melihat Shion tengah mempersiapkan makanan begitu ia keluar dari kamar. "Ohayou." Shion tersenyum padanya, wanita itu mendekat dan memperbaiki kerah kemejanya.

Naruto hanya diam, berusaha tersenyum.

Ia duduk dan mulai makan. "Shion, maaf untuk semalam." Kata Naruto setelah ia menghabiskan separuh makanan yang ada di piringnya.

Shion tersenyum, menggeleng, ia terlihat bahagia. "Aku tidak keberatan, bukankah itu adalah hal yang wajar?" Katanya lagi.

"Shion, tolong mengertilah posisiku, seharusnya ini semua tidak terjadi." Naruto berkata dengan tegas.

.

Sasuke dengan setia menunggu di luar ruangan tempat Hinata di rawat. Kemarin ia pingsan tiba-tiba dan Sasuke memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Tsunade bilang, Hinata mengalami pengembalian memori yang tiba-tiba hingga menyebabkan syok pada otaknya. Ia akan baik-baik saja.

Namun sedari pagi, saat Hinata sadar. Ia hanya terdiam tanpa mengatakan apapun. Bahkan kedua orang tua Hinata dan orang tua Sasuke pun tak mampu membuat Hinata merespon mereka.

Hinata hanya terdiam dengan tatapan kosong.

Menjelang malam Sasuke memutuskan untuk masuk ke kamar Hinata, terlepas istrinya itu mau atau tidak berbicara dengannya.

"Sasuke-kun?" Hinata bertanya, melihat Sasuke masuk ke ruangannya.

"Kau bangun? Bagaimana keadaanmu?" tanya Sasuke basa-basi. Ia mendekat, dan mendudukkan dirinya di atas ranjang Hinata, berhadapan.

"Kepalaku tidak sakit lagi." mereka lalu terdiam. "Jadi, kita akhirnya menikah." Hinata bergumam.

"Hmm, apa kau menyesal?" tanya Sasuke.

Hinata menggeleng. "Tidak, aku hanya sedikit kaget. Tapi, kalau ada orang yang akan ku nikahi, tentu saja itu harus kau." kata Hinata, tersenyum.

"Karna aku tampan kan?" tanya Sasuke dengan percaya diri.

Hinata menggeleng. "Karna kau pria pertama ku." kata Hinata pelan, membuat Sasuke terkekeh.

Mereka terdiam lagi, namun tak berapa lama, pintu ruangan Hinata terbuka. Jugoo dan Suigetsu datang.

"Nona, kami datang menjenguk." Jugoo membungkuk. Sedangkan Suigetsu langsung meletakkan sekantung penuh belanjaan yang sudah ia beli dari kemarin. Ia membawa banyak makanan manis. "Ku dengar kau sangat menyukai makanan manis nona, jadi aku membawakan beberapa."

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang