Enemy

1.5K 252 49
                                    

"Aku merindukanmu." Sasuke berkata penuh penderitaan di depan layar laptopnya. Sedangkan Hinata yang tadinya mengobrol dengannya sudah tertidur dari lima belas menit yang lalu.

Ia terpaksa pergi ke China dalam waktu dua minggu karna pekerjaan yang mendesak, Jugoo dan Suigetsu juga pergi bersamanya. Tentu saja kalau bisa ia ingin Hinata ikut, tapi istrinya itu tengah hamil besar. Ia tak tega jika harus membawanya dalam perjalanan jauh.

Ia sangat-sangat merindukan istrinya itu. Ia berusaha menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu sepuluh hari, tapi nampaknya tidak bisa. Sebagian karyawan sakit karna terus menerus ia paksa lembur, jadi mau tidak mau ia menyelesaikannya sesuai jadwal.

Hanya tinggal empat hari lagi, ia akan pulang dan menemui istrinya.

.

.

"Hinata, kenapa kau bangun pagi-pagi sekali nak?" Mikoto sedikit terkejut melihat Hinata di jam enam pagi sudah duduk di meja makan dengan semangkuk sereal.

"Hina lapar kaa-chan." Kata Hinata, menyendok sereal nya yang ia campur dengan tambahan beberapa macam buah.

"Kenapa tidak membangunkan kaa-chan? Kaa-chan masakkan sesuatu mau? "

Hinata menggeleng. "Ini saja cukup kaa-chan. Kaa-chan, nanti siang Hina ingin pergi dengan Shion. Boleh kan?"

Mikoto mengangguk. "Tentu."

Hinata tersenyum senang.

Beberapa hari ini ia memang dekat kembali dengan Shion. Mereka bertemu lagi satu bulan yang lalu tanpa sengaja saat memeriksakan kandungan.

Hinata dengan antusias mengajak Shion untuk mengikuti kelas ibu hamil yang sama dengannya. Dan dengan mudah mereka kembali dekat.

Hinata memutuskan untuk pergi lebih awal. Ia menggunakan kesempatan ketiadaan Sasuke untuk berkumpul dengan teman-temannya. Tentu ia senang jika ada Sasuke, tapi waktunya bersama teman-temannya jadi berkurang.

Tamaki akhir-akhir ini sedang sibuk dengan kuliahnya. Jadi ia tak bisa sering-sering keluar bersamanya. Dan kehadiran Shion membuatnya senang, terlebih mereka berdua tengah sama-sama hamil besar.

"Hinata, kaa-chan menyiapkan camilan siapa tau kau lapar saat di luar nanti."

"Arigatou kaa-chan, kaa-chan tenang saja. Hina hanya akan membeli beberapa pernak-pernik." Kata Hinata. Seluruh perlengkapan bayi memang sudah Sasuke, ibu dan mertuanya belikan. Bahkan lebih dari cukup. Tapi entah mengapa ia ingin pergi dan membelinya sendiri beberapa.

Hari ini ia dan Shion akan berbelanja, dan ia sengaja tidak membawa supir. Karna Shion akan menjemputnya.

Kandungan Shion dan dirinya ternyata hampir sama waktunya, ia jadi tersenyum sendiri karna pada akhirnya ia dan Shion sama-sama bisa berdamai dengan masa lalu dan menikmati indahnya masa kehamilan mereka.

.

.

"Hei Hinata, aku melupakan sesuatu yang penting. Maukah kau menemaniku mengambilnya terlebih dahulu?" Shion bertanya sambil memperhatikan jalanan.

"Tentu, hari masih lumayan pagi. Sekalian saja nanti kita bisa makan siang di luar."

"Yatta." Shion berseru senang.

"Omong-omong, pakaian kita sangat serasi hari ini. Bukankah kita terlihat seperti kembar?"

.

"Hinata, aku cuma punya rasa stroberi, apa tidak masalah?" Shion berseru dari arah dapur.

"Tidak masalah, aku bisa minum apapun sekarang." Hinata tersenyum, ia memakan bekal dari Mikoto yang berupa buah-buahan sambil menunggu Shion membuatkannya susu ibu hamil.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang