Mood Swing

2.6K 352 33
                                    

"Mmmhhh.." Sasuke masih tak membiarkan Hinata mengeluarkan sepatah katapun selain gumaman dan lenguhan, bibirnya tak membiarkannya. Di bawah guyuran shower yang dingin, tubuhnya terasa hangat.

Mungkin karna tubuh Hinata yang menempel erat padanya, dada istrinya itu entah sejak kapan tapi terlihat sedikit lebih besar. Tangan Hinata yang mencengkram rambut gondrongnya dan kedua kaki istrinya yang menjepit erat pinggangnya semakin membuatnya bersemangat bergerak maju dan mundur.

Selama sebulan ini ia selalu menuruti Hinata yang memintanya perlahan saat bercinta, dan juga Hinata juga tak membiarkannya meminta lebih dari sekali.

Namun pagi ini, saat ia melihat Hinata yang tengah bersiap memasak hanya dengan tanktop dan celana pendek membuatnya kalap.

Sekali di ruang makan tak cukup, ia melakukannya lagi di kamar mandi, dan ia takjub pada dirinya sendiri yang selalu seperkasa ini.

"A-aku capek, Sa-sasu-kun." Hinata akhirnya membuka suara, ia menggigit leher Sasuke, berharap Sasuke mendengarkannya. Tapi ia salah.

Sasuke tersentak, selama ini Hinata selalu bersikap pasif. Ini pertama kalinya Hinata seperti ini.

"Hinata." Sasuke berseru, menggeram. Ia hampir tiba, ia memacu secepat yang ia bisa dan berusaha masuk lebih dalam.

Ia terengah, mereka berdua terengah. Namun Hinata sudah separuh terlelap. Sasuke dengan cekatan membersihkan tubuh Hinata sebelum akhirnya membaringkan nya di ranjang, memakaikannya pakaian yang ia ambil asal dari lemari.

Ia menyelesaikan aktifitas paginya dengan hati bahagia. "Hime, aku berangkat dulu ne." Sasuke mencium kening Hinata yang sepenuhnya terlelap, setelah sebelumnya  meletakkan sarapan yang ia beli di nakas.

Ia sudah terlambat untuk sampai kantor kalau harus menyelesaikan masakan yang Hinata mulai tadi.

.

Indahnya suasana kantor hari ini di rasakan semua orang, terutama Jugoo dan Suigetsu yang berada dekat dengan pengatur mood suasana kantor.

"Kau sedang senang bos?" Kata Suigetsu, pengaruh suasana yang menyenangkan membuat pekerjaan mereka lebih cepat selesai.

Ia berencana membelikan nona nya makanan kecil nanti, karna mood bosnya sangat di pengaruhi oleh nona nya itu.

"Begitulah, mari makan siang bersama bagaimana?" Kata Sasuke.

Terkejut, jelas.

Makan siang bersama amat jarang terjadi, belum tentu setahun sekali. Kesempatan ini tentu tak akan mereka lewatkan begitu saja.

"Yosh.!"

Sasuke tersenyum, ia berjalan dengan beberapa karyawannya. Ia berpenampilan seperti karyawan pada umumumumnya, bertingkah seperti karyawan jika di luar ruangannya.

Sedangkan sang ayah, menjabat jabatan yang lebih tinggi darinya jika di kantor. Seorang manager.

Sasuke dan karyawan lain baru akan keluar gedung saat seseorang datang dari parkiran, di tangan kirinya memegang helm, dan terlihat sangat cemas.

Ia mencengkram kerah jas yang Sasuke kenakan. "Mana Hinata?" Katanya.

"Di kampus mungkin, ia bilang ada kuliah jam sepuluh pagi, ini aku baru mau menelfon dan menanyakan apa dia sudah makan atau belum." Sasuke menjelaskan pada orang yang bahkan ia tak kenal siapa.

"Ah, Tamaki." Suigetsu berseru menghampiri. "Semuanya, pergilah duluan, dia adalah temanku, kami akan berbincang sebentar." Suigetsu mengisyaratkan pada yang lain agar pergi ke restoran lebih dulu.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang