Hanya dalam kurun waktu dua hari lagi untuk Juyeon bisa keluar dari rumah sakit. Keadaannya semakin membaik dari hari ke hari. Wajah ceria yang selama ini menjadi ciri khas dari Juyeon perlahan kembali setiap Younghoon memutuskan untuk sering menjenguknya.
Sangyeon terbilang jarang untuk menemuinya. Setiap pria itu menjenguknya, Juyeon mungkin sedang tidur sehingga ketika ia bangun, Juyeon hanya menemukan sebuah buket bunga dan sebuah memo kecil yang ada di dalamnya. Bertuliskan ucapan doa untuk kesembuhannya dan nama dari si pencantum itu sendiri.
Tidak heran saat ini ia nampak tersenyum tipis melihat kebahagiaan yang ada di kedua wajah anaknya saat dokter mengabarkan hal baik tersebut. Meskipun ia sedikit merasa tidak suka begitu Younghoon tanpa pikir panjang langsung memeluk Juyeon tanpa peduli jika ia juga ada disini. Menyaksikan kebahagiaan mereka.
"Kalau begitu saya permisi, Tuan Sangyeon." Sang dokter memutuskan pamit meskipun tidak mendapatkan sahutan apa-apa dari si pemilik nama yang saat ini sedang memperhatikan interaksi kedua anaknya.
Pria itu berangsur menghampiri mereka. Sekedar menyela akan apa yang sedang dilakukan Younghoon terhadap Juyeon dengan menyentuh pundak yang lebih muda dengan sebuah senyum manis terukir pada wajah tampan dari pria tersebut. Mau tidak mau Younghoon langsung melepaskan dekapannya pada Juyeon.
"Ayah akan menjemputmu saat kamu sudah diperbolehkan untuk pulang nanti," ujarnya sekedar untuk berbasa-basi. Sangyeon akui, ia tidak punya hal penting untuk disampaikan kepada Juyeon. Kecuali untuk fakta dimana ia senang jika Juyeon sebentar lagi akan pulang ke rumah.
Hampir sebulan ia merasa tidak punya alasan untuk pulang ke rumah karena disana tidak ada Juyeon yang menyambut kepulangannya seperti biasa. Terlebih Younghoon lebih senang menghabiskan waktu berdiam diri di rumah sakit ketimbang di rumah.
Juyeon tersenyum lebar. Semakin menambah kesan manis pada wajah serupa dengan bayi tersebut. "Terima kasih, Ayah!" Pekiknya senang. Ia pikir sikap Sangyeon telah berubah kepadanya karena akhir-akhir ini pria itu cenderung perhatian pada kondisinya. Tidak seperti dulu, tentu saja.
Nyatanya Sangyeon sedang memikirkan apa saja yang nanti akan ia lakukan kepada Juyeon saat di rumah nanti.
.
[Limerence]
.Mungkin karena memang ia merasa lebih dekat dengan sosok Younghoon yang sering perhatian kepadanya membuat Juyeon tidak ragu untuk menunjukkan sifat manjanya. Younghoon selalu merawatnya selama ia berada di rumah sakit. Sosok Younghoon mengingatkannya kepada Eunseo yang sangat menyayanginya. Juyeon bisa merasakan betapa lelaki itu peduli kepadanya sebagaimana perasaan seorang kakak kepada adiknya.
"Nggak pengen tidur?" Tanya Younghoon ketika dirasa mereka hanya ada berdua di dalam kamar inap Juyeon begitu tadi Sangyeon memutuskan untuk pergi karena ada urusan pekerjaan yang belum diselesaikan.
Juyeon menggelengkan kepalanya. Masih mencari celah nyaman pada ceruk leher Younghoon yang sedang duduk di atas sofa panjang di ruang rawatnya dengan ia yang duduk di atas pahanya.
Tangan lelaki itu telah melingkar di pinggang sang adik sekedar untuk menjaga agar Juyeon tidak terjatuh sementara si manis nampak nyaman memeluk Younghoon dengan kaki yang sedari tadi melingkar pada pinggang Younghoon. Sambil memejamkan mata, kepalanya kini telah tersandar tepat di bahu milik kakaknya. Persis seperti koala.
Sikap peduli yang saat ini Younghoon perlihatkan kepadanya menjadi sebuah kehangatan tersendiri bagi benaknya. Younghoon benar-benar seperti kakak yang baik sekarang. Juyeon teramat menyukainya sehingga ia tidak ragu untuk menunjukkan sifat manjanya. Dan Younghoon sepertinya tidak keberatan dengan itu. Justru ia menyukai sisi lain Juyeon yang sekarang lebih terbuka kepadanya. Setidaknya Juyeon tidak lagi menganggap asing akan kehadirannya dan sang ayah.
.
[Tbc]
.tripple up buat hari ini <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence +Sangju
Fanfiction#1 - sangyeon (29/10/2024) Semuanya bermula dari Sangyeon yang menikahi Eunseo. [Lee Sangyeon - Lee Juyeon]