vinte e cinco

243 31 3
                                    

"Kak Younghoon," Juyeon memanggil lirih. Ia masih bisa tersenyum dengan getir, tentunya tatkala bersitatap dengan sosok Younghoon yang terbaring dengan tak berdaya diseberangnya. "Udah, ya ... nangisnya."

Yang dipanggil tak dapat menahan segala emosinya. Ia terisak pelan, sungguh perih melihat keadaan Juyeon yang sekarang. Mengenaskan. Younghoon keheranan, Juyeon tak punya kesalahan apapun kepada mereka—yakinnya, jadi patutkah dia mendapat hukuman tidak manusiawi semacam itu?

"Maaf, Juyeon."

Si manis mengulum birainya. Ia masih menatap Younghoon dengan sedemikian rupa. Tak ingin menunjukkan kepada lelaki itu perihal kondisi fisiknya yang terasa begitu sakit hingga membuatnya merasa ingin pergi sekarang juga, jadi ia berupaya untuk terlihat ceria seperti biasa.

"Gara-gara keluarga gue, sama kurangnya kepekaan gue sama mereka, lo jadi begini. Maaf, Juyeon. Gue janji bakal bawa lo kabur dari sini. Secepat mungkin! Tapi ..." —Kakak nggak bisa, badan Kakak lumpuh total. Nggak ada yang bisa diandelin buat bantu lo pergi.

Juyeon hanya termangu. Netra badamnya justru dilarikan ke lain arah demi menghindari tatapan Younghoon yang kian membuat dadanya terasa sesak. "Kak Younghoon kabur sendirian aja, ya?"

Kedua lengannya yang kini terpasung, digerakkan acak oleh empunya. Juyeon mendesah panjang, diangkatnya pandangnya ke depan.

"Aku—"

DUAGH!

.
[Limerence]
.

"Sialan!" Sangyeon berteriak murka seusai mencengkeram kuat kerah kemeja putih yang dipakai oleh Hyunjae. Tak berangsur lama, dilepaskanlah kedua tangannya tadi. Pria itu lantas berjalan menjauh darinya sambil mendesis frustasi.

Pemiliknya justru hanya tersenyum merespon kemarahan Sangyeon tadi. "Anak lo udah nggak berguna lagi, Yeon. Dia kira, dia cukup mampu buat ngasih janji buat ngeluarin Juyeon dari sini pakai badan lumpuhnya itu."

"Gue nggak pernah nyuruh lo buat singkirin dia!" Pria yang lebih tua menatap lemas ke arah puteranya yang terbaring kaku di atas bangsal-dalam keadaan meregang nyawa dengan kepala yang sudah terlepas dari lehernya.

Hyunjae mengernyit, "Lalu?" Pria itu berjalan mendekati Sangyeon yang nampak begitu gelisah akan kematian sang anak. "Apa untungnya kita biarin Younghoon tetap hidup?"

Sangyeon menatapnya dengan tajam. Perasannya terbilang sangat kacau sekarang. Ia perlu menenangkan dirinya untuk sejenak. Maka dari itu, segeralah ditinggalkannya sosok Hyunjae yang masih betah berdiam diri di belakangnya.

Pria itu tersenyum miring.

"Lo selanjutnya."

.
[Limerence]
.

Juyeon benar-benar dilanda trauma berat, dampak dari tragedi mengenaskan yang menimpa Younghoon. Jangankan berani menatap Hyunjae, mendengar suara langkah kaki yang entah milik siapapun membuatnya langsung menjerit ketakutan.

Kewarasannya seperti hilang dalam seketika. Terkadang ia tertawa tanpa sebab sama sekali, kemudian menangis tersedu-sedu secara bergiliran. Binar keceriaannya hilang, serta ia juga tak mau menerima asupan makanan sama sekali hingga akhirnya didiagnosa mengidap anorexia*.

Keadaannya memburuk setiap harinya. Psikiater dipercayakan oleh kedua orang itu untuk sekedar mengurai gejala sakit mental yang dialami oleh Juyeon, namun jelas prosesnya akan memakan waktu yang cenderung sangat lama karena ia dibiarkan begitu lama mendekam dengan bayangan traumanya.

Meskipun begitu, Juyeon tetap diperlakukan secara biadab, seperti biasa. Disekap di tempat yang sulit dijangkau oleh khalayak ramai, terus dipasung dan sama sekali tak dibiarkan untuk melepaskan diri barang untuk sebentar saja-dan mau tak mau, Juyeon harus buang air di tempat itu juga, serta tanpa absen setiap harinya akan ... dirudapaksa.

"Kakak, Juyeon ... hihi, mau ... mati. Boleh, ya?"

Begitu yang setiap hari didengar oleh Jacob, psikiaternya, setiap mereka bertemu. Pria itu kemudian, menatap sekitarnya dengan hati-hati. Agaknya keduanya sedang sibuk hingga tak bisa menemani hari ini. Diambilnya sebilah kapak kecil dari tasnya.

"Jangan berisik, oke? Saya bakal bantuin kamu untuk keluar dari sini."

.
[Tbc]
.

pura-pura gatau aja ya endingnya kayak gimana 🤥

Limerence +Sangju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang