oito

972 151 18
                                    

Younghoon menapakkan kakinya keluar dari bandara. Lelaki dengan visual di atas rata-rata tersebut melirik ke berbagai arah. Mencari entitas imut yang tadi berjanji akan menjemputnya dan mengajaknya pulang ke rumah bersama.

"Kak Younghoon!" Teriakan tersebut menggema. Membuat Younghoon langsung menoleh ke depan. Senyumannya mengembang begitu saja ketika iris tajamnya melihat sosok Juyeon berdiri tidak jauh darinya sembari mengayunkan tangannya ke atas udara. "Di sini!" Teriaknya untuk yang kesekian kalinya.

Maka dari itu, tanpa berpikir panjang, lelaki tersebut langsung berlari menghampiri Juyeon. Sementara sang adik terus-menerus tersenyum manis sehingga membuat berbagai pasang mata yang ada di bandara menaruh perhatian ke arah si anak kucing.

"Kak—?" Bola matanya melebar ketika sang kakak tiba-tiba memeluk erat tubuhnya. Mengabaikan pandangan orang-orang yang tengah menatap mereka. "K-kak Younghoon?" Gumamnya pelan. Pipi chubby-nya kini telah memerah sepenuhnya ketika nafas hangat milik Younghoon menerpa daun telinganya.

"Kangen," Deru Younghoon tepat ditelinganya. "Gue kangen banget sama lo, Ju." Younghoon melepaskan pelukan mereka. Kedua tangannya kini menangkup pipi merona sang adik dengan mata yang tak lepas memandangi wajah cantik milik yang lebih muda. "Selama gue pergi perasaan gue nggak tau kenapa malah nggak enak mulu. Bawaannya kepikiran lo terus, takut hal buruk terjadi sama lo selama gue nggak ada. Lo beneran nggak apa, kan?"

Juyeon terdiam sesaat. Berusaha mencerna semua maksud dari Younghoon tadi. Jadi, selama ia menemani Ibu mereka pergi, Younghoon terus-menerus memikirkannya?

"Aku nggak apa, kok," Sahut Juyeon sembari tersenyum.

"Yakin?" Younghoon tidak tau mengapa, tapi ucapan Juyeon seakan terdengar seperti orang yang ragu akan jawabannya sendiri. Namun, anggukan yang berasal dari Juyeon membuat Younghoon perlahan menghela nafas lega.

"Lo mau jalan-jalan nggak?" Juyeon mengulum bibir tipisnya mendengar pertanyaan Younghoon. Selama Younghoon tidak ada, ia memang selalu dikurung di dalam rumah. Tidak diperbolehkan kemana-mana oleh Ayahnya. "Tapi, sekolah—"

"Udah, nggak usah. Sekali-kali lo bolos, lagian ntar kalau dimarahin Ayah biar gue yang tanggung jawab."

Tangan yang lebih muda langsung ditarik menjauh oleh Younghoon. Ia tau jikalau Juyeon nantinya pasti akan menolak ajakannya dengan berbagai sanggahannya. Dengan melakukan paksaan seperti ini, Juyeon pasti tidak akan menolaknya.

Akan tetapi, ringisan pelan Juyeon langsung membuat Younghoon menghentikan aksi berlarinya. "Lo kenapa, Ju? Kaki lo sakit, ya?" Tanya Younghoon yang kini tengah berjongkok tepat didepan kaki milik adiknya.

"Nggak tau, kayaknya ini bekas tadi pas jatuh dari tangga." Juyeon menggigit bibirnya. Kebiasaan yang biasanya muncul setiap Juyeon berbohong.

"Parah banget emang? Kita ke rumah sakit dulu atau—"

Juyeon menggeleng, "Jangan! Tadi udah diobatin sama Ayah, jadi udah agak mendingan."

Younghoon nampak berpikir terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangguk. Lelaki itu kemudian berbalik, menghadapkan punggungnya ke arah Juyeon yang nampak masih belum mengerti akan maksud dari perilaku Younghoon tersebut.

"Ayo, naik!" Namun, Juyeon masih tetap bertahan di posisi diamnya. "Kok, ngelamun? Cepetan, biar gue gendong lo seharian ini."

Menurut, Juyeon lantas mengikuti arahan dari sang kakak. Kedua tangannya kini melingkar di leher milik Younghoon, sementara dagunya kini bertumpu di atas pundak kanan sang kakak. "Kak, aku berat, lho."

"Nggak tuh, biasa aja." Mendengar hal itu, Juyeon langsung menjatuhkan kepalanya di atas pundak Younghoon. Terlalu malu untuk sekedar mengangkat kepalanya begitu tadi tanpa sengaja ia melihat ke arah sekitar bandara—dimana orang-orang berlalu-lalang disekitar mereka sembari memperhatikan interaksi keduanya.

Berbeda dengan Younghoon yang hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari yang lebih muda.

.
[Tbc]
.

Pengen gabungin dua chap jadi satu biar lebih panjang, jjjkkdjdkd mau nyoba ngetik sampe 1k+ kata lagi kayak dulu tapi gatau kenapa keknya dah nyaman banget ngetik chap pendek :')

Bagi tips rajinnya dong, biar bisa ngetik sampe lupa ternyata udah lebih 3k+ kata gitu :(

Limerence +Sangju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang