#13

629 58 26
                                    


Annyeonghaseyo yeorobun 👋

Back again!

Maafkan aku karena membuat yulsic semakin rumit hehe 😋

Terimakasih yang sudah support melalui vote dan komen ❤️

Silahkan tinggalkan kesan dan pesan di kolom komentar tentang FF ini. Karena jujur aja aku gatau kalian suka atau engga sama alurnya sejauh ini.

Happy Reading and Sorry For Typo
.
.
.
.
.





Waktu terus berlalu, seperti air yang selalu mengalir. Dan waktu terus berganti, seperti kita yang terus menua. Akankah luka ini tidak bisa berlalu dengan bergantinya waktu. Akankah kenangan ini tidak bisa mengalir seperti aliran air. Atau dirimu yang tidak bisa menua dalam ingatanku.

-Jessica Jung











































#####

Jessica Pov

Hampir 20 menit yuri memelukku dan ia tidak berniat melepaskannya. Aku pun dengan sabar mengusap punggungnya. Berharap yuri juga tenang seiring usapanku di belakang punggungnya.

"Yul. Lepaskan pelukan ini. Sampai kapan kau akan memelukku seperti ini?" entah untuk ke berapa kalinya aku sudah membujuk Yuri seperti ini.

Kurasakan Yuri menggeleng di dalam pelukanku. "Andwae, andwae. Kenapa kau selalu ingin melepaskan pelukanku? Aku tidak akan melepaskanmu kali ini" Yuri kembali menangis padahal selama 20 menit tadi ia sudah tenang.

"Yul.. Tenanglah.. Aku hanya ingin kau melepaskan pelukanmu, dan aku tidak berniat meninggalkan mu" jelasku agar Yuri mau mengerti.

"Kau bisa bicara seperti itu sica. Tapi jika aku melepaskan pelukan ini. Kau akan lari dariku lagi"

"Yul, aku sudah berjanji pada hyomin untuk menjagamu. Mana mungkin aku meninggalkanmu?"

"Andwae. Aku ingin seperti ini terus" Yuri masih bersikeras. Aku sudah membujuknya dari tadi namun ia tetap tidak mau mengerti. Jadi jalan satu-satunya..

"Jika kau masih keras kepala. Mungkin aku akan benar-benar pergi yul" ancamku padanya. Tentu saja aku hanya berbohong.

"Sica..hiks.. Jangan pergi jebal hiks.."

Dan ancamanku semakin membuatnya histeris. Aku tidak berniat pergi seperti ancamanku. Aku hanya berniat mengancamnya agar ia mau melepas pelukannya.

"Yul, jangan menangis lagi eoh.." Aku mengusap punggungnya lagi.

"Baiklah, aku berjanji padamu aku tidak akan pergi. Aku sudah berjanji dan kau tahu aku bukan orang yang akan mengingkari janji kan? Jadi tenanglah, dan aku harus membersihkan kamarmu ini yul." Aku masih bertahan membujuk yuri. Dan memang benar aku ingin merapikan kamarnya yang sangat berantakan.

Ia melepaskan pelukannya dan menatapku penuh harap. "Kau berjanji sica?"

Aku menatapnya. Agar ia tahu aku tidak sedang berbohong. "Eoh. Aku berjanji"

Aku berniat beranjak saat yuri dengan cepat menahan lenganku. "Kau mau kemana sica?"

"Aku ingin membersihkan kamar ini yul, dan kau harus membersihkan dirimu yang berantakan ini"

REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang