Maaf baru update huhuhu.. Kehalang Real Life..
Yeah.. Semoga chap ini menghubur kalian ♥
Happy Reading and Sorry For Typo
.
.
.
.
.#####
Dulu - 2011 (Musim Panas)
"Siapa yang ingin kau temui?" tanya manajer oppa yang duduk dibalik kursi kemudi bertanya pada Jessica yang duduk di kursi penumpang.
Jessica memejamkan mata nampak enggan membuka mata. "Seorang teman. Oppa tidak mengenalnya, dia teman semasa sekolahku"
Manajer oppa melihat sekilas pantulan Jessica melalui kaca spion mobil. "Arraseo. Nanti pukul 02.00 aku akan menjemputmu. Kau harus melanjutkan shootingmu. Jangan sampai lupa eoh"
"Kau mengatakan hal yang sama padaku berkali-kali oppa" Jessica membuka matanya lalu memberengut. "Kau harus segera menikah dan mengomeli anakmu sendiri"
"Kau juga harus segera mencari kekasih" ucap manajer oppa dengan sinis. "Kau akan merasakannya nanti. Ketika kau mengomel padanya karena peduli. Aku seperti ini karena peduli padamu juga dengan yang lain"
"Oh.. Yeah.." Jessica terkekeh. "Aigoo.. Aku sangat terharu" Jessica membuat raut wajah terharu namun terlihat menyebalkan. Manajernya yang hanya bisa melihat satu artisnya itu melalui pantulan kaca spion. Ia menggeleng kepala. Cukup mengerti dengan watak satu persatu artisnya. Termasuk Jessica, yang suka menggoda para manajer.
Mobil yang di kendarai oleh manajernya berhenti di basement sebuah gedung. "Jika kau butuh sesuatu hubungi aku. Ini sudah malam, jangan keluar sembarangan dengan temanmu itu" manajernya memperingati Jessica sambil menoleh untuk melihat gadis itu.
"Tidak usah khawatir oppa. Aku yang terlalu lelah tidak akan bisa keluar dan membuat skandal yang bisa merugikan agensi" sindir Jessica.
"Aigoo.. Kau sensitif sekali" manajernya sama sekali tidak kesal malah terkekeh.
"Hhhhh.." Jessica membuang nafas secara kasar. Membuka pintu mobil lalu melihat manajernya lagi. "Aku tidak bisa berbicara seperti ini pada seseorang yang sangat patuh pada perusahaan" setelah mengucapkan itu Jessica melenggang keluar dari mobil.
Manajernya ikut membuka pintu mobil namun tetap duduk di tempatnya. "Ya! Aku akan mengadukanmu jika seperti itu!"
Jessica yang sudah berjalan tidak mau repot untuk menoleh kebelakang melihat manajernya yang sedikit berteriak padanya. Ia hanya tertawa sambil membentuk tanda "Oke" melalui jarinya.
Baik Jessica atau manajernya sudah sangat biasa melakukan hal-hal seperti tadi. Mereka hanya becanda untuk mengurangi stress bekerja. Salah satu manajernya itu pun memang sangat sering mengantar Jessica untuk jadwal individunya. Jadi baik Jessica atau manajernya sudah menaruh kepercayaan pada satu sama lain.
Di dalam lift Jessica melihat jam tangan yang ia kenakan. Pukul 20.30, padahal ia sudah berjanji akan datang pukul 7 malam. Jessica membuang nafas lelah karena tahu ia sudah sangat terlambat. Seseorang pasti sudah menunggunya sedari tadi.
Setelah berada di depan sebuah unit apartemen. Ia segera memasukkan sandi apartemen dan melenggang masuk. Suasana rumah sangat temaram. Lampu rumah sudah diganti dengan lampu tidur. Jessica sudah mengira jika pemilik rumah sudah tidur tanpa menunggunya datang.