14. Ilang Sangkan Paran

662 89 32
                                    

Sudah genap satu putaran bulan, yang dinantikan oleh Mirah adalah ketika bulan sedang membulat sempurna. Tapi itu masih perlu beberapa hari lagi, Mirah akan sabar menunggu. Baginya hari-hari berikutnya juga tetap akan sama, dia akan berada di ruangan ini hingga Ibu menjemput dan mereka berlibur ke Villa di kebun teh.

Mirah menyentuh jendela yang berada tepat di depannya. Jendela itu terbuat dari kaca yang semakin lama semakin buram, ada teralis besi terpasang sempurna. Dengan kaca buram seperti ini tidak mungkin ada yang bisa memandang menembus masuk. Mirah tidak keberatan meski jendela kaca itu dari luar debunya kian menebal. Mirah tetap akan bisa memandang ke mana pun.

Tapi ada tempat yang Mirah tidak bisa kunjungi, tempat itu begitu jauh dan tertutup. Bagaimana pun memaksa Mirah masih tidak mampu. Mirah hanya mendengar, ada Raja Diraja yang berada di sana dan mengendalikan semesta. Siapa Dia Mirah tidak tahu. Mirah hanya tau makhluk yang tercipta dari api yang begitu kuat. Makhluk itu memiliki banyak pengikut baik dari bangsa jin dan manusia.

Hal yang gaib memang selalu lebih banyak membicarakan jin, padahal masih banyak yang lain daripada itu. Manusia juga memiliki sisi gaib, ruh yang berada di tubuh itu juga gaib. Makhluk bercahaya yang selalu turun menjelang fajar itu juga gaib, juga entah apa namanya yang memiliki kekuatan maha dahsyat itu. Siapa Dia Mirah ingin tahu, tapi kepada siapa Mirah harus bertanya.

Sekali lagi suara lantang dari rumah yang jauh di sana berkumandang, hari ini sudah berbunyi 5x kenapa masih juga dibunyikan lagi. Mirah baru mengingat, biasanya memang mereka membunyikannya 5x sehari. Entah apa gunanya, Mirah hanya melihat beberapa orang saja yang hadir memenuhi panggilan itu.

Ibu dan Bapaknya tidak pernah datang, entah kenapa Mirah tidak ingin bertanya. Bapaknya terlalu sibuk di perkebunan, sementara ibunya terlalu sibuk mengawasi para pekerja. Padahal mereka sudah mempunyai dirinya, kenapa mereka masih juga menghabiskan waktu dengan lelah bekerja. Mirah lupa, uang dan emas tidak jatuh dari langit. Punya pesugihan pun manusia tetap harus bekerja dan mengorbankan sesuatu. Tidak ada yang gratis di dunia ini, termasuk persekutuan dengan setan.

Telinga Mirah mendengar cekikikan tawa dari kamar mandi, suara itu hanya bergema di dunia yang lain tanpa mampu menembus alam manusia. Makhluk itu lagi, yang demikian usil dan genit mengganggu kehidupan manusia. Sesosok makhluk berwujud perempuan berambut panjang melampaui bokong dan berpakaian putih polos.

Wajahnya masih tergolong cantik bagi bangsa mereka, entah bagi manusia. Sepasang mata yang sedikit lebar daripada mata manusia, hidung yang sedikit mancung. Anggap saja makhluk itu cantik, apalagi dengan bibirnya yang garisnya hingga melampaui pipi. Bila dia tertawa mulutnya yang lebar juga giginya akan terlihat. Dia makhluk yang selalu bahagia, dia kerap tertawa.

Makhluk laknat ini sedang menunggui seorang abdi yang sedang berhajat di dalam kamar mandi. Mungkin abdi itu masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengucap mantra, bila manusia mengucap mantra maka makhluk seperti itu tidak akan bisa masuk bersama manusia. Mereka memang gemar berada di kamar mandi, yang mana lekat erat dengan yang namanya kotoran.

Seandainya manusia matanya bisa menembus alam gaib, pasti mereka geli ketika tahu mereka sedang telanjang dengan dikerubuti makhluk dengan wujud macam-macam. Ketika mereka buang hajat pasti akan merasa jijik melihat ada mulut menganga yang siap menampung segala kotoran. Juga makhluk yang ikut menjilati kelamin ketika manusia melakukan onani di kamar mandi.

Ya memang punya ilmu itu penting, menguasai mantra untuk perlindungan diri perlu. Kebiasaan yang baik itu juga perlu. Para manusia itu, menggantung handuk dan baju kotor di kamar mandi, merendam cucian di dalam kamar mandi, para makhluk itu begitu menyukainya. Mereka menjilati seakan itu adalah makanan yang sangat sedap. Mau bagaimana lagi, memang makanan dari kaum mereka itu beragam. Tidak semua makan dari yang baik, ada juga yang makan sesuatu yang dianggap menjijikkan bagi manusia.

BungsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang