[Beautiful Nerd] - Reuni Sekolah dan Sesuap Kue

5.6K 947 71
                                    

Aku tak pernah membayangkan kalau aku cukup gila untuk datang ke acara reuni sekolah yang mensyaratkan tamunya untuk mengenakan seragam masa sekolah kami. Lebih gilanya lagi, aku memutuskan untuk mengikuti aturan tersebut. Kadang aku merasa sebal dengan diriku sendiri yang terlalu kaku terhadap aturan.

Nyatanya, sesampainya aku di lokasi di mana acara farewell party kami dulu berlangsung, hanya aku lah yang mengenakan seragam sekolah kami. Bahkan Radith pun mengenakan setelan kemeja biasa dipadukan dengan celana jeans. Dia mengkhianatiku dengan tak memberitahuku. Kurang ajar. Sekarang aku harus bertahan mengenakan seragam yang kini tampak pas di tubuhku. Yah... hanya bagan roknya yang sepertinya menyusut dan tampak lebih pendek daripada seharusnya yang kuingat.

Untungnya aku tak jadi menata rambutku dengan bentuk kepang dua seperti masa sekolah dulu. Aku cukup bijaksana dengan menata rambutku lurus serapi mungkin dan memoleskan sedikit riasan pada wajahku.Oh, tak lupa, kaca mata besarku.

Aku menghampiri Radith yang datang bersama pasangannya--entah perempuan mana aku bahkan tak mengenalnya, sepertinya kenalan baru. Permpuan itu jelas amat cantik dan aku tahu, Radith pasti sedang bersiap-siap kalau Lova juga hadir dalam acara ini. Yah, Radith memang paling tahu cara memilih perempuan cantik.

Radith tampak mengobrol seru bersama mantan anak-anak basket sekolah. Mataku langsung mencari sosok Kenio di antara teman-teman Radith tersebut dan lelaki itu tak ada di sana. Sepertinya Radith benar, Ken tak akan datang. Entah kenapa hal itu membuatku kecewa. Jangankan memintaku datang bersamanya ke acara reuni sekolah, Ken sepertinya memang tak menyukai acara semacam ini.

Sebelum aku sampai di tempat Radith, seseorang menepuk bahuku besemangat. Aku lekas menoleh dan menyadari bahwa orang itu adalah Daisy, versi lebih berisi. Dia datang bersama pasangannya juga seorang bocah lelaki berusia dua tahun yang tampan dan menggemaskan.

"ADIS!" seru Daisy girang. Dia memelukku erat saking senangnya dan aku balas memeluknya. "Kamu makin cantik!" puji Daisy.

Aku hanya tersenyum malu-malu. "Maksudmu, aku sudah nggak seurakan dulu?"

Daisy hanya tertawa. "Kamu datang sendiri?" tanyanya. Aku pun mengangguk serba salah.

"Kamu datang dengan keluargamu?" aku balas bertanya.

"Oh, iya. Ini suamiku, Gian, dia seorang dokter, dan ini putra kami yang baru berusia 2 tahun, Jerian. Maaf nggak mengundangmu ke pernikahan kami, acaranya dilangsungkan di luar pulau."

Gian yang sedang menggendong putra mereka mengangguk seraya tersenyum menyapaku.

Aku mengangguk memaklumi. "Bisa kulihat kamu bahagia sekali setelah menikah."

Sudut bibir Daisy tertarik lebar, tak mampu menutupi fakta yang baru saja kusebutkan. Apakah menikah benar-benar semenyenangkan itu? Lalu, kenapa ada pasangan yang memilih bercerai?

"Bukankah seharusya kita mencari anak-anak klub matematika?" tanya Daisy.

Aku mengangguk membenarkan. "Hm... aku juga baru datang dan belum menemukannya. Ayo, kita cari."

Daisy melingkarkan tangannya pada lenganku dan membawaku ke bagian barat halaman. Di perjalanan kami sempat melihat para mantan Zenbu's angel--Arleta, Marinka, dan Tiwi--yang masih tampak menawan seperti dulu. Wah... benar-benar tidak adil. Apa mereka tidak menua sama sekali?

Sial. Aku benar-benar jadi perhatian karena hanya aku sendiri sepertinya yang mengenakan seragam sekolah kami. Rasanya aku ingin kabur secepat mungkin dari acara ini kalau saja Daisy tak menyeretku untuk mengelilingi nyaris seluruh tempat. Gian yang sudah lelah mengimbangi langkah bersemangat Daisy bahkan memilih untuk menepi dan menikmati minuman dan kue-kue bersama putra mereka.

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang