[Beautiful Nerd] - Kekacauan Lain

2K 324 26
                                    

Dulu sekali aku pernah duduk di sebelah Mama dan menonton sebuah sinetron. Kalau dingat-ingat, kenapa ceritanya jadi mirip dengan kisah Arianda, ya? Aku kira hal-hal semacam itu cuma terjadi di balik layar televisi aja.

Sekarang, melihat kasusnya secara nyata, pikiranku justru kosong. Aku yang biasanya terlalu banyak berpikir, kali ini otakku justru tak dapat bekerja. Sepanjang perjalanan pulang dengan taksi, aku hanya berharap sopir taksiku tak memiliki niat jahat kepadaku karena mungkin aku tak akan sadar sekalipun mobil yang kutumpangi membawaku ke tujuan yang salah.

Menyadari kenyataan bahwa Kenio selama ini berbohong--tidak, lebih tepatnya, menutup-nutupi sesuatu dariku, aku jadi berpikir kembali...

Sejauh apa aku mengenal Kenio? Siapa dia? Apakah aku yakin ingin menikahi pria itu?

Pikiran itu yang terus berputar ketika aku sampai di halaman rumahku pada sore hari menjelang petang. Hanya menenteng tas, tanpa kantung belanja apapun pada akhirnya.

Saat kubuka pintu rumahku, yang kudapati di ruang tamu sudah ada Ken duduk dengan wajah cemas dan Radith yang duduk di sebelahnya dengan mimik serius. Situasi apa lagi ini? Kenapa aku bahkan nggak sadar ada mobil Radith dan Ken yang terparkir di garasi?

Ken otomatis berdiri dan menyambutku. "Adis... aku..."

Aku memandangi Ken dari atas hingga bawah. Pakaiannya tampak cukup santai meski ia mengatakan hari ini ada pertemuan sangat penting yang harus ia hadiri.

"Aku kira kamu ada pertemuan penting hari ini? Apa menyangkut soal Arianda juga?" tanyaku dingin seraya berjalan melewati Ken dan duduk di sebelah Radith.

"Siapa itu Arianda?" tanya Radith penasaran.

Aku menyilangkan tanganku di depan dada. "Oh, dia itu sahabat Ken sejak kuliah yang baru kukenal hari ini secara nggak sengaja dan sebagai informasi tambahan, tebakanku, dia seorang artis. Wajahnya cantik sekali, bahkan Lova sekalipun nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengannya. Kamu pasti naksir," kisahku berapi-api kepada Radith dalam satu tarikan napas.

Ken menarik napas panjang, lalu ikut duduk di kursi seberangku dan Radith, persis seperti terdakwa yang siap dihakimi.

Aku dan Radith sama-sama melipat tangan di depan dada.

"Sekarang, aku mau tahu kenapa kamu merasa perlu menutupi persoalan ini dengan embel-embel 'kesibukanmu' itu?" tanyaku kepada Ken. Wajah Ken tampak serbasalah.

"Kenapa juga lo nggak pernah mengenalkan sahabatmu itu ke gue?" tambah Radith yang langsung membuatku mendelik ke arahnya.

"Maaf, tapi ini masalah hubunganku dengan Kenio. Bisa nggak kamu menyingkir dulu?" kataku kepada Radith.

"Justru karena ini menyangkut kamu, saudara kandungku yang paling aku sayang. Aku nggak akan tinggal diam kalau sampai Ken nyakitin kamu!" jawab Radith bersemangat.

Lalu saat itu juga Ken berdeham itu menarik perhatian kamu. "Boleh saya bicara sekarang?"

Aku dan Radith berhenti berdebat lalu mempersilakan Ken untuk bicara.

Mata Ken tertuju padaku, memadangku lurus-lurus, namun aku tak bisa membaca ekspresi lain dalam wajahnya selain rasa cemas yang coba ia redam. Kalau kuperhatikan lagi, sepertinya Ken sudah tak mencukur bulu-bulu di sekitar rahangnya selama beberapa waktu. Wajah Ken jadi mirip seperti John Wick kalau saja rambutnya tumbuh panjang sebatas bahu.

"Adis, aku minta maaf karena selama ini sudah menutupi persoalan ini kepada kamu. Bukan karena aku nggak ingin mengenalkan kamu dengan Arianda, tapi kami- aku, Keynan, dan Arianda- berusaha menutupi agar kasus ini nggak semakin besar, apalagi dengan status Arianda yang banyak dikenal masyarakat."

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang