[Beautiful Nerd] - Keusilan Radith

6.7K 951 31
                                    

Sewaktu kami masih kecil—sekitar usia delapan atau sebilan tahun, Radith pernah menumpahkan saus sambal satu botol ke dalam mangkuk mie instanku. Saat itu cuaca di luar sedang hujan, kami baru saja kembali dari sekolah setelah mobil jemputan sekolah kami selamat menerjang banjir. Perutku benar-benar lapar dan aksi Radith itu tentu saja mengundang emosiku.

Kala itu aku mengomeli Radith habis-habisan, melihatnya tertawa senang setelah melakukan perbuatan tersebut tanpa perasaan bersalah. Kami bertengkar hebat, hingga akhirnya tangisku pecah karena kesal.

Malamnya, begitu Papa pulang ke rumah, aku mengadu dan Radith benar-benar diomeli dan diberi hukuman. Menurut Papa sifat usil Radith itu sudah keterlaluan. Malam itu, Radith dihukum dengan disuruh mencuci piring makan malam menggantikan tugas asisten rumah tangga kami kala itu.Namun, keusilan Radith tak berhenti sampai di sana.

Ketika kami menginjak bangku SMP, pertama kali Radith mulai mengenal perempuan, dia pernah masuk ke kelasku saat kami istirahat. Radith memintaku mengikutinya dan aku menurut saja waktu itu. Tak tahunya, Radith membawaku ke kelas salah satu perempuan yang terus mengejarnya dan mengatakan kalau dia tak suka dengan perempuan itu. Dia mengaku-ngaku kalau aku adalah pacaranya padahal jelas sekali wajah kami hampir tak ada beda kecuali tahi lalat yang bertengger manis di atas bibirku serta bentuk hidung Radith yang lebih ramping dan rahangnya yang lebih tegas. Kalau saja perempuan itu sedikit lebih pintar dan mau mencari tahu lebih jauh, lebih dalam, dia akan tahu kalau Radith berbohong.

Setelah keluar dari kelas perempuan tersebut—dalam rangkulan Radith—aku menginjak kakinya keras-keras dan berkata,

"Kamu ini bodoh atau gimana, sih? Jelas-jelas muka kita mirip. Semua orang juga tahu kalau kita saudara kembar!"

Radith menjawab dengan, "Kecuali Rifa. Dia anak perempuan paling bodoh dan naif yang pernah aku tahu. Buktinya dia menangis di dalam kan?" satu jempol Radith terangkat dan menunjuk ke belakang, ke arah kelas Rifa.

"Kok kamu tahu?" tanyaku bingung karena kami tak bisa melihat kondisi kelas itu sekarang dan aku tak mendengar ribut-ribut apapun. Namun, tak sampai tiga detik kemudian, aku bisa mendengar suara ledakan tangis anak perempuan, kemudian pintu kelas itu terpelanting terbuka. Seorang anak perempuan berlari keluar dari sana sambil menangis tersedu-sedu.

"Sudah kubilang, kan?" ujar Radith dengan bangganya kemudian ia berjalan mendahuluiku dengan santai, seakan-akan ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Dua kejadian di atas adalah segelintir contoh dari berjuta-juta keusilan Radith yang apabila kuceritakan satu per satu mungkin tebalnya bisa melebihi buku ensklopedia. Usil mungkin adalah sifat bawaan Radith. Sejak kecil, bahkan hingga sekarang, setelah empat tahun ia kembali dari Massachusetts. 

Aku menerobos ruang kerja Radith tanpa permisi. Niatnya hari ini aku tak ingin pergi ke kantor karena kejadian lamaran mendadak Kenio semalam cukup menimbulkan shock mendalam pada diriku. Sepulang dari pertemuanku dengan Ken aku mengguyur tubuhku di bawah shower selama setengah jam dan berakhir dengan menggigil semalaman. Suhu tubuhku tinggi dan sekarang aku merasa kurang enak badan.

Namun demikian, pukul sebelas pagi, aku memaksakan datang ke kantor dan menerobos ruang kerja Radith bergitu saja. Bersiap meluapkan semua amarahku kepada kakakku itu karena aku yakin sekali, kejadian semalam dapat terjadi tak lepas dari campur tangan Radith. Aku bahkan hampir yakin kalau ini semua adalah ide Radith. Dia mungkin bosan mengingatkanku untuk segera mencari pasangan sampai ia menyuruh Kenio untuk melamarku.

Dia benar-benar melewati batas kesabaranku. Aku tidak akan membiarkan harga diriku diinjak-injak hanya karena aku belum memiliki niatan untuk berumah tangga.

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang