Live House (3)

1 0 0
                                    

“Semuanya! Waktunya meeting!”

“Baik!”

Kami pun melakukan meeting. Yang dibahas di dalam meeting itu salah satunya adalah urutan tampil, setelah melakukan undian kami pun mendapatkan urutan tampil kedua. Selain itu kami juga mendapat sebuah kertas yang isinya untuk mengatur set panggung yang ingin kami gunakan saat tampil nanti. Dan yang terakhir, kami juga dibagikan sebuah backstage pass untuk para penampil agar bisa masuk ke atas panggung.

Kak Ritsu pun membagikan backstage pass kepada kami masing-masing satu. Tapi seperti biasa Kak Yui menjadi orang yang paling heboh sendiri.

“Wah hebatnya! Tapi ... ini ditempel di mana?”

Kak Yui kemudian menengok ke kanan kiri untuk mencari petunjuk dan ia melihat salah satu case gitar milik salah satu penampil dengan banyak sticker menempel.

“Jadi disitu, ya?”

“Seperti penanda jumlah orang yang mereka bunuh saat berperang saja, ” ucap Kak Mugi mengandaikan.

“Kalau begitu ini akan jadi sticker pertama kita!”

Kak Yui pun mulai melepaskan pelindung sticker nya dan bersiap untuk menempelkannya di case gitar miliknya. Tapi dengan cepat Kak Ritsu menghentikannya.

“Jika tidak ditempel di tubuhmu, kau tidak boleh masuk, lho.”

“Benarkah?!”

“Itulah fungsi backstage pass,” ucap Kak Mio.

Meskipun ada sedikit rasa kekecewaan dari raut wajah dan nada bicara Kak Yui, tapi ia tetap  melakukannya dan menempelkan sticker itu di tubuhnya.

“Di sini!” ucap Kak Yui sambil menempelkannya di betisnya.

“Kenapa di situ?!” tanya Kak Ritsu.

“Kalau begitu di sini!” Kak Yui memindahkannya ke area pundak kirinya.

“Itu bukan salonpas!”

Setelah beberapa kali diprotes, akhirnya Kak Yui menempelkannya di bagian lengan dan kurasa itu adalah bagian yang lebih baik. Dan kami semua pun menempelkannya di tempat yang sama. Selanjutnya Kak Ritsu mengeluarkan kertas yang berisi tentang set panggung kami nanti.

“Baiklah saatnya set panggung ....”

Kak Ritsu membacanya dengan seksama. Terdapat tabel-tabel yang fungsinya untuk kami isi tentang apa-apa saja yang akan ada di panggung. Seperti lighting, susunan lagu, dan lainnya. Tapi kami masih tidak mengerti banyak hal yang tertulis di sini.

“Hmm ... nama band, anggota, dan lagu yang akan kita nyanyikan sudah terisi, tapi sisanya ....” Kak Ritsu mencoba berpikir karena tidak mengerti.

“Apa artinya ‘lighting concept'?” tanya Kak Yui.

“Aku pun tidak tahu.”

“Tunggu sebentar ya, aku akan tanya dulu.”

Kak Yui pun berjalan menuju ke arah penampil dengan kostum dan dandanan metal rock yang sempat membuat kami semua ketakutan. Kak Yui mulai bertanya soal yang akan kita bingungkan dari tadi, yaitu lighting concept.

“Dari semua orang, kenapa dia memilih yang paling menyeramkan?!” gumam Kak Mio.

Setelah beberapa saat bertanya, Kak Yui pun kembali dengan membawa jawaban.

“Mereka bilang kalau mereka ingin lighting dengan warna yang terkesan semangat dan mendeskripsikan yang pop banget, begitu kata mereka.”

Kumohon Jangan LulusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang