Mimpi (2)

1 0 0
                                    

Di dalam ruang klub ternyata sudah ada Ui yang menungguku dari tadi. Aku pun segera masuk dan meminta maaf karena telah datang terlambat.

“Ui!”

“Azusa, akhirnya datang juga.”

“Maafkan aku karena terlambat!”

“Tidak apa-apa, Jun juga belum datang.”

Karena Jun belum datang, kami berdua belum bisa memindahkan akuariumnya karena Jun yang akan memindahkannya bersama dengan kakaknya menggunakan mobil. Jadi selama Jun belum datang, kami kekurangan orang untuk memindahkan Oci.

Sembari menunggu Jun datang, aku lebih dahulu memberi makan Oci. Karena kakak kelasku tidak datang hari ini, pasti ia belum makan dari tadi. Biasanya Kak Yui yang selalu duluan untuk memberi makan Oci, jadi kami semua tidak memiliki kesempatan untuk memberi Oci makan.

Beberapa saat telah berlalu, tapi Jun belum juga datang. Aku berkeliling di area dalam klub karena bosan dan tidak ada kegiatan lain, Ui juga sudah mencoba menghubungi Jun tapi belum ada balasan darinya. Sudah hampir dua puluh menit kami menunggunya, dan belum ada tanda-tanda kemunculannya.

Ui kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik yang memang dari tadi ia bawa. Ternyata yang ia keluarkan adalah tiga jeli agar-agar bermacam rasa yang sengaja ia beli sebelum datang kesini.

“Azusa, mau rasa leci, jeruk, atau mangga?” tanya Ui.

“Aku leci saja.”

Lalu Ui memberikanku yang rasa leci, sementara dia sendiri memakan yang rasa mangga. Bahkan setelah kami berdua memakannya sampai habis, Jun belum kunjung datang juga. Kami yang sudah terlampau bosan dan tidak ada yang bisa dilakukan di sini akhirnya hanya bisa menaruh kepala kami berdua di atas meja karena bosannya.

“Sudah ada jawaban?” tanyaku.

“Belum ada.”

Kami hening kembali. Biasanya jika ada Jun, suasana tidak akan sesepi ini. Tapi karena tidak ada dirinya, kami pun hanya bisa menunggunya datang. Aku pun menutup mataku dan terlelap sebentar.

Aku kemudian membuka mataku dan terbangun. Ternyata aku masih berada di ruang klub dan ketiduran. Di sampingku aku juga masih melihat Ui yang sama-sama ketiduran denganku, aku pun berniat membangunkannya.

“Ui, bangun!”

“Hn? Azusa? Maaf ya aku ketiduran.”

Ui kembali memeriksa smartphone nya dan ternyata ia mendapat balasan pesan dari Jun. Tapi jawabannya bukanlah seperti yang kami harapkan. Saat ini Jun ternyata sedang bersama keluarganya mengunjungi rumah neneknya, di akhir pesannya ia juga mengirim sticker berbentuk tangan meminta maaf.

“Ya ampun, Jun ...,” ucapku.

“Karena Jun tidak ada dan kita juga tidak bisa mengambil akuariumnya, sekarang kita mau apa? Apa mau langsung pulang?” tanya Ui.

“Bagaimana kalau kita menonton bioskop?”

“Eh? Boleh juga!”

Karena jika aku pulang ke rumah tidak ada yang bisa dilakukan, maka lebih baik aku memanfaatkan liburan ini untuk bermain bersama Ui. Meskipun rencana awalnya bukan bermain, sih. Tapi karena sudah seperti ini mau bagaimana lagi.

Dan tujuan kami saat ini adalah nonton bioskop. Tidak terlalu banyak mengeluarkan uang dan juga tidak membuang banyak waktu, ini adalah pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama teman. Kami pun pergi menuju tempat bioskopnya dan melihat-lihat film apa saja yang bisa kami tonton sekarang.

Kumohon Jangan LulusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang