Aktivitas kami berjalan seperti biasa lagi. Setelah penampilan kami di Live House pada tempo hari, tidak ada hal istimewa lain terjadi. Hanya latihan di ruang klub, minum teh, makan kue, lalu setelah itu pulang ke rumah. Kegiatan kami juga sedang sedikit dibatasi karena teman-teman di klub musikku semuanya sudah melakukan ujian-ujian karena mereka juga sudah kelas 12.
Terhitung hanya aku saja yang rutin datang ke ruang klub setelah pulang sekolah. Terkadang ada saja yang absen karena harus mengikuti pelajaran tambahan atau remedial lainnya, paling sering sih kalau soal remedial adalah Kak Yui. Karena nilainya kebanyakan di bawah rata-rata.
Hari ini bel pulang sekolah telah berbunyi. Aku juga sedang berjalan menuju ke ruang klub seperti biasanya. Aku sih tidak berharap banyak, tapi semoga saja hari ini semua orang bisa hadir dan anggota kami jadi lengkap.
Setelah sampai di depan pintu ruang klub, aku sempat menajamkan telingaku dan mencoba mendengar suara apa saja yang ada di dalam. Tapi aku tidak mendengar apa-apa. Kemungkinan besar mereka semua belum datang, atau bisa jadi hari ini sepertinya tidak datang lagi.
Aku kemudian membuka pintunya. Aku pun mengeluarkan sebuah senyuman tipis, ruangan klub hari ini kosong dan belum ada orang yang datang.
“Kuharap setidaknya ada satu orang di sini,” gumamku berharap.
Aku langsung berjalan ke dalam dan menaruh case gitar serta tasku di atas kursi panjang tempat biasa kami duduk. Karena merasa tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang, aku pun memutuskan untuk memberi makan Oci. Saat diberi makan, ia terlebih dahulu berenang kesana kemari dan tertawa baru setelah itu memakan makanan yang aku jatuhkan ke dalam akuarium.
Setelah selesai makan, Oci pun berenang-renang dan melihat ke arahku sambil menempelkan hidungnya ke kaca akuarium seperti sedang ingin mengatakan sesuatu.
“Akhir-akhir ini kau pasti merasa kesepian ya, Oci?” tanyaku sambil mengetuk-ngetuk pelan kaca akuarium itu dengan jari telunjukku.
Oci kemudian berenang mendekati jariku dari balik sisi kaca lainnya seakan berusaha menjawab gumamanku barusan.
“Ehehe .... Tenang saja, aku akan menemani sampai tahun depan kok di sini. Setelah aku lulus, aku harap orang dari klub ini kedepannya bisa menjagamu dengan baik.”
“Nnghh ....”
“Eh ...? Hekh?!”
Saat aku melihat ke samping meja akuarium, aku menemukan orang yang sedang tidur terduduk di sana. Ia terlihat sangat damai tidur di sini seakan itu adalah tempat paling nyaman di dunia. Aku pun mencoba membangunkannya. Tidak baik untuk tidur di sini ya ampun, bajumu bisa kotor nanti.
“Kak Mugi ... bangun, Kak Mugi.”
Aku mencoba membangunkannya dengan mengguncang-guncangkan tubuhnya. Setelah beberapa guncangan, akhirnya Kak Mugi mulai bangun dan sedikit demi sedikit membuka matanya.
“Hn? Azusa, selamat pagi.” Setelah mengucapkan selamat pagi, Kak Mugi kemudian menutup matanya lagi dan kembali tidur.
“Kak Mugi jangan tidur lagi!”
Akhirnya setelah sedikit teriakan dariku barusan, Kak Mugi mau bangun dan pindah ke tempat duduk yang lebih pantas.
“Hoaamm ....” Kak Mugi menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap.
“Kenapa Kak Mugi bisa ketiduran di sana?”
“Oh, tadinya aku ingin mengejutkan kalian semua saat datang kesini.”
“Mengejutkan?”
Kak Mugi mencoba memeragakan apa yang sebenarnya ingin ia lakukan. Ia bergerak dan bersembunyi di balik kursi. Setelah beberapa detik, ia pun melompat dan mengeluarkan suara yang cukup keras bermaksud untuk mengagetkan kami.