Hari yang cerah ini sama seperti biasanya. Burung-burung bernyanyi, bunga-bunga bermekaran, dan anak sekolah sepertiku seharusnya sekarang berada di sekolah. Tapi untuk poin yang terakhir itu hari ini sedikit berbeda. Yap benar sekali, karena hari ini aku tidak sedang berada di sekolah.
“Perkiraan cuaca hari ini sampai malam cerah seharian. Hari ini adalah hari yang cocok untuk bermain di luar bersama teman-teman.”
Bahkan berita di televisi memberitakan kalau ini adalah hari yang indah. Lalu kenapa aku tidak berangkat ke sekolah pada hari yang indah ini? Jawabannya adalah kakak kelasku. Mereka sedang melakukan ujian nasional atau ujian kelulusan. Sementara aku yang masih kelas sebelas mendapat libur dari sekolah. Makanya pagi ini aku berada di rumah.
Aku mengangkat suapan sendok dari lauk yang sudah tersisa sedikit di piringku. Setelah melihat kalau tidak ada hal yang seru di televisi, aku pun memindahkan perhatianku pada smartphone ku dan memeriksa pesan yang ada di grup chat klub musik, ‘Afterschool Tea Time Group Chat'. Kak Yui tadi malam tiba-tiba mengirim pesan di grup, menanyakan apakah aku bisa menitipkan Oci di rumahku selama mereka melakukan ujian.
Aku pun mengiyakannya.
Dan hari ini setelah pulang sekolah, aku berniat mengambil Oci beserta akuariumnya dengan bantuan Jun dan Ui. Tapi sebelum itu, sekarang aku benar-benar tidak kerjaan di rumah. Setelah menyelesaikan sarapanku, aku hanya mengganti-ganti channel di televisi secara cepat. Dan tidak ada yang menarik bagiku.
“Azusa, jika sudah selesai makan langsung cuci piringnya, ya?”
“Baik, bu.”
Aku pun mematikan TV tadi karena tidak ada hal menarik yang bisa ditonton di sana dan segera menuju ke wastafel untuk mencuci piring kotorku.
Setelah selesai mencuci, aku memutuskan untuk langsung menuju ke kamarku. Lalu tiduran sambil menatap langit-langit kamar yang polos bersih. Setelah menatapnya dalam diam selama beberapa menit seperti seorang pengangguran, aku menggumamkan sesuatu.
“Aku bosan.”
Saking bosannya aku sampai menutup mataku dan tanpa sadar terlelap sebentar. Lalu kemudian terbangun karena seseorang mengetuk pintu kamarku. Ternyata yang membangunkanku adalah ibuku, aku pun langsung mengusap-usap mata ngantukku lalu menjawab panggilannya.
“Azusa, ada temanmu tuh!”
“Baik bu, aku akan segera turun!”
Ibu bilang kalau ada temanku yang datang, berarti itu bisa saja Ui dan Jun. Tapi aku tidak mendapat pesan kalau ia akan datang secepat ini. Dan juga dia tidak mengatakan apa-apa kalau ia akan ke sini, padahal harusnya kita kan janjian setelah jam pulang sekolah. Apapun alasannya, aku rasa datang lebih cepat itu lebih baik. Mungkin saja ia sama bosannya denganku.
Aku kemudian keluar dari kamar dan berniat menghampirinya yang sepertinya sudah menunggu di ruang tamu. Tapi ternyata yang datang bukanlah Ui ataupun Jun, yang datang sekarang adalah orang yang seharusnya tidak datang ke rumahku saat ini.
“Hallo, Azusa!”
“Maaf mengganggu.”
“Azusa!”
Ternyata yang datang adalah Kak Yui, Kak Ritsu, Kak Mio, dan Kak Mugi.
“Eh?”
‘Eh' adalah kata-kata yang pertama kali kukeluarkan ketika melihat mereka semua berada di sini. Mereka juga merespon ekspresi bingungku dan mempertanyakannya.
“Kenapa, Azusa? Kenapa wajahmu seperti orang yang kebingungan begitu?” tanya Kak Ritsu.
“Apa kami tidak boleh bertamu secara tiba-tiba seperti ini?” tanya Kak Mugi.