Tak terasa, hari ini adalah hari Sabtu yang berarti bahwa ini adalah hari dimana Olivia akan menghabiskan waktunya bersama Luca satu hari penuh. Dan kini Olivia sedang membersihkan lantai sembari bersenandung.
"Kau terlihat bahagia hari ini. " ujar Fabio yang sedang menuruni anak tangga.
"Tentu saja, ini weekend. " jawab Olivia.
"Ada apa dengan weekend ? Apa karena kau libur dan kau bisa leluasa berdua denganku saja di rumah ini ?" tanya Fabio dengan raut wajah bingung, nampaknya lelaki ini lupa akan perlombaan memancing beberapa hari lalu.
"Ti-tidak aku tidak akan menghabiskan waktu denganmu berdua di sini. " jawab Olivia sembari merona, ia teringat akan kejadian kemarin saat Fabio mencium bibirnya.
"Lalu ?" tanya Fabio yang clueless
"Hari ini aku akan menghabiskan dengan Luca, apa kau lupa akan perlombaan memancing hari itu ?"
Seketika Fabio menepuk dahinya, "Oh jadi si tengil itu membuatnya senang ?" monolog Fabio dalam hati.
"Ya-ya, aku lupa akan perlombaan tersebut. " ujar Fabio.
"Aku senang bahwa aku akan berjalan-jalan dengan seseorang selama sehari penuh. " jawab Olivia dengan wajah berseri.
"Kau ini seperti tidak pernah berjalan-jalan saja. " ejek Fabio sembari memutar bola matanya.
"Aku pernah, tapi para lelaki yang pernah mengajakku berjalan-jalan tidak ada yang istimewa. "
"Apa Luca istimewa bagimu ?"
"I don't know, tapi aku rasa itu akan menjadi hal yang istimewa. " jawab Olivia dengan senyum lebarnya.
"Huh, padahal aku bisa membuatnya lebih istimewa daripada Luca. " cibir Fabio, kini ia merasa panas di luar dan di dalam tubuhnya.
"Ya, mungkin kau bisa. Tapi Luca adalah yang pertama, jika hari ini dia membuat uhmmm... aktivitas berjalan-jalan ini menjadi menyenangkan. "
"Apa kau menyukainya ? Luca ? Bocah Italia yang tengil itu ?" tanya Fabio dengan wajah 'disgusting-nya'.
"Tentu tidak, dia temanku. Dia lucu dan menghibur tapi ia tidak cukup membuatku menyukai dirinya. " ujar Olivia sembari memandang lurus ke arah Fabio.
Fabio menganggukkan kepalanya, "Bagus kalau begitu, jangan mencintainya. "
Tin! Tin!
Suara klakson berbunyi"Itu pasti Luca. " ujar Olivia sembari merapikan tatanan rambutnya.
"Really ? Kau berangkat jam 8 pagi ?"
"Ya, itu bagus. Aku bisa kembali saat jam 8 malam juga, apa ada masalah ?" tanya Olivia dengan wajah bingungnya.
"Huh, tentu saja tidak. Pergilah, Luca sudah menunggu. "
"Baiklah kalau begitu aku pergi dahulu, bye, Fabio. See you later. " ujar Olivia sembari 'ber-dadah ria' kemudian melangkahkan kakinya menghampiri Luca.
"Good morning, Olivia. " ucap Luca yang sudah berdiri di samping -membukakan pintu untuk Olivia-
"Good morning, Luca. " jawab Olivia sembari menyunggingkan senyumnya.
"Ada yang ingin kau kunjungi hari ini ?" tanya Luca saat mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil.
"Uhmm.... aku rasa tidak ada, it's up to you. "
KAMU SEDANG MEMBACA
"Personal Assistant" [Fabio Quartararo]
Fanfictionsemua berawal saat Fabio Quartararo membutuhkan personal assistant, namun siapa sangka. Lelaki berkebangsaan Prancis ini malah bertemu dengan seorang gadis yang selalu datang didalam mimpinya.