Hiii guys, apa kabar?
Udah lama banget aku gak update wkwk
Yaudah langsung dibaca aja ya tulisannya, love y'all💞💞💞Hari ini Olivia masih bergelung dibalik selimutnya, sedangkan Fabio sedang sibuk mempersiapkan sarapan karena ibunya akan datang, dan benar saja, kini ibunya sudah memencet bell dengan tidak sabar.
"Pourquoi a-t-il fallu si longtemps pour ouvrir la porte ?" tanya sang ibu.
(Kenapa lama sekali membuka pintunya?)
"Je cuisine maman" jawab Fabio sekadarnya, pria itu kembali melanjutkan acara memasak soupe a l'oignon.
(Aku sedang memasak, ma)
"Où est olivia?"
(Dimana Olivia?)
"Elle dort dans sa chambre, Olivia doit être fatiguée car elle tombe malade tous les jours. "
(dia sedang tidur di kamarnya, Olivia pasti lelah karena dia sakit /mual setiap hari)
"Avez-vous consulté un gynécologue ?"
(Kalian sudah periksa (lagi) ke dokter kandungan?)
"Pas encore, je suis occupé à m'occuper d'Olivia et elle est trop faible pour aller à l'hôpital."
(Belum, saya sibuk merawat Olivia dan dia terlalu lemah untuk pergi ke rumah sakit)
"Dasar anak bodoh, nanti biar aku saja yang pergi ke dokter kandungan bersama Olivia. Kau jaga rumah saja. " ujar ibunya sembari memukul pelan kepala Fabio, menyebabkan sang anak merengut kesal.
"Sarapan sudah jadi, mama lebih baik makan dulu saja. Aku akan bangunkan Olivia. " ucap Fabio kemudian berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, ia langsung tersenyum kecil melihat istrinya yang masih tertidur.
Cup!
Fabio mengecup dahi Olivia, "Bangun sayang, waktunya sarapan".
Olivia kemudian menggeliat, lalu tersenyum saat menapati suaminya tengah menatap dirinya dengan sorot mata yang hangat.
"Gutten morgen, liebling. " ucap Olivia, Fabio kemudian mengerutkan keningnya.
(Selamat pagi, sayang ku)
"Olivia, apa kau lupa jika aku orang Prancis ?"
"Tentu saja tidak. " jawab Olivia sekenanya.
"Lalu kenapa kau berbicara bahasa Jerman ?"
"Memangnya ada larangan tidak boleh berbicara bahasa jerman di rumah ini ? Kau ini selalu saja protes, cepat jawab dulu sapaanku. "
Fabio kemudian menghela napas, "Joheun achim nae salangseuleoun anae"
(Selamat pagi istriku tercinta)
Senyum Olivia merekah ketika mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Fabio, wanita itu segera menyentil hidung sang suami.
"Senangnya jika suamiku sudah lancar berbahasa korea. "
"Tentu saja, semua akan aku lakukan jika itu menyangkut tentang dirimu. Karena aku memang------"
"BUCINNN !!!" seru madame Martine secara tiba-tiba.
Fabio dan Olivia tertegun, membuat sang ibu semakin jengah.
"Oliv, hari ini kau ada jadwal ke dokter kandungan, bukan ?"
"Ya, maman. "
"Kalau begitu lekas mandi dan sarapan, kau akan ke dokter kandungan bersamaku. "
"Baik, maman. " Olivia segera bangkit dari posisi tidurnya.
"Oh dan satu lagi, jangan terlalu meladeni anakku. Dia sudah bucin parah, aku jengah melihatnya yang selalu bermulut manis itu. "
"What the--- maman, apa-apan ini ?" protes Fabio, tidak terima.
"Kau memang seperti itu, manis hanya pada Olivia saja, pada ibumu sendiri tidak pernah bersikap seperti itu. Sudahlah, aku jadi ingin membuang mu. " gurau madame Martine lalu pergi meninggalkan pasangan tersebut.
Fabio masih menganga, tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dikatakan oleh ibunya. Beda dengan Olivia, gadis itu diam-diam berjalan ke kamar mandi karena ia tahu, Fabio akan menanyakan hal-hal tak penting untuk memvalidasi ucapan dari ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Personal Assistant" [Fabio Quartararo]
Fanfictionsemua berawal saat Fabio Quartararo membutuhkan personal assistant, namun siapa sangka. Lelaki berkebangsaan Prancis ini malah bertemu dengan seorang gadis yang selalu datang didalam mimpinya.