thirty

527 35 21
                                    

D-1 pernikahan








"Ya Tuhan mereka cute sekali. " gumam Mrs. Quartararo saat melihat anaknya yang masih tertidur pulas bersama dengan Olivia.

Krek
(suara kamera mempotret)

"Ini akan indah jika ditaruh di album photo. "

Wanita itu kemudian berjalan menuju ranjang, membangunkan Fabio dan juga Olivia.

"Bangun pemalas !" serunya pada yang tak lain dan tak bukan adalah Fabio Quartararo.

Yang dibangunkan hanya menggeliat, berbeda dengan Olivia. Gadis itu terbangun kala mendengar seruan dari seseorang.

"Oh, good morning, Madame. " ujar Olivia, gadis itu membungkukan dirinya 90°.

"Hahaha morning, tidak usah membungkuk, Oliv. "

"O-oh maaf, Madame, aku lupa. "

"Ya ampun, memantu ku sangat lucu ya. Ah, aku sampai lupa. Hari ini aku datang untuk menjemputmu, Fabio pasti sudah menceritakan hal ini padamu, bukan ?"

"Sudah, Mad----- "

"Maman, panggil aku Maman dan jangan terlalu kaku. Sebentar lagi kau juga akan menjadi bagian dari keluarga ini. " ujar Mrs. Quartararo sembari terkekeh.

"Baiklah, Maman. Fabio memang memberitahu padaku akan hal ini pada kemarin malam, tapi aku tidak tahu jika Maman akan menjemputku di pagi hari. " jelas Olivia, masih dengan raut terkejutnya.

"Hahahaha, aku memang sengaja menjemputmu pada pagi hari. Yah, ini memang seperti penculikan tapi jika pemalas itu sudah bangun dari tidurnya, dia akan menempel terus padamu. " ucap Mrs. Quartararo sembari menunjuk Fabio yang masih tertidur.

"Sekarang kita harus bersiap. " lanjutnya sembari membantu menyiapkan koper untuk baju-baju Olivia.















Kini Olivia dan Mrs. Quartararo telah sampai di Nice -Quartararo's house- .

"Jangan sungkan, anggap saja ini rumah mu sendiri. " ujar Mrs. Quartararo.

"Uhmm... maman. Kalau boleh tahu, di mana letak kamar ku ?" tanya Olivia, takut-takut.

"Oh ya Tuhan, mari ikut aku. Huft, padahal aku masih ingin awet muda tapi apalah daya. Sebentar lagi Fabio akan menikah dan aku pasti akan dikaruniai cucu, maafkan sifatku yang pelupa ini, Olivia. " ucap Mrs. Fabio sembari menepuk-nepuk keningnya.

"Hehehe,  tidak apa-apa. Kalau ibuku masih hidup, beliau pasti akan seperti anda. "

Mrs. Quartararo segera memeluk Olivia, "Jangan bersedih, sweetie. Aku ibumu sekarang, kau bisa berkeluh kesah tentang apapun kepadaku. Aku akan selalu ada. "

Olivia kemudian membalas pelukan Mrs. Quartararo, "Merci. Merci beaucoup, maman. "

*Merci. Merci beaucoup, maman : terimakasih. Terimakasih banyak, bu*

"De rien, itu tidak seberapa. Aku senang bisa membantu dirimu. Anyway, karena kau bukan seorang tamu, maka kau tidur di kamar Fabio saja. Tidak apa, kan ?"

*de rien : sama-sama*

"Tentu tidak apa-apa. " ucap Olivia sembari tersenyum ramah.

Kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar yang akan ditempati oleh Olivia.












"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang