nine

591 50 2
                                    

Halo sayang sayangku, aku balik lagi. Terimakasih untuk author yang udah comeback, kalian pasti pada kangen kan sama aku ? Hahaha yaudah baca aja yak, jangan lupa voment ya pemirsahh😘  -fabio



Keesokan harinya Fabio terbangun lebih dulu ketimbang Olivia. Saat ia membuka matanya, ia mendapati gadis itu sedang tertidur dalam dekapannya. Karena tak ingin mengganggu, akhirnya ia bangkit dengan perlahan dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi.

"Fabio, Fabio ?" ucap Tom sembari memasuki mansion tersebut. Merasa tidak mendengar jawaban dari sang tuan rumah, Tom akhirnya segera memasuki kamar milik Fabio. Namun ia terkejut saat mendapati Olivia tertidur pulas di ranjang milik lelaki bersurai pirang tersebut.

"Ya ampun, kau mengagetkanku !" seru Fabio saat ia baru saja keluar dari kamar mandi.

"Apa yang sudah kalian lakukan ?" tanya Tom dengan raut wajah menghakimi-nya.

"Tidur bersama. "

"Tidur bersama ? Bagian mananya yang kau sebut tidur bersama ?"

Fabio yang kesal akhirnya melempar handuk miliknya."Otakmu ini selalu saja berpikiran negative tentang diriku ya. "

Kemudian pria bersurai pirang itu menceritakan apa yang sudah terjadi pada kemarin malam, Tom awalnya tidak percaya. Namun melihat wajah Olivia yang masih sedikit sembab, ia akhirnya tahu bahwa sahabatnya ini tidak berbohong.

"Ah, malang sekali nasib gadis ini, aku turut berduka cita. Semoga ibunya tenang dan pelaku yang menyebabkan ibunya meninggal segera mendapatkan karma. "

"Ya, aku juga berharap seperti itu. Gadis ini anak yang baik, dia hanya terjebak diantara orang tuanya yang bermasalah. " lirih Fabio.

"Omong-omong apa kau sudah sarapan ?" tanya Tom.

"Belum, tentu saja. "

"Baiklah, kita sarapan terlebih dahulu. Aku membawakan kalian sandwich beserta salad. "

"Bagaimana dengan Olivia ?"

Tom sekilas melihat ke arah Olivia, "Aku rasa kita bisa membiarkan ia tertidur lebih lama. Dilihat dari matanya yang bengkak sehabis menangis, ia pasti butuh waktu sedikit lebih banyak untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. "

Kemudian kedua lelaki itu berjalan menuju arah dapur, meninggalkan Olivia sendirian di dalam ruangan bernuansa abu-abu hitam tersebut.


















Jarum jam menunjukkan angka 10, tepat pada saat itu juga Olivia terbangun dari tidurnya.

"Bonjour, Olivia. " sapa Fabio sembari merapikan baju-bajunya.

"Bonjour, Fabio. Kau mau kemana ?"

"Ah ini, kita akan memancing bersama Vale dan kawan-kawan. Apa kau ingin ikut ?"

"Tentu saja aku ikut, asisten pribadi harus ikut kemanapun majikannya pergi. " ucap Olivia sembari menguncir rambutnya.

"Kalau begitu segeralah bersiap, 30 menit lagi kita berangkat. " ujar Fabio yang dibalas dengan gestur hormat oleh Olivia.



Kemudian Olivia segera menuruni anak tangga menuju kamar miliknya, ia lalu membersihkan diri dan menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya nanti. Tepat 30 menit, ia sudah siap dan sudah menunggu di ruang tamu.

"Ayo kita berangkat. " ucap Fabio yang sedang menuruni anak tangga sembari menggendong tas hitam miliknya.


Tin! Tin!
suara klakson mobil berbunyi.

"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang