Race day
Mereka telah sampai di sirkuit Le Mans, Fabio segera memasuki Pit bersama dengan Tom dan Olivia.
"Hey Olivia !" sambut Franco dari kejauhan, kini mereka sedang berada di canteen untuk sarapan.
"Hey, Franco !" balas Olivia sembari melambaikan tangannya, kini Franco berjalan mendekat ke meja Fabio, Tom dan juga Olivia.
"How are you ? Aku kira kau tidak akan datang kemari ." kini pemuda bernama Franco tersebut sudah duduk di samping Tom, berhadapan dengan Olivia.
"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu ? Aku kemari karena pekerjaanku ." jawab Olivia sembari sedikit melirik Fabio. Yang dilirik memberikan respon "Apa ?" , lalu gadis itu hanya menggeleng sembari tersenyum.
Franco kemudian mengangguk, "Ya kabarku baik seperti yang bisa kau lihat, hanya lelah karena terlalu banyak latihan ini dan itu. Sekarang aku merasa nervous hahaha. "
"Relax,mate, kau kan sudah terbiasa dengan balapan. " sahut Olivia sembari tertawa kecil.
Tom yang sedari tadi diam sembari memakan makanannya, kini mulai menyadari sesuatu. Yaitu wajah fabio yang terlihat masam, ia tahu betul sahabatnya itu tak suka jika ada orang lain yang mendekati Olivia. Dalam hati ia menertawakan wajah temannya itu.
"Kau nampak lebih diam dari biasanya, ada apa, dude ?" tanya Franco pada Fabio yang sedang menyantap sarapannya dengan jengah.
"Oh tidak apa-apa, aku baik. Hanya menetralkan rasa nervous ku. " jawab Fabio sembari memberikan fake smile, diam-diam ia sudah menyumpahi Franco sedari tadi karena sudah berani merusak makan paginya bersama Olivia.
Kini mereka sedang menyaksikan live race untuk moto2, Olivia terlihat antusias terutama saat ia melihat Luca menyalip beberapa riders hingga akhirnya race di menangkan oleh Luca. Olivia berseru bangga, tak lama kemudian ia mengucapkan selamat melalui voice messages kepada Luca, karena ia tidak cukup berani untuk menuju Pit milik Sky racing team. Tentu saja alasannya karena Olivia masih baru dan tempat ini sangat luas juga dipenuhi banyak orang, jadi ia takut tersesat.
(btw aku masih bingung penggunaan pit sama paddock, kalo liat artinya di google aku tau tapi pas nulisnya masih bimbang wkwk)Diam-diam Fabio mengamati Olivia dari jauh, "What the fuck Oliv ? Kau bahkan berseru untuk kemenangan si tengil itu, aku tak bisa diam saja. Aku harus menang hari ini. " monolog Fabio yang sialnya di dengar oleh Tom.
"Hey dude, kau akan celaka kalau kau mempunyai pola pikir seperti itu. Maksudku itu bagus, tapi aku yakin jika kau terlalu memberikan dorongan untuk motormu, mesinnya akan meledak kau tahu ? engine failure yang akan kau dapat, dude. Bukan kemenangan, saranku kau santai saja, kemudikan motormu dengan ritme seperti biasa yang sering kau gunakan. " ujar Tom sembari menepuk bahu Fabio.
Fabio kini hanya diam, ia membenarkan perkataan Tom. Namun kekesalan dan kecemburuan masih menguasai hatinya, dan kini saat ia sudah siap dengan baju balapnya. Live race motogp akan di mulai 2 menit lagi, ia harus menenangkan pikirannya. Maka dari itu lah ia mendengarkan musik melalui headphone.
Olivia segera masuk ke dalam ruangan Fabio, beruntungnya ruangan itu tak dikunci. Saat gadis itu masuk, ia mendapati lelaki berambut pirang itu sedang duduk sembari menggunakan headphone dengan mata terpejam. Ia berjalan mendekat dan melepaskan headphone dari kepala Fabio lalu tersenyum, Fabio yang merasa bahwa ketenangannya diganggu segera membuka matanya.
"Aku tahu kau pasti akan marah karena mengganggu ketenangannmu tapi aku kemari ingin mengucapkan good luck untukmu, jadi tolong jangan marahi aku. " ujar Olivia disertai senyum jahilnya.
Fabio hanya terkekeh, "Aku tidak bisa marah padamu, kau tahu itu. " ujarnya sembari menarik Olivia untuk duduk disampingnya, namun secara mengejutkan Olivia duduk di pangkuan Fabio. Hidung mereka kini bersentuhan, hal yang selanjutnya terjadi adalah Olivia yang mengecup singkat bibir Fabio.
"What was that ?" tanya Fabio sembari mengangkat sebelah alisnya -menggoda Olivia-
"Ucapan good luck untuk mu. " jawab Olivia sembari menekan pipi kanan Fabio.
Kemudian lelaki asal Prancis itu terkekeh, ia kemudian mendekatkan wajahnya dan menyatukan kembali bibirnya dan bibir Olivia, tak lupa dengan sedikit permainan lidah yang lelaki itu berikan. Merasa bahwa Olivia sudah kehabisan oksigen, ia pun segera melepaskan pagutannya.
"Seperti itu lah ucapan 'good luck' yang pantas untukku ahaha. " Ujar Fabio sembari tertawa renyah, membuat Olivia tersenyum malu.
"Baiklah, aku rasa aku akan mendapatkan podium satu hari ini. " lanjut lelaki itu dengan senyum lebarnya.
"Kau memang harus menang, aku akan sangat bahagia jika kau menang. " jawab Olivia.
Knock knock
(pintu diketuk)"Fabio, race akan di mulai. Segera keluar dari ruangan sekarang juga ." ujar Tom.
Mereka kemudian bangkit dan keluar ruangan bersama.
"Good luck, Fabio ." ujar Tom sembari menepuk punggung sahabatnya.
"Pasti, dude. Aku akan podium satu hari ini. " ujar Fabio sembari memakai sarung tangan, ia melirik Olivia. Gadis itu sedang mengacungkan jempolnya yang di tanggapi anggukan kepala oleh Fabio. Tak lama kemudian ia berjalan keluar dari pit menuju grid dengan Tom yang kini menjinjing helm milik fabio.
Sesampainya di grid, Fabio segera menaiki motornya dan memakai helm. Ia sudah siap untuk mengikuti balapan hari ini, saat lampunya berganti warna menjadi hijau, Fabio dengan cepat melesat. Ia kini sedang berusaha menyalip Marc didepan, namun tiba-tiba saja Zarco menabraknya dari belakang dan Fabio mengalami high side dan setelah itu ia terkulai tak berdaya. Para marshall pun segera berlari membantu fabio dan tak lama kemudian mereka membawa Fabio ke FIM Medical untuk di periksa lebih lanjut.
Olivia yang sedang menyaksikan hal ini tentu saja terkejut, ia tak kuasa melihat insiden ini. Saat Olivia ingin berlari, Tom segera mencegatnya.
"Lepaskan aku Tom, aku harus menyusul Fabio !"
"Hey, hey, hey. Kau harus tenang, kita tidak bisa menyusulnya saat ini juga ke tempat kejadian. Lebih baik kita FIM Medical saja, kita akan aku lebih lanjut mengenai Fabio di sana. " ujar Tom, kemudian Olivia mengangguk. Mereka kedua segera menuju FIM Medical.
"Aku rasa Fabio lebih baik di larikan ke rumah sakit karena ia mengalami patah tulang pada tangan kanannya dan tulang lehernya sedikir bergeser. Ini memang bukan cidera yang serius, hanya saja penanganan pihak rumah sakit akan jauh lebih baik daripada penanganan kami, FIM Medical. Kini kami sedang menyiapkan ambulance untuk mengantar Fabio menuju rumah sakit. " ujar salah satu dokter pada Tom dan Olivia, ketika mereka sudah sampai beberapa menit lalu.
Setelah itu, pintu ruang penanganan pertama terbuka, menampilkan Fabio yang berada di atas brankar rumah sakit yang sedang di dorong oleh para perawat. Tanpa pikir panjang lagi Olivia mengikuti brankar tersebut.
"Terimakasih banyak dokter, sekarang saya harus pamit. " ujar Tom, kemudian ia berlari menyusul para perawat itu.
Oke karena ini fiksi jadi sebagai author, aku mau minta maap kalo banyak salah😭
Yuk klik bintang yuk :))
KAMU SEDANG MEMBACA
"Personal Assistant" [Fabio Quartararo]
Fiksi Penggemarsemua berawal saat Fabio Quartararo membutuhkan personal assistant, namun siapa sangka. Lelaki berkebangsaan Prancis ini malah bertemu dengan seorang gadis yang selalu datang didalam mimpinya.