four

790 61 12
                                    

Paris, Prancis
10.00





"Hey bangun kau idiot !" ucap seseorang sembari menciprat kan air ke wajah seseorang yang sedang tidur.
Kemudian pria berambut pirang itu segera membuka matanya, "Fuck, apa yang kau lakukan ?"

"Aku ? Tentu saja membangunkan mu ." jawab Tom

"Kau mengganggu tidur nyenyak ku saja ."

"Ah benar, bagaimana ? Apa kau bermimpi tentang gadis itu lagi ?"

Fabio bergeming, lalu raut wajahnya terlihat bingung. "Malam ini aku tidak memimpikan dirinya, namun saat aku sedang melakukan kegiatan seksual, bayangan tentang dirinya menghampiri pikiranku. "

"Lalu ? Apa kau membayangkan wajahnya saat sedang berhubungan dengan wanita lain ?"

"Tentu saja, namun aku segera menghentikan kegiatan itu lalu pulang. "

"Sebegitu parahnya kah ?"

"Ya, begitulah. " jawab Fabio, lesu.

"Yasudah, kau harus segera bersiap untuk berlatih motor cross. Joan Mir dan lainnya sudah menunggu. " ujar Tom lalu pergi meninggalkan kamar tersebut.

"Tunggu !" seru Fabio.

"Ada apa lagi ?"

" Apa kau sudah menyebarkan selebaran yang kemarin aku buat ?"

"Tentu saja sudah, memangnya kenapa? Apa kau ingin memecat diriku jika aku belum menempelkan dan juga menyebarkan selebaran bodoh mu itu ?" sinis Tom pada Fabio.

"Tidak, Aku hanya takut kau melalaikan pekerjaanmu itu. "

Tom hanya melempar jeruk pada perut Fabio sebagai tanggapannya, kemudian ia keluar dari kamar tersebut.

Sepeninggal Tom, Fabio segera beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi. 30 menit kemudian ia keluar kamar menuruni anak tangga dengan pakaian santai, tak lupa menjinjing sebuah tas yang lumayan besar.

"Ayo kita berangkat !" ajak Fabio pada Tom.











Di lain tempat





"Argh, rasanya tubuhku akan remuk, lelah sekali rasanya setelah perjalanan jauh. Hari ini aku harus mencari pekerjaan sembari melihat-lihat pemandangan yang ada di Paris. " ucap Olivia sembari meregangkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Kemudian Olivia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk mempersiapkan dirinya mencari pekerjaan,  30 menit kemudian ia ia sudah siap  dan segera keluar dari penginapannya.
Ia selalu memasuki toko yang ia temukan lalu bertanya apakah tokoh tersebut memerlukan seorang pekerja, namun jawabannya selalu sama yaitu tidak memerlukan pekerja lagi. Akhirnya ia memilih untuk mengistirahatkan dirinya dan duduk di dekat toko kue tart, tokoh itu terlihat sangat unik dan cantik. Kemudian Ia  memasuki toko tersebut dan berniat bahwa ia akan membeli salah satu dari kue itu untuk ia bawa pulang.

"Bonjour, Apakah aku bisa memesan kue tart itu ?" Tanya Olivia pada salah satu pekerja di sana sana di sana sana sembari menunjuk salah satu kue tart kue tart yang ukurannya lebih kecil daripada yang lainnya.

" tentu saja, apa kau ingin aku membungkusnya dengan rapi sebagai kado ?" tanya salah satu pekerja di sana.

"Tidak, kau tidak perlu membungkusnya sebagai kado. Aku hanya ingin kue ini untuk diriku ini untuk diriku sendiri. " jawab Olivia.

"Oh begitu, baiklah. Kau bisa menunggu sebentar. "  ujar pekerja itu sembari membungkus kue yang sudah Olivia pesan.

"Ini, kuenya. " kata pekerja itu.

"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang