Hari ini adalah seri pamungkas Motogp yang di selenggarakan di Valencia, Olivia tentu saja datang. Namun tidak bersama Fabio, melainkan Tom. Oh jangan tanya dimana lelaki bersurai pirang itu berada, kini ia sedang berduaan dengan Roxie di Pit. Hal ini tentu saja membuat Olivia semakin sakit hati, gadis mana yang tidak cemburu melihat lelaki yang disukainya menempel dengan gadis lain ?
Olivia akhirnya berpamitan pada Tom, ia kemudian keluar dari Pit untuk mencari udara segar karena udara di dalam Pit tersebut cukup panas. Ah tidak, lebih tepatnya sangat panas. Api membakar diri Olivia dari luar dan dalam.
Gadis itu melangkahkan kaki tanpa arah, ia menunduk, menyembunyikann air matanya yang mengalir. Beruntung lah orang-orang di sekitar tidak terlalu mengenal dirinya. Tanpa disadari ia menabrak seseorang.
"Ouch. " lirihnya.
Seseorang pun berbalik, "Olivia ?"
Olivia segera mengangkat wajahnya
"Oh hey, Luca. "
"Hey kau menangis ?"
"Tidak, hanya sa--- "
Ucapan Olivia terhenti karena Luca sudah menghapus air matanya terlebih dahulu.
"Kau tidak bisa berbohong, itu kentara sekali. "
Olivia masih diam, ia merasa malu akan hal itu.
"Aku tahu kau sedang ada masalah dengan Fabio, ayo, ikut aku ke pit. Kau akan aman di sana. " ujar Luca sembari menarik tangan Olivia.
Kini Olivia sudah berada di Pit bersama Luca dan para timnya, jujur ia merasa tidak nyaman karena ia hanya mengenal Luca di tempat itu. Namun lebih tidak nyaman lagi jika ia melihat Fabio bersama dengan perempuan lain seperti tadi.
"Ada masalah apa ?" tanya Luca yang kini sedang mendudukkan dirinya disamping Olivia.
"A-aku tidak mengerti, Fabio menjadi aneh dan semakin aneh saat ia pulang dari pemotreran. Ia pulang dengan keadaan berantakan dan terlihat banyak hickey di lehernya, aku sungguh tidak mengerti apa yang membuatnya menjadi seperti ini. " jelas Olivia sembari meneteskan air mata.
Luca kemudian meletakkan tangannya di pundak Olivia, berusaha menyalurkan kekuatan.
"Aku yakin kalian akan segera berbaikkan. " ujar Luca, berusaha terdengar yakin.
Di lain sisi
Kini Tom dan Fabio sedang berjalan keluar dari Pit menuju starting grid karena race akan segera dimulai.
"Kau sungguh keterlaluan. " celetuk Tom yang membuat Fabio segera menatapnya.
"Kau sungguh tak punya hati, kau pikir dengan memusuhi Olivia dan membawa wanita lain akan menyelesaikan masalah ? Tidak. Dengar, Olivia tidak salah. Gadis itu hanya mendapat pernyataan cinta, bukan ia yang menyatakan cintanya. Sebenarnya otakmu ini di mana ?" lanjut Tom dengan meninggikan suaranya.
Fabio menghentikan langkah kakinya, begitu pula dengan Tom.
"Hey, dude. Ada apa denganmu ? Aku masih punya hati, Olivia yang tidak punya hati. Lihat, sekarang pun ia sedang bersama bocah Italia itu. Yang bermasalah adalah otakmu. " balas Fabio dengan jengah.
"Seharusnya kau berpikir, apa yang membuat Olivia pergi bersama Luca ? Apa Olivia pernah meninggalkanmu saat kau bersikap baik padanya ? Tentu saja tidak, ia sekarang bersama Luca karena sikapmu yang kekanakkan. Cobalah kau berkaca, kau dengan tiba-tiba merubah sikapmu padanya hanya karena Luca menyatakan cintanya pada Olivia. Itu sangat tidak masuk akal, lagi pula aku yakin kalau Olivia tidak memberikan jawaban saat itu juga pada Luca, karena apa ? Karena ia memikirkanmu. Olivia menyukaimu, GADIS ITU MENCINTAIMU, FABIO. SADARLAH!!! " Tom sudah tidak bisa membendung amarahnya, dalam hati ia menyumpahi Fabio dan otak bodohnya.
"Kenapa kau yakin sekali kalau Olivia mencintaiku ?" tanya Fabio dengan raut wajah bingung.
"Ya tuhan!!! Bakan orang buta pun tahu kalau Olivia mencintaimu, ia selalu ada untukmu. Ia selalu ada di sisimu, perlu bukti apalagi ? Kau ini sangat bodoh, jika kau hanya ingin bermain-main dengannya, maka jangan membuatnya jatuh cinta. Kau seharusnya sadar, Luca menyatakan cinta karena kau tak kunjung memberikan kejelasan hubunganmu dengan Olivia dan kau pun tak kunjung menyatakan cintamu. Kini kau marah karena kau mendengar percakapan antara Luca dan Olivia dan kau dengan egoisnya hanya memikirkan perasaanmu saja. Kau meninggalkan Olivia demi wanita ular itu. " ucap Tom kemudian meninggalkan Fabio yang mematung.
1 menit sebelum race di mulai, para riders sudah berada di starting grid. Dipimpin oleh Marc Marquez, lalu Maverick dan Fabio berada di urutan ke tiga.
Sesaat sebelum memakai helm, Fabio menyentuh bahu Tom. Membuat si empunya menoleh."Kau benar, aku sudah keterlaluan. Maafkan aku, aku sudah membuatmu kecewa. " ucap Fabio, setengah berbisik.
"Untuk apa meminta maaf padaku ? Minta maaflah pada Olivia, temui ia setelah race selesai. " jawab Tom, final.
Kemudian Fabio mengangguk dan memakai helmnya, ia berdoa agar race cepat selesai. Ia ingin segera menemui Olivia.
Ketidak beruntungan datang pada Fabio kali ini, ia harus rela DNF karena kesalahannya sendiri. Tapi itu membuat Fabio senang, karena ia tidak harus menunggu terlalu lama untuk menemui Olivia.
"Kau baik-baik saja, honey ?" tanya Roxie saat Fabio memasuki Pit (and again aku gatau itu pit apa paddock jadi pake kata pit aja biar gampang. Maafkan kebodohan aku ini ya pemirsa wkwkwk)
"Aku baik-baik saja. " jawab Fabio, lelaki itu kemudian memasuki ruang pribadinya. Guna berganti pakaian menjadi lebih santai, tak lupa ia mengirimi Olivia pesan agar mereka bertemu di Cafe. Memang akan sedikit susah mencari Cafe terdekat di sekitar circuit, namun itulah tujuan Fabio. Bepergian kembali bersama gadis pujaannya.
Lelaki itu kini sedang menggunakan motor yang sering digunakan Tom untuk keluar dari circuit. Mengabaikan Roxie yang memanggil namanya.
Di lain tempat
Olivia menerima pesan dari Fabio, di situ tertulis bahwa lelaki Prancis tersebut mengajaknya bertemu bahkan kini Fabio sedang menunggunya di dekat pintu keluar circuit
"Maaf Luca, aku harus kembali. Tom mencariku. " bohong Olivia, ia tak enak hati jika berkat sejujurnya.
"Oh kalau begitu, mari aku antar. " tawar Tom yang dibalas dengan gelengan dari gadis Asia itu.
"Tidak perlu mengantarku, aku masih mempunyi kaki. " canda Olivia, berusaha menyembunyikan kegugupannya karena sudah berbohong.
"Kau ini, yasudah. Hati-hati, Oliv . See you !" ujar Luca disertai senyuman hangatnya.
"See you !" balas Oliv, gadis itu keluar pit dengan tergesa-gesa. Untungnya ia adalah tipe gadis yang jarang menggunakan heels, jadi ia bisa berlari dengan mudah.
Butuh waktu lama agar sampai di dekat pintu keluar circuit, namun Olivia tak menyerah. Ia terus berlari dan melambaikan tangannya saat melihat siluet Fabio. Hal ini membuahkan hasil, Fabio segera menghampirinya. Dengan masih terengah-engah, Olivia segera memakai helm yang di berikan Fabio dan naik ke motor tersebut.
Akhirnya aku bisa curi-curi waktu buat bikin cerita gajelas ini. Maaf banget ya kalau bikin kalian nunggu huhuhu :(
KAMU SEDANG MEMBACA
"Personal Assistant" [Fabio Quartararo]
Fanfictionsemua berawal saat Fabio Quartararo membutuhkan personal assistant, namun siapa sangka. Lelaki berkebangsaan Prancis ini malah bertemu dengan seorang gadis yang selalu datang didalam mimpinya.