eighteen

505 36 5
                                    

Hari ini adalah hari ke tiga Fabio di rawat di rumah sakit, hari ini juga cervical collar akan dilepas dari leher Fabio. Dan benar saja, kini dokter dan beberapa perawat memasuki ruangan yang Fabio tempati.

"Morning . " ujar sang dokter.

"Morning, doc. " jawab Fabio dan Olivia bersamaan.

"Okay hari ini kami akan melepas cervical collar pada leher anda, ini tidak akan lama dan tidak akan sakit. Tenang saja. " ucap sang dokter dan kini ia bersama dua perawat lainnya sedang berusaha melepas alat tersebut.



30 menit kemudian dokter dan para perawat sudah selesai melepas cervical collar (aku gatau durasi yang sebenarnya, jadi aku ngarang aja ya hehe)

"Sekarang bisa kau gerakkan lehermu, Mr. Quartararo ?" tanya dokter.

Fabio pun menoleh ke kanan dan kekiri, kemudian sedikit memutar kepalanya.

"Lebih baik dari sebelumnya, dok. Thanks. " jawab pria bersurai pirang tersebut.

"Okay, bagus. Lusa, anda sudah di izinkan untuk pulang. Tapi ingat, jangan terlalu banyak bergerak karena gips pada tangan anda belum bisa dilepas. " ucap sang dokter, kemudian Fabio hanya mengangguk menanggapi.

Olivia yang melihat hal ini tak bisa menahan senyumnya, "Terimakasih, dok. " ujar gadis tersebut.

"No worries, yasudah, saya pamit dahulu. Permisi. " ujar dokter sembari keluar ruangan di ikuti oleh para perawat.



"Olivia ?" panggil Fabio.

"Ya, kau butuh sesuatu ?" tanya gadis itu sembari berjalan mendekat.

"Uhm... aku ingin minum, bisa kau ambilkan ?"

Olivia menuju meja yang berada di dekat sofa, guna mengambil sebotol air minum.

"Ini. " ucapnya sembari membuka botol dan memasukkan sedotan yang sering Fabio gunakan. Kini gadis itu kembali terduduk di bangku -yang terletak di samping ranjang Fabio-

"Merci beaucoup. " ujar Fabio, kemudian meminum air tersebut.

"Aku senang kau sudah lebih baik dari  sebelumnya. "

"Hey, jangan salah. Aku manusia separuh dewa, maka dari itu aku selalu cepat sembuh. " gurau Fabio yang membuat Olivia terkekeh.

Mereka saling menatap, Olivia memajukan wajahnya.

Cup!

Gadis itu mencium pipi Fabio, "Jangan sakit, aku sedih jika kau sakit. "

"Aku tidak berjanji, ingat bahwa aku masih manusia. "

Kemudian mereka berdua terkekeh bersama, sungguh pemandangan yang indah dimana dua insan yang sedang kasmaran itu kini sedang berpelukan.


Knock knock
(pinti diketuk)




"Huh, mengganggu saja !" maki Fabio dalam hatinya.

Kemudian nampak lah sebuah pria dengan setelan pakaian berwarna hitam.

"Good morning, everybody !" ujar pria yang tak lain dan tak bukan bernama Tom.

"Morning, Tom. " sahut Olivia.

Berbeda dengan Olivia, Fabio hanya memutar bola matanya malas. "Kenapa kau datang lagi ?"

"Hari ini aku akan menjagamu, kasihan Olivia. Ia sudah menjagamu selama tiga hari belakangan, ia butuh berganti pakaian melakukan hal lainnya. Bukan begitu Olivia ?" ujar Tom.

"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang