two

909 59 9
                                    

Korea Selatan,
Stasiun subway
19.55





Setelah sampai di stasiun subway, ia segera menaiki kereta dengan tujuan bandara.  Tak lama kemudian Olivia sudah sampai di bandara, ia segera membeli tiket pesawat tujuan ke Prancis. Setelah menunggu selama beberapa menit, pesawat yang menuju Prancis akan segera lepas landas. Ia kemudian memasuki kabin pesawat dengan perasaan gugup karena penampilannya jelas sekali memberi kesan bahwa dia sedang kabur dari rumah bagi siapapun yang memandangnya. Namun Olivia masa bodoh, gadis itu hanya ingin ia segera sampai di Prancis dan memulai hari-hari barunya dengan damai karena ia sudah bebas dari 'neraka' itu.












Paris, Prancis
16.00


Sosok Fabio masih bergelung di bawah selimut, wajahnya tenang dan nafasnya teratur. Namun tiba-tiba ia terbangun dan melihat ke arah celananya. "Oh God, Kenapa aku harus memimpikan gadis itu lagi, bahkan aku saja tidak kenal siapa dia. Dan lihat ini, dia membuatku mimpi basah hampir setiap malam !"

Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka, menampilkan Tom.

"Kenapa berisik sekali ? Kau mengganggu sore indah ku !" tutur Tom. Fabio kemudian mencibir menanggapi kekesalan sahabatnya itu.

"Cepat bangun kau pemalas, kau ini tidak pagi, tidak sore kerjaan mu hanya tidur saja. " ucap Tom sembari menarik lengan Fabio.

"Aku lelah, menjadi pebalap motogp tidak seindah yang kau bayangkan. " ujar fabio sembari menutupi daerah 'selatan' nya dengan wajah memerah malu.

"Gelagat mu mencurigakan. Kali ini ada apa lagi ?"

"Aku tidak tahu, aku selalu memimpikan gadis yang sama hampir setiap malam. Hampir setiap malam pula aku mimpi basah dan ini, sore ini aku bermimpi tentang dirinya dan sore ini pula aku mimpi basah !" ucap Fabio kesal.

"Hahahaha, apa kau bilang ? Mimpi basah ? Di sore hari ? Hahahaha ."

Fabio menatap sengit pada Tom, "Terus saja kau tertawa, aku doakan kau mati karena tertawa terbahak-bahak !"

"Chill dude, aku hanya merasa bahwa ini sangat lucu. Aku tidak bisa menerima fakta kalau kau benar-benar mimpi basah hampir setiap hari. Oh God, yang benar saja !"

"Ya, aku pun tidak bisa menerimanya. " ucap
Fabio sembari berjalan ke kamar mandi.

"Hey, Fabio !"

Yang lebih muda menoleh ke arah yang lebih tua, memberi tatapan 'kenapa ?'

"Apa kau tidak malu ?"

"FUCK YOU!!!"

Kemudian Tom keluar kamar sembari terbahak-bahak, tidak peduli dengan wajah Fabio yang siap meninjunya kapan saja.

"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang