twenty eight

497 34 4
                                    

Hai, ada yang kangen gak ? Hehehe maaf ya slow update, banyak yang harus aku kerjain. Semoga kalian gak kecewa ya sama update-an ini wkwk, vote jangan lupa 😉💛

















Sekarang Fabio masih di masa libur,  lelaki itu berniat mengajak Olivia keliling dunia. Tentu saja hal ini mendapat respon yang antusias dari Olivia.

"Kau ingin berlibur ke mana, hm ?" tanya Fabio yang sedang asyik melihat peta dunia.

"Swiss ?" jawab Olivia dengan tidak yakin. Gadis itu memang penasaran dengan negara kecil yang diselimuti pegunungan dan pepohonan hijau.

"Hey, Swiss terlalu dekat. Kenapa kau sangat ingin ke Swiss ?"

"Aku hanya ingin kedamaian, Swiss akan menjadi salah satu pilihan yang baik, mengingat dirimu selalu dikerumuni oleh fans dan media. " jawab Olivia sembari menengadahkan wajahnya menghadap Fabio.

Fabio pun mengerti, mungkin Olivia belum terbiasa dengan hal itu. Lelaki yang sedang duduk di sofa itu segera mencondongkan tubuhnya lalu mengecup bibir Olivia yang notabenya sedang berbaring dengan paha Fabio sebagai bantalannya.

"Holy shit! Aku masuk di saat yang tidak tepat !" maki seseorang, yang tidak lain adalah Tom.

"Pergi kau !" sahut Fabio.

"Oh kalau aku pergi, kau akan sangat menyesal. "

Fabio menghela napas, "Ada apa memangnya ?"

Tom kemudian mengotak-atik handphone-nya. "Lihat ini, aku sudah mengetahui dimana Mrs. Kim di makamkan. "

Fabio segera menyambar handphone milik Tom, begitu juga Olivia. Gadis itu segera mendekat ke arah Tom dan Fabio.

"Kita terbang ke Korea malam ini. " ujar Fabio dengan mantap.
























---




Pagi harinya
(sengaja aku cepetin biar cepet tamat, gak deng wkwk)










"Annyeong sweetheart. " ucap Fabio dengan aksen yang terdengar sangat aneh.

*annyeong : hi/hello dalam bahasa Korea*

Olivia yang sedang mengerjapkan matanya seketika membuka matanya lebar-lebar.

"Bisa kau ulangi perkataanmu itu ?"

"Annyeong, sweetheart. " ucap Fabio dengan cengiran khasnya.

"Ahaha, ya Tuhan aksenmu aneh sekali, sering-sering lah berbicara bahasa Korea. Kau sangat lucu dan menghibur. " goda Olivia.

"Ehey, aku ini sudah berniat untuk mempelajari bahasa ibu dari istriku. Lihat, aku bahkan membeli semua ini. " ujar Fabio sembari memperlihatkan kardus berukuran sedang yang penuh dengan buku dan kamus tentang bahasa Korea.

Olivia mengecup dahi Fabio, "Merci, mon amour, tapi kau tidak perlu repot-repot. Katakan saja jika kau ingin belajar, aku akan mengajarimu hingga lancar. Seperti kau mengajariku bahasa Prancis. "

*Merci, mon amour : terimakasih sayang/cintaku*

Fabio kemudian terkekeh di buatnya, "Oh kita harus bersiap lalu ke makam ibumu. " lanjut pria tersebut sembari mengusak rambut Olivia.

"Tidak sarapan ?" tanya Olivia.

"Tidak, makanan di sini mahal. Kita harus hemat, kemarin aku sudah mencari tahu lewat google. "

"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang