Ting tong
(suara bel berbunyi)"Padahal hari sudah siang, tapi kenapa tidak ada tanda-tanda kehidupan ?"
"Bagian mana yang kau sebut siang, bodoh ? Ini masih jam 6 pagi. "
"Hey itu wajar karena aku manager, asisten pribadi, sekretaris, supir pribadi dan seorang kakak baginya. Coba lihat dirimu, hanya seorang teman. "
"Bukankah teman juga penting, Tom ?"
"Memang. Tapi, hey Joan, aku tidak yakin jika Fabio menganggapmu sebagai teman yang penting " ujar Tom sembari menjulurkan lidahnya, meledek Joan.
Tepat sebelum Joan memukul Tom, pintu segera terbuka dan menampilkan Olivia yang memandang mereka dengan malas.
"Bagus sekali hmm, kalian sudah adu mulut di depan rumahku saat pagi hari. " ujar Olivia, sarkas.
"Biarkan kami masuk terlebih dahulu. " ucap Joan, kemudian masuk tanpa menunggu jawaban Olivia.
"Jadi, ada apa kalian kemari di pagi hari seperti ini ?" tanya Olivia saat kedua lelaki tersebut telah duduk di ruang tamu.
"Begini, Madame Martine menyuruhku untuk memberikan vitamin dan buah-buahan ini untukmu dan juga Fabio. " jawab Tom sembari meletakkan sebuah kotak yang cukup besar.
"Dan aku juga membawakanmu hampir semua snack yang bisa kau beli di Korea tapi tidak bisa kau dapatkan di Paris, juga snack khas dari Spanyol dan pizza rasa apel yang sebenarnya adalah titipan dari Luca. Ia tidak tahu harus memberikanmu apa sebagai ucapan gembira saat mendengar kehamilanmu, jadi yah, seperti yang bisa kau lihat. Ah meskipun ini tidak terlalu sehat tapi aku yakin suatu saat pasti kau mengidamkan salah satu jenis snack yang aku bawa hari ini. " jelas Joan, panjang lebar.
"Huh? Pizza apel ? Bagaimana ia tau bahwa aku sangat mendambakan ini ?" ujar Olivia, segera menyicip rasa dari pizza ameh tersebut.
"Hey ini masih pagi, kau seharusnya tidak----"
" Jangan berisik kalian. " potong Olivia, kemudian segera melakukan video call dengan Luca.
"Oh hey Oliv, ada apa kau meneleponku pagi-pagi ?" ujar Luca di seberang sana dengan ceria.
"Luca, aku sungguh terharu. Bagaimana kau bisa tahu kalau aku sangat mendambakan pizza ini ?"
"Uhm... awalnya aku tidak tahu harus memberimu apa saat aku pertama kali mendengar kabar bahwa kau hamil dan yeah.... aku dengar jika wanita hamil sering menginginkan sesuatu yang aneh, maka dari itu aku memberimu pizza apel. Dan butuhkan beberapa hari untuk memikirkan hadiah itu untukmu. " jawab Luca disertai dengan senyum menawannya.
Olivia pun menangis haru, "Terimakasih banyak Luca, kau memang yang terbaik. Awalnya aku memang ingin meminta Fabio mencarikan pizza ini, tapi aku kasihan padanya karena entah kenapa saat berada di dekat Fabio aku rasanya ingin muntah. Aku tidak ingin membuatnya---- "
"Aku tahu, aku tahu. Kau tidak usah sungkan padaku, kau bisa memintaku apa saja dan kau tahu bahwa aku akan menuruti keinginanmu bukan, adik kecil ?"
"Yak! Aku bukan anak kecil lagi, aku bahkan sedang mengandung anak kecil di rahimku. "
"Kau memang masih kecil Oliv, berapa umurmu ? 25? 29? " tanya Luca.
"Umurku... 22 tahun. " jawab Olivia lirih.
"See! Kau memang anak kecil hahaha. " ledek Luca di seberang sana.
"Benar juga, anak kecil yang mengandung anak kecil. " timpal Joan.
"Ayah dari anak itu pun masih kecil, berumur lima tahun. " imbuh Tom yang membuat dirinya dan Joan terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Personal Assistant" [Fabio Quartararo]
Fanfictionsemua berawal saat Fabio Quartararo membutuhkan personal assistant, namun siapa sangka. Lelaki berkebangsaan Prancis ini malah bertemu dengan seorang gadis yang selalu datang didalam mimpinya.