Penyerangan

10.8K 818 22
                                    

Happy reading-!
Budayakan vote komen 🐈

Happy reading-!Budayakan vote komen 🐈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

Suasana malam di kota Cambridge terasa sejuk. Bintang-bintang menghiasi langit malam. Menemani rembulan yang kesepian.

Dua orang anak manusia berbeda jenis kelamin tengah berada di sebuah taman. Dengan air mancur di tengah taman tersebut. Lampu kecil yang bercahaya tiap beberapa detik sekali menambah indah taman ini.

Di bangku itu,sepasang anak manusia tampak larut dalam lamunan masing-masing. Entah apa yang mereka pikirkan,namun mereka seolah tak ingin kembali ke dunia nyata.

"Lo tau? Gue bersyukur bisa kenal lo," ujar sang lelaki tiba-tiba. Gadis di sebelahnya menoleh. Menaikkan sebelah alisnya heran.

"Kenapa?"

"Karena lo,gue bisa ngerti suatu hal,"

"Apa itu?" keduanya bertatapan.

"Bahwa semua gak bisa dibeli dengan uang. Contohnya kebahagiaan. Dulu,pertama ketemu lo gue merasa bahwa lo itu bisa bahagia dengan cara sederhana,gak pake uang.

Bahagia lo dulu,ketika lo dapet nilai bagus,dan diapresiasi orang lain,"

"Bahagia emang gak bisa dibeli. Tapi dengan bahagia,uang bisa dihasilkan. Gue juga seneng ketemu lo,"

"Kenapa?"

"Karena dengan ketemu lo,gue bisa ngerasain punya sahabat,"

"Bukannya waktu dulu lo punya sahabat cewek?"

"Itu dulu. Sebelum gue tau apa itu arti pengkhianat," nada bicara sang gadis berubah menjadi dingin. Sorot matanya menajam. Kilasan masa lalu menyakitkan terlintas dalam benaknya.

"Gak usah diinget lagi,"

"Huft...pengennya gitu. Tapi hati gue terlanjur kecewa,dan otak gue terlanjur menyimpan memori masa lalu,"

"Udah lah. Daripada bahas masa lalu,mending kita nikmatin suasana malam disini," ujar sang lelaki menyudahi. Nampak gadis disampingnya menghela napas sejenak,lalu tersenyum kecil.

Mereka Xabila dan Alarez. Dua orang manusia yang dikenal sebagai queen Carberus dan panglima Carberus.

"Gue mau latihan nembak," celetuk Xabila.

Alarez melotot terkejut, "Yang bener aja lo?!"

"Iya. Gue mau latihan nembak,pake senjata tajam,dan semacamnya,"

"Tapi umur lo masih terlalu muda,"

"Umur gak menghalangi kan?"

"Tapi gue takut lo kenapa-kenapa,"

"Lo percaya sama gue. Selama latihan,gue akan selalu jaga diri gue,"

"Oke gue percaya. Kalo gitu,gue juga bakal ikut latihan,"

The Mask (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang