Terungkap

9.7K 684 134
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Penyelidikan tentang pengkhianat terus dilakukan oleh inti Carberus (termasuk ketua dan wakil). Perlahan,mereka menemukan titik terangnya. Siapa saja yang berkhianat,dan semacamnya. Saat mengetahui siapa saja namanya,mereka kecewa. Sangat kecewa.

Hari ini,Xabila dkk (Xabila,Alarez,Galen,Kiko,Saka,dan Wahid) memutuskan untuk mengungkap siapa pengkhianat itu. Bahkan Raffi yang tengah di luar kota dipaksa untuk datang. Mau tak mau,Raffi menuruti perintah ketuanya.

Di markas,semua anggota berkumpul tanpa terkecuali. Suasana sangat menegangkan. Di depan sana,Xabila berdiri dengan tegap. Jubah queen Carberus melekat di tubuhnya. Di tangan kanannya, terdapat katana kesayangannya.

Tak hanya Xabila,Alarez pun juga sama. Dia menatap datar seluruh anggotanya. Tatapannya tertuju pada beberapa orang di markas itu. Ia tersenyum menyeringai.

"Ada yang tau mengapa saya mengumpulkan kalian semua?" Xabila membuka suara ketika merasa seluruh anggotanya sudah hadir.

"Tidak leader!" jawab anggotanya serempak. Bahasa baku yang digunakan oleh Xabila membuat seluruh anggota merasa takut.

"Tau apa slogan khusus untuk pengkhianat disini?"

"Tau leader!"

"SEBUTKAN!"

"PENGKHIANAT WAJIB MATI! KAU MASUK KE KANDANG,JANGAN HARAP BISA KELUAR!"

"Bagus!"

"Disini,gue akan kasih tau ke kalian,bahwa dalam geng ini,ada PENGKHIANAT!" ujar Xabila dengan menekankan kata terakhir.

Seluruh anggota berbisik-bisik. Beberapa orang yang merupakan pengkhianat ketar-ketir. Mereka gugup sekaligus takut.

"Ngaku aja lah udah," celetuk Saka dan mendapat tabokan gratis dari Wahid.

"Bego!" umpat Wahid. Saka mengelus kepalanya yang sakit seraya melirik sinis Wahid.

"Mengaku atau kalian semua yang akan kena imbasnya," ancam Xabila.

"Carberus hanya untuk orang yang jujur! Pembohong dan pengkhianat harus keluar. Carberus tak menerima orang yang munafik,atau bermuka dua. Mengaku dan maju ke depan sebelum kami seret," tegas Alarez.

Markas menjadi ricuh. Seruan tak terima terlontarkan dari anggota yang merasa tak bersalah.

Ngaku woy

The Mask (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang