Inti Carberus

10.2K 697 149
                                    

Happy reading-!
Budayakan vote komen

Typo bertebaran 🍁
.
.
.
.
.


Sudah beberapa minggu ini, Xabila tidak melihat kehadiran Cechil dkk. Entah kemana perginya empat cabe rawit itu, Xabila tak tahu.

Hari ini,inti Carberus akan pindah ke CIS,sesuai perintah sang waketu. Xabila mah bodo amat empat anak itu mau sekolah dimana.

Pagi ini koridor sekolah sudah ramai. Anak-anak berlalu lalang di koridor. Ada yang bergosip ria,bercanda tawa,dan banyak lagi.

Xabila dan Alarez berjalan dengan wajah datar andalannya. Namun setiap ada yang menyapa,gadis itu menyunggingkan senyum tipisnya. Alarez yang melihat adanya perubahan pada Xabila merasa senang. Akhirnya, Xabila bisa kembali seperti dulu. Namun,ia ingin perubahan Xabila terjadi tanpa disertai topeng kebohongan.

"WOY!" seruan dari belakang menghentikan langkah Xabila dan Alarez. Mereka kompak berbalik. Rupanya,Galen dkk.

"Hosh...hosh...aduh gile capek banget," keluh Kiko seraya mengelap keringatnya.

"Kok kalian ninggalin kita sih?" kesal Saka.

"Ada motor?" tanya Xabila tanpa ekspresi. Galen dkk mengangguk polos.

"Bisa pake?" Galen dkk kembali mengangguk.

"Berangkat sendiri apa susahnya?" bibir Alarez berkedut menahan senyum. Sementara Galen dkk,mereka tersenyum paksa.

Siswa-siswi di koridor menatap mereka dengan bingung. Ada yang berspekulasi bahwa mereka berempat adalah siswa baru.

"Ke kelas," titah Xabila lalu melanjutkan jalannya. Diikuti Alarez di belakangnya. Galen dkk menatap dua orang itu miris.

"Untung bos gue," ujar Galen mengelus dada.

"Kiw cantik. Ruang kepsek dimana?" tanya Saka. Ia menghiraukan Galen.

"Lurus aja,trus belok ke kanan," siswi itu menjawab.

Galen dkk nampak mengangguk mengerti. Saka menoleh ke siswi tadi,namun siswi itu sudah pergi entah kemana.

"Lah kek dhemit," lirih Kiko.

"Udah ayo!" Wahid menarik kerah belakang Kiko. Ia berjalan ke ruang kepsek,sesuai yang diarahkan siswi tadi. Diikuti Galen dan Saka di belakangnya.

"Tuh anak udah kaya kucing kecekek," celetuk Galen menahan tawa. Saka menutup mulutnya.

Tiba-tiba Kiko berbalik dengan mata melotot. Membuat Galen dan Saka kompak memecahkan tawanya. Orang-orang di koridor menatap mereka ngeri.

Wah parah ada orang gila di sini

CIS bisa nampung orgil toh?

Kasian mana masih muda

Pasti ortunya tertekan punya anak sengklek

"Apa lu hah?" sentak Saka pada kumpulan siswi yang membicarakan dirinya serta temannya. Sekumpulan siswi itu menggeleng lalu pergi.

Sampai di depan ruang kepsek,keempat orang itu langsung masuk setelah mengetuk pintu.

Di kelas XI MIPA 2

Suasana kelas sangat berisik. Bagaimana tidak? Para biang onar menjadi satu dan berbuat onar. Mereka menjahili para siswi. Bahkan sang ketua kelas dibuat kewalahan.

The Mask (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang