.
.
.
.
.Malam ini,Xander akan mencoba mendekatkan diri pada Xabila. Dia akan melakukan apapun, demi bisa dekat dengan adik perempuannya.
Xander membuka pintu kamar Xabila dengan pelan. Ia masuk dengan sedikit mengendap diikuti oleh Xabiru. Lelaki itu memaksa ikut dengan alasan untuk menenangkan Xabila jika gadis itu tiba-tiba mengamuk.
"Ngapain?" suara yang tidak asing bagi mereka mengagetkan keduanya. Xander dan Xabiru saling tatap satu sama lain. Hingga suara yang sama mengejutkan mereka.
"Gue tanya sekali lagi, ngapain?" keduanya menoleh dengan serempak. Mereka menelan salivanya susah payah. Aura Xabila benar-benar membuat mereka merinding.
"A-anu dek..."
"NGOMONG YANG JELAS!" bentak Xabila dengan tangan terkepal erat.
Kedua lelaki itu tersentak. Mereka menatap Xabila yang tengah rupanya sedang menahan emosi. Biru menuntun kembarannya agar duduk di tepian kursi. Xabila mengikuti tanpa membantah.
"Bang, sini!" Biru menggerakkan tangannya memanggil Xander untuk mendekat. Xabila menatap bengis Xander.
"Dek, jangan kaya gitu. Dia abang kamu loh," kata Biru mencoba memberikan pengertian.
"Gue gak mau punya abang!"
"Adek, kok gak mau punya abang kenapa? Kan kalo punya abang itu seru loh. Masa adek gak mau?" Biru berujar lembut. Xander hanya diam melihat interaksi kedua adiknya.
"Lala gak mau. Nanti Lala dipukul lagi. Sakit, Lala gak suka," ucap Xabila menyendu. Hati Xander tergerak untuk memeluk Xabila, namun harus dia tahan dahulu.
"Enggak kok. Bang Xander itu baik, dia gak bakal pernah pukul Lala,"
"Bohong! Dulu Lala selalu denger kata itu. Tapi gak pernah nyata. Semuanya bualan! Lala benci!"
Biru mengelus surai kembarannya dengan lembut. Diam-diam Biru meminta Xander untuk duduk di sebelah Xabila. Xander hanya bisa menuruti permintaan adiknya.
Xabila yang melihat Xander akan duduk di sebelahnya lantas berdiri. Namun sebelum kakinya melangkah, Xander sudah lebih dulu memeluknya.
Xabila merontak dan menangis keras. Dirinya mengingat kenangan buruk masa lalu nya. Dia takut, takut hal yang sama terulang kembali.
"Tenang sayang, tenang," lirih Xander berusaha menenangkan Xabila.
Biru ikut memeluk kembarannya, dia juga membisikkan kata-kata penenang untuk Xabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask (END)
Teen FictionSebuah cerita yang mengisahkan kehidupan seorang gadis yang penuh akan kebohongan. Semua topeng ia gunakan. Polos, dingin,datar,kejam,childish,manja,dan sebagainya. Mengisahkan seorang gadis yang terpisah dari keluarga kandungnya. Tinggal di sebua...