.
.
.
.
.Detik berganti menit,menit berganti jam,jam berganti hari. Begitupun seterusnya. Tak terasa,ulang tahun sekolah semakin dekat. Pengurus OSIS beserta para siswa-siswi disibukkan oleh persiapan ulang tahun tersebut.
Para anggota OSIS berkumpul di ruang rapat untuk membahasa ulang tahun sekolah. Biru dan Cakra tergabung dalam OSIS. Ia termasuk seksi kesiswaan.
Untuk hari ini hingga ulang tahun CIS,jam pelajaran akan dikosongkan. Karena akan terfokus pada acara HUT CIS.
Di kantin,sangat ramai. Para murid berdesak-desakan dalam memesan makanan. Mereka tetap memakai baju seragam sesuai hari.
Di pojok kantin,di meja paling panjang,sangat ricuh. Suara mereka yang bercanda tawa di dengar oleh seisi kantin. Siapa lagi kalau bukan Bian dkk dan Xabila dkk.
Xabila duduk di antara Bian dan Alarez. Di depannya ada Desga,Galen,dan Farhan. Di sebelah Bian ada dua kursi kosong. Untuk Biru dan Cakra mungkin? Sementara di sebelah Alarez,ada Wahid,Kiko,dan Saka.
"Pesen makan sono," titah Xabila pada Saka. Saka mendengus kesal.
"Kenapa gak lo aja?" detik itu juga dirinya ditatap tajam oleh Alarez dan Bian.
"Mampus ada pawangnya," ledek Desga. Mereka sudah terlihat akrab.
"Ayo es!" ajak Saka pada Kiko.
"Siapa es?"
"Elo lah,"
"Kok gue?"
"Es Kiko enak tau," baru saja Kiko akan membuka suara,tangannya sudah ditarik oleh Saka.
Meja itu menjadi hening selepas dua manusia tadi pergi memesan makanan. Suasana mendadak canggung di meja itu. Xabila dan Alarez menyibukkan diri dengan ponsel. Galen dan Wahid tengah mabar. Desga dan Farhan membicarakan tentang cewek,biasalah fuckboy sama playboy.
Sementara Bian,lelaki itu memandangi wajah Xabila yang tengah serius dengan ponselnya. Bola mata berwarna biru,bulu mata lentik,hidung mancung,bibir tipis,pipi tirus. Tak ada polesan make-up di wajahnya. Definisi cantik alami.
Tanpa aba-aba,Bian menggenggam sebelah tangan Xabila. Ia mengelus telapak tangan gadis itu dengan jempolnya.
"Gue gak nyangka,gue bisa cinta sama lo,yang jelas-jelas punya keyakinan beda sama gue," cetus Bian setengah berbisik. Xabila mematikan ponselnya. Ia menatap tangannya yang berada di pegangan Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask (END)
Fiksi RemajaSebuah cerita yang mengisahkan kehidupan seorang gadis yang penuh akan kebohongan. Semua topeng ia gunakan. Polos, dingin,datar,kejam,childish,manja,dan sebagainya. Mengisahkan seorang gadis yang terpisah dari keluarga kandungnya. Tinggal di sebua...