Happy reading-!
Budayakan vote komen 🍁.
.
.Hari ini adalah hari dimana Xabila akan meninggalkan Bandung,dan mengejar mimpinya.
Pagi-pagi sekali,Xabila sudah berada di markas. Kedatangannya rupanya sudah ditunggu oleh anggota Carberus. Begitu juga Nando dkk. Alarez juga menunggu,dengan dua koper di samping kirinya.
Xabila memutuskan untuk menitipkan motor dan mobilnya pada Nando dkk. Untuk cafe,ia titipkan pada Yeri.
Xabila memasuki markas dengan kedua tangan yang menyeret koper. Di punggungnya ada tas punggung berwarna hitam,bentuknya kecil.
"Udah siap dek?" tanya Raffi. Xabila menatap Raffi yang berada di sebelah Alarez. Xabila mendudukan dirinya lebih dulu di sofa.
"Udah kok bang,"
"Ini yang mau ikut ke Jogja siapa aja?" tanya Xabila.
"Tio,Dewa,Riski, Toni,sama satu lagi Johan,"
"Kok banyak?" tanya Xabila heran.
"Ya emang banyak. Kalo Riski sama Toni sekalian pulang kampung. Kalo tuh,tiga curut sisanya katanya mau ke Jogja juga," tutur Raffi.
"Iya bu bos. Mau kulineran," sahut seorang remaja,dia Dewa. Menampilkan cengiran andalannya.
"Huft...ya udah. Berangkat sekarang aja ya?"
"Ya udah deh. Naik kereta kan?"
"Iya bang," Nando dkk mengangguk.
Xabila,Alarez serta Dewa dkk berdiri dan menyalami anggota Carberus lainnya. Setelah bersalaman,mereka pamit untuk ke stasiun. Mengapa tak diantar? Karena itu kemauan Xabila. Ia tak ingin dikira membawa pasukan untuk tawuran.
Mereka menuju stasiun menggunakan dua buah mobil. Tentunya memakai sopir,yang tak lain adalah anggota Carberus.
Xabila,Alarez,dan Riski berada di mobil satu. Sisanya berada di mobil ke-2. Di mobil satu suasana hening. Hanya terdengar radio yang diputar. Sementara di mobil 2,keadannya cukup rusuh. Karena Dewa sangat berisik dan Tio yang gesreknya sama ikut bergabung.
Setelah menempuh sekitar 25 menit perjalanan,mereka sampai di sebuah stasiun di Bandung. Stasiun Hall namanya.
Setelah turun dari mobil,mereka langsung saja pergi membeli tiket. Mereka antri terlebih dahulu,karena pengunjungnya cukup ramai.
Setelah mendapat tiket,mereka menunggu terlebih dahulu,karena jadwal berangkat pukul 07:05. Sementara saat ini masih pukul setengah tujuh.
"Udah sarapan?" tanya Xabila. Alarez dan Dewa dkk menoleh. Menatap Xabila yang tengah memandang mereka dengan tanya.
"Belum," jawabnya kompak. Xabila mengangguk pelan.
"Gue beli roti disana dulu. Kalian tunggu sini," sebelum Xabila pergi,Alarez menarik tangan Xabila lebih dulu.
"Gue ikut. Gak mungkin gue biarin lo sendiri," Xabila tersenyum lalu mengangguk. Mereka berjalan menjauh dari Dewa dkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mask (END)
Teen FictionSebuah cerita yang mengisahkan kehidupan seorang gadis yang penuh akan kebohongan. Semua topeng ia gunakan. Polos, dingin,datar,kejam,childish,manja,dan sebagainya. Mengisahkan seorang gadis yang terpisah dari keluarga kandungnya. Tinggal di sebua...