pilihan

1.2K 153 14
                                    

Happy Reading:)

"Wa, umi sama Abi mau ngomong sesuatu sama kamu"

Halwa masuk kedalam kamarnya dengan raut yang tak dapat diartikan. Ia menutup pintu kamarnya dan duduk di atas ranjang.

Cukup lama Halwa termenung, sampai akhirnya ia tersadar dan langsung mengambil handphone yang berada di dalam tas miliknya.

Lihat, Halwa bahkan belum sempat berganti pakaian, perkataan umi dan Abi nya barusan sangat berdampak pada prilakunya itu.

"Assalamualaikum Cla.." sapa Halwa

"Waalaikumsallam Wa, ada apa?" Tanya Clara dibalik ponselnya.

Halwa diam bukan karna tidak ingin menjawab, namun selepas mendengar suara Clara, air mata sudah menumpuk di pelupuk mata.

"Wa?" Panggil Clara

"Hallo Halwa?"

Sembari menyeka air matanya, Halwa menjawab "I-iya" ucapnya sedikit bergetar

"Kamu kenapa?" Tanya Clara Khawatir

Halwa tak mampu lagi menahan tangisnya, meskipun harus menahan suara agar tak didengar orang lain, namun tangis Halwa tetap pecah.

"Cla, aku harus gimana?.." tanya nya

"Hey, tenang dulu ya cerita sama aku pelan pelan" ujar Clara.

"... Atau aku kesana sekarang?" Lanjutnya

Halwa menggeleng, "gak usah" ucapnya.

".. aku gak mau dijodohin sama Abi" lanjut Halwa membuat air matanya semakin cepat turun.

"Dijodohin? Sama siapa?"

Halwa mencoba menetralkan tangisnya agar Clara bisa mendengar dengan jelas.

"Tadi ada tamu yang datang, dan Abi bilang dia mau aku jadi istri kedua nya.. aku gak mau Cla hiks.. aku gak mau nyakitin perempuan lain.." ucap Halwa menjelaskan, ia lalu menutup mulutnya agar tangisan tersebut meredam.

Percayalah, menangis dalam diam itu sangat menyakitkan.

"Dijodohin sama siapa?"

Halwa menggeleng, "gak tau, yang jelas dia pria yang udah beristri, kamu bayangin Wa, gimana perasaan istri pertamanya" ujar Halwa.

"Iya aku paham, yauda kamu tenang dulu ya, nanti kamu coba ngomong sama Abi terus tolak secara baik-baik"

Halwa menenangkan diri nya, "makasih ya Cla, aku mau nenangin diri dulu.. assalamualaikum"

"Iya sama-sama, yaudah jangan nangis lagi ya.. waalaikumsallam"

Halwa menjauhkan ponsel tersebut dari telinga nya, setelah itu pintu kamarnya diketuk.

"Kak ayo makan" seru faiz

Halwa beranjak dan membuka pintu kamarnya, "kakak udah kenyang dek, kan abis dari hajatan" jawab Halwa

Faiz mengangguk, "yaudah" jawabnya lalu beranjak pergi.

Setelah itu, Halwa pun kembali menutup pintu nya lalu berniat mengganti pakaian.

"Kak Halwa mana iz?" Tanya Umi

"Katanya masih kenyang abis makan di hajatan" jawab Faiz sembari duduk di kursi makan.

Umi menatap Abi, "massa sih? Kak Halwa itu diajak makan ke restoran aja gak mau, ribet katanya" ucap umi

"Ya mungkin tadi dia emang makan disana mi" timpal Abi.

Khitbah Untuk Halwa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang