perasaan itu

1.1K 152 17
                                    

Happy Reading:)

Memangnya siapa yang lebih apik dari Halwa soal menyembunyikan perasaan?
Seperti nya tidak ada, atau mungkin Halwa salah satu diantara mereka yang memendam perasaan itu sendiri.

Setelah hari itu, Halwa mulai merasa seperti ada yang aneh dalam lubuk hatinya, seperti perasaan yang mengganjal, yang ia sendiri bingung perasaan macam apa itu.

Lalu semalam, ia pun memutuskan untuk memperjelas perasaan aneh itu, berdoa pada Tuhannya untuk kejelasan akan hal tersebut, akhirnya Halwa pun tau jawaban dari banyaknya pertanyaan yang membelenggu pikirannya.

Dan sekarang, Halwa tidak lagi memendam nya sendirian, ada Allah SWT yang bersedia untuk menjadi tempat nya mencurahkan itu semua, di sepertiga malam nya, Sekarang satu nama 'lagi' tertera diantara banyaknya permohonannya pada sang kuasa.

Dibalik cadarnya banyak yang tidak menyadari jika Halwa sedang tersenyum, sembari membaca penggalan novel yang kemarin ia temukan di toko buku, rangkaian kata itu mampu membuat nya tersenyum bahkan tersipu saat membacanya.

"Baca apa sih Wa?" Tanya Clara yang tengah duduk di hadapan Halwa.

Halwa pun mengalihkan pandangannya pada Clara, ia pun mengangkat buku yang ada di genggamnya, "Novel, kemaren gak sengaja ketemu di rak buku" ujarnya.

"Seseru itu?" Tanya Clara lagi

Halwa mengangguk, "Banget, Alhamdulillah ketemu sama buku ini kemarin, padahal gak ada niatan mau beli Novel" jawab Halwa

"Udah kayak jodoh ya Wa" ujar Clara.

"Iya, emang kalo jodoh gak kemana hehe" ucap Halwa lalu terkekeh.

"Dan gak terduga, siapa tau cowo yang nyapa kamu hari ini di Kampus itu jodoh kamu hahaha" Canda Clara

Mendengar itu, Halwa pun terdiam, suatu hal telah mengingatkan nya.

"Kenapa? Emang siapa yang tadi pertama kali nyapa kamu?" Tanya Clara setelah melihat reaksi Halwa.

"Ah? Eum.. gak ada" jawab Halwa

"Yang ben--"

"Assalamualaikum" ucap Hanif yang ntah dari mana datangnya.

"Ehh..." Seru Clara sembari menutup mulutnya, matanya pun terbelalak tanda bahwa ia terkejut namun bukan karna suara Hanif yang kencang, tapi karna sapaan yang terkait dengan pernyataan nya tadi.

"Kenapa?" Tanya Hanif bingung.

Clara menggeleng, "ng-ngga ada apa-apa kok" jawab nya.

"Waalaikumsallam, ada apa Han?" Ujar Halwa mengalihkan pembicaraan.

Hanif pun beralih menatap Halwa, "Oh iya, Wa gue mau nanya tentang satu materi, Dosen bilang Lo yang paling ngerti materi ini makanya gue nanya ke Lo" ucap Hanif.

"Ooh.. yaudah iya gampang ntar Saya ajarin" jawab Halwa.

Sedangkan Clara yang tadi tidak terlalu menanggapi ucapannya, sekarang malah mempercayai nya sendiri.

.
.

"Woi woi.. gue kemarin temu cewe lho, cantik banget" ucap Rafa heboh.

"Dimana dimana?" Tanya Zaky yang ikut heboh.

Sedangkan Rayn malah memutar bola matanya malas, jika membahas tentang wanita sedari dulu memang Rafa dan Zaky yang paling heboh, terlebih jika wanita tersebut memiliki badan yang 'sempurna' dimata mereka.

"Tapi kali ini badannya gak mantep Ky" ujar Rafa.

"Ekhem" seru Rayn, ia dengan sengaja berdehem agar pembicaraan itu tidak berlanjut kearah yang lebih membahayakan.

Khitbah Untuk Halwa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang