Bunyi bel menggema di sebuah sekolah dasar yang merupakan penanda berakhirnya proses belajar mengajar hari itu. Tidak sampai lima menit, para siswa telah berhamburan keluar, seolah berlomba siapa yang akan tiba di rumah paling awal.
Fakta lazim yang demikian membuatmu menyunggingkan senyum. Teringat bagaimana dulu kau juga merasakan euforia para siswa tersebut, kini kau berganti meneguk perjuangan seorang guru dalam mengajar murid-muridnya. Walau belum lama, sedikit demi sedikit kau dapat memahami betapa tidak mudahnya mengemban tanggungjawab untuk mencerdasakan banyak anak.
Tapi, tak masalah bagimu, kau bisa menikmatinya semua, sebab memang inilah cita-cita yang kau usahakan sejak dahulu. Sambil memeluk buku-buku pelajaran beserta peralatan tulismu, kau menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan. Kelas tempatmu mengajar tadi juga merupakan kelasmu dulu. Banyak sekali kenangan yang kau temukan di sini.
Bahkan bangku dimana kau biasa duduk, kau masih hapal dengan baik. Seketika otakmu memutar memorimu bersama salah satu sahabat terbaikmu yang kini entah dimana keberadaannya. Kalau boleh berterus terang, kau merindukan dirinya dan ingin bertemu setidaknya satu kali saja.
Lamunanmu memudar saat mendengar salah satu siswi yang memanggilmu. Seraya mendekatimu, ekspresi panik tampak menghiasi wajahnya.
"Ada apa, Mi Young?"
Mi Young menarik tanganmu, mengajakmu keluar kelas lalu menunjuk seorang siswi yang tergeletak tak sadarkan diri di atas lantai.
"Astaga!"
.
Kau masih mencoba menghubungi nomor wali dari murid tersebut. Kau belum pernah berinteraksi banyak dengan murid bernama Park Rae Na itu, sehingga kau agak kesulitan ketika mencari data tentangnya. Untunglah, Mi Young cukup mengenal Rae Na sebab mereka adalah tetangga.
Kau meminta Mi Young untuk pulang terlebih dahulu, jika mungkin memberitahu orangtua Rae Na. Kemudian kau membawa Rae Na ke rumah sakit. Kau memilih mempercayakan pada ahlinya saja daripada mengambil resiko.
"Permisi, apakah orangtuanya sudah datang?"
Kau menghentikan aktivitasmu lantas menghampiri dokter yang baru saja selesai menangani Rae Na. Kau menggeleng.
"Aku masih terus mencoba menghubunginya, dokter. Jika aku boleh tahu, bagaimana keadaannya? Aku akan sampaikan pesanmu jika mereka datang nanti."
"Murid Anda mengalami gejala tifus. Saat ini kami sudah melakukan penanganan pertama. Dia harus menjalani opname sampai kondisinya membaik, Nona. Tolong sampaikan-"
"Dimana putriku, dokter?"
Kau dan dokter itu spontan menoleh ke arah wanita yang mendadak muncul dari belakangmu. Kau terdiam di tempat menyadari siapa ibu dari Rae Na, begitu pula dengan wanita tersebut.
.
"Terimakasih sudah menolong Rae Na. Aku tidak tahu apa jadinya jika tak ada yang membawanya kemari. Tapi maaf, aku tidak tahu bagaimana membalas kebaikanmu ini."
Kau yang sebelumnya fokus memandangi Rae Na, beralih pada Chae Young, ibu Rae Na.
"Bukan masalah. Rae Na adalah muridku, dia tanggungjawabku juga. Semoga dia lekas pulih agar dapat berkumpul bersama teman-temannya lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Mingyu Imagines (Completed)
Short StoryCarat, ini kisahmu bersama Kim Mingyu❤❤. Update setiap Sabtu.