Lantas Kenapa?

217 21 0
                                    

Kau memandang jengah pada Min Gyu yang cekikikan sendiri saat memainkan ponselnya. Entah apa yang dia lihat sampai dia bertingkah seolah tidak waras. Coba saja kalau kau yang begitu, bisa dipastikan Min Gyu akan mengomelimu sepanjang hari. Apalagi kalau yang kau tonton adalah drama dengan aktor favoritmu sebagai pemeran utama.

Selamat tinggal kedamaian.

Kau duduk di samping Min Gyu yang sama sekali tidak menyadari kehadiranmu. Karena rasa penasaran yang memuncak, kau akhirnya melirik layar ponsel Min Gyu yang menampilkan interaksi antara dirinya dengan sejumlah penggemar melalui media sosial pribadinya.

Apa yang begitu lucu sampai Min Gyu kehilangan akal sehatnya? Mungkin karena kau semakin mendekat, Min Gyu perlahan menyadari keberadaanmu di sampingnya. Kalian saling berpandangan beberapa detik, sebelum Min Gyu meletakkan ponselnya lalu merangkul tubuh mungilmu.

"Hai Nyonya Kim, sudah selesai mandi rupanya. Berangkat sekarang?"

Kau dan Min Gyu berencana jalan-jalan hari ini, setelah sekitar tiga bulan Min Gyu disibukkan dengan pekerjaannya. Sebenarnya kau sempat berdebat dengannya, kau berpendapat bahwa sebaiknya hari libur yang Min Gyu punya digunakan untuk bersantai di rumah, mengistirahatkan fisiknya yang telah bekerja keras.

Tetapi, suamimu itu tidak menyetujuinya. Dia bilang kalau untuk kali ini dia ingin menikmati hasil jerih payahnya dengan mengajakmu bersenang-senang di luar.

Tumben.

Bukan merespon pertanyaan Min Gyu, kau malah sedikit menjauhkan dirimu darinya.

"Min Gyu, pernahkah kau memikirkan bagaimana perasaan penggemarmu saat kau menanggapi kata-kata mereka dengan jawaban ketusmu?"

Ekspresi wajah laki-laki tan tersebut berubah serius sekarang. Agaknya dia lumayan bingung sebab tiba-tiba kau mengajukan pertanyaan tak terduga padanya. Min Gyu diam sejenak, memikirkan jawabannya sebelum bicara.

"Ketus yang bagaimana?"

Kau mengambil ponsel Min Gyu lalu menyalakannya. Kau mencari salah satu komentar dari penggemar yang bagimu cukup menyita perhatian. Bukan berarti yang lain tidak menarik, tidak. Tapi komentar itu bisa mewakili perasaan penggemar yang lain.

"Disini dia bilang kalau dia mengagumi aktingmu, bahkan dia mengatakan kalau ini adalah pandangannya secara objektif. Dia juga ingin melihat aktingmu yang lain."

Min Gyu menyimak dengan baik apa yang kau sebutkan.

"Lalu?"

Kau memutar tubuhmu agar bisa menghadapnya sepenuhnya.

"Kau menjawab, benarkah? Bukan karena cinta buta?"

Kau membaca kalimat balasan yang Min Gyu tulis untuk penggemar itu. Lagi-lagi Min Gyu mengangguk, gemas sebenarnya tapi harus kau tahan.

"Begini, sebelum kau menjawab, apakah kau sudah meresapi dengan benar poin-poin dalam komentar tersebut? Aku tidak bermaksud menyalahkanmu atau bagaimana, aku hanya ingin mengajakmu memahami sesuatu tidak berdasarkan sudut pandangmu saja, tapi sudut pandang mereka juga. Mari kita lepaskan satu-satu kalimatnya dan menemukan poinnya. Saat dia bilang kagum pada aktingmu, aku rasa dia benar-benar merasakannya. Ya, ini memang pertama kalinya dia melihatmu berakting, tentu saja dia penasaran dan ternyata di matanya bagus, Min Gyu. Dia hanya mencoba mengungkapkannya."

"Aku percaya padanya, sayang."

Sela Min Gyu masih terlihat santai. Kau tertawa.

"Sebentar, jangan potong dulu. Oke, kau percaya. Tapi ayo langsung ke poin kedua, dia menyebutkan kata objektif, tahu kenapa? Penggemar ini mungkin peka kalau dalam beberapa kesempatan sebelumnya, kau menunjukkan sikap tertentu atas pujian yang mereka sampaikan. Entah karena kau tidak nyaman, karena tidak mau dibilang sombong atau karena kau tidak mempercayai mereka. Yang jelas, poin ini menggambarkan bahwa kau harus tahu kalau ini kejujuran, Min Gyu. Bukan karena kau idol favorit mereka, murni karena aktingmu bagus untuk ukuran pemula. Dia benar-benar mengamatimu. Bisa juga karena mereka tahu kalau responmu akan ketus bahkan saat mereka tulus memujimu."

Min Gyu menopang dagunya, persis seorang murid kala mendengarkan ceramah gurunya.

"Dari sini, kupikir kau sudah mulai mengerti tentang sesuatu. Untuk yang terakhir, dia ingin melihatmu berakting lagi. Sudah jelas, Min Gyu. Dia sedang memberimu semangat dalam berkarir di bidang yang lain selain musik, terutama akting. Dia ingin  melihatmu berkarya lebih baik lagi. Tapi apa jawabanmu, benarkah? Bukan karena cinta buta?"

Min Gyu terdiam, otaknya berpikir keras sekarang.

"Jadi maksudmu?"

"Maksudku, tidak masalah kau mengingatkan penggemar tentang berpikir rasional saat menjadi penggemar. Tentu saja seorang penggemar harus bersikap rasional, bahkan ketika mereka menyampaikan pujian untukmu mereka juga menyertakannya, tapi kau tidak menyadari itu. Kenapa, Min Gyu? Mereka hanya mengungkapkan perasaannya, apa yang salah dengan itu? Apa kau pikir, kalau mereka sedang menggoda biasnya, mereka selalu tidak sadar akan realita? Mereka mencari kesenangan dengan menggilaimu tapi mereka tidak pernah lupa pada kenyataan, belum lagi kalau kau dingin pada mereka. Bayangkan, seberapa banyak mereka berusaha sabar. Aku senang kau realistis, tapi caramu, menurutku terlalu kasar. Coba saja kalau mereka tidak tulus, mungkin mereka sudah lelah mengagumimu, Min Gyu."

Kau meletakkan ponsel Min Gyu kembali. Benar-benar wajahnya menggemaskan saat ini. Mirip anak dimarahi ibunya karena ketahuan mencuri uang di dompet ayahnya.

"Kau bisa memberitahunya dengan cara halus. Setidaknya, jangan selalu menyinggung tentang kenyataan. Bisa kau bilang, benarkah? Terimakasih banyak, tunggu saja aktingku yang lainnya ya. Itu terdengar biasa, tapi kan tidak menyakitkan. Jawaban seperti itu, tidak mungkin membuat mereka berharap dapat memilikimu seutuhnya, Min Gyu. Tujuanmu memang baik, namun ya, sekali lagi, hargai perasaan penggemarmu, sedikit. Kalau tidak bisa membahagiakan satu-satu, setidaknya jangan disakiti. Karena tanpa kau sakiti, mereka sudah terluka oleh kenyataan. Itu resiko yang pasti diterima sebagai penggemar, sedangkan kau, resiko yang pasti diterima adalah dicintai banyak orang dan berlimpah uang, serta hidup dengan kasih sayang sosok yang kau impikan. Tidak seperti mereka."

"Jadi aku sekejam itu?"

Kau tertawa. Puas membuat seorang Kim Min Gyu tertampar. Apalagi kau juga tak kalah savage-nya.

"Aku sudah menyuapi, apa perlu aku telankan juga?"

Min Gyu mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia tidak berniat menyakiti siapapun, memang sifatnya yang seperti itu sudah mendarah daging. Min Gyu tidak sepenuhnya salah.

Kau membuka tutup toples cemilan yang berada di atas meja kemudian memakan isinya.

"Ada satu fakta lagi yang harus kau tahu, Min Gyu."

"Apa?"

"Kau ingat, dulu kau pernah diajak menikah oleh penggemarmu? Dan kau bilang, kalian terlalu banyak bercanda?"

Min Gyu mengangguk cepat.

"Kalau kubilang aku salah satu dari mereka bagaimana? Berarti pernikahan kita candaan kan, ya? Aku masih punya kesempatan melamar Lee Chan kalau begitu."

Ujarmu santai, tapi Min Gyu tidak bisa menahan dirinya lagi.

"Margamu Kim, sayang. Bukan Lee! Titik."

END

Ini sebenernya terinspirasi sama tingkah laku Doyoung NCT, yang masyallah kalau sama fansnya. Perhatian sih, tapi kalau dibaperin gak mau. Kan ngeselin sekaligus gemesin😂. Dan yang aku tahu, Mingyu tuh malah sebaliknya kalau ke fansnya, lebih ramah dan suka meladeni. Jadi lebih bikin kita terhibur kan? Beda orang beda sifat meskipun ya memang idol kerjaannya salah satunya menghibur penggemar.

Kim Mingyu Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang