Suasana berisik di depan rumahmu menjadi hening seketika saat kau muncul di tengah ibu-ibu yang sedang berbelanja kebutuhan dapur pagi itu. Setiap hari memang kau berbelanja, sama halnya dengan mereka. Namun, tidak tahu mengapa hari ini terasa berbeda.
Meski demikian, kau tetap menyapa mereka dengan ramahnya. Yang ternyata dijawab antusias oleh pedangangnya saja. Mana laki-laki pula. Pada saat kau mulai memilih sayuran, kau merasa salah satu ibu-ibu menatapmu serius.
"Tidak takut sendirian, mbak?"
Otomatis kau kaget mendengar pertanyaan yang tidak biasa dari tetanggamu yang katanya memang cukup cerewet itu.
"Sendirian? Memangnya kenapa saya sendirian?"
Yang kau katakan adalah jujur, kau tidak sendirian. Kau bersama dengan suamimu.
"Semalam saya lihat suami mbak jalan-jalan dengan seorang wanita yang pakaiannya aduh, bisa dibilang cukup terbuka. Saya sampai kaget, mau menegur tapi sepertinya sangat mesra, jadi saya urungkan. Awalnya saya kira itu mbak, ternyata bukan."
Ibu-ibu lain langsung tampak terkejut, kau juga sebenarnya. Suami siapa sebetulnya yang sedang dibahas ibu tersebut? Padahal dari kemarin suamimu tinggal di rumah. Dia sedang kurang enak badan bahkan izin tidak bekerja seharian.
Tapi, apa yang kau dengar baru saja?
"Maaf, sepertinya ibu salah orang. Suami saya dari kemarin ada di rumah. Beliau sedang kurang sehat bahkan izin tidak masuk kerja."
Ibu-ibu itu kembali tercengang mendengar pernyataanmu. Ketika ibu-ibu cerewet akan merespon lagi, kalian dikejutkan oleh suara mobil diparkir tak jauh dari tempat kalian sekarang.
Perhatian kalian terus teralih sampai dari balik mobil, keluarlah sosok laki-laki tinggi.
"Nah itu sua-"
"Selamat pagi semuanya. Kakak ipar, katanya kakakku sakit, ya?"
Bukan hanya mereka, kau pun tak mengira kalau adik iparmu akan datang mendadak begini.
"Iya, Yu Vin. Masuklah, dia sedang di kamar."
Yu Vin mengangguk. Dia sempat tersenyum sesaat pada ibu-ibu sebelum masuk ke rumahmu, membuat mereka kembali membeku bak es di kutub utara. Kau melanjutkan kegiatan belanjamu tanpa berniat meneruskan obrolan lagi.
Kejadian yang baru saja berlangung merupakan jawaban yang valid atas semua tuduhan yang dilayangkan padamu dan suamimu.
"Ini saja, pak. Tolong dihitung."
Penjual sayur segera menghitung total jumlah belanjaanmu, dan kau segera membayar semuanya.
"Kalau begitu, saya duluan ibu-ibu. Permisi."
Kau cepat-cepat masuk ke rumahmu. Suamimu harus gegas sarapan untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Sedangkan ibu-ibu itu masih berdiskusi.
"Adik iparnya, tolol."
"Masih punya wajah tidak?"
"Aku mungkin sudah meminta maaf."
Dan lain sebagainya.
.
"Satu kali lagi selesai, ya? Tanggung kalau tidak dihabiskan."
Suamimu menggeleng lemah dengan mulut yang masih mengunyah. Jujur, kau menahan diri untuk tidak mencubit pipinya yang mendadak menggembung. Yu Vin yang sedari tadi hanya menyaksikan adegan mesra di depannya ikut menggeleng tak percaya.
"Bos perusahaan besar, badannya kekar, makan rasanya hambar, tidak sabar karena terlanjur tepar."
Dan satu bantal dari ranjangmu tiba-tiba menghampiri wajah Yu Vin yang memang sengaja memancing amarah kakak laki-lakinya. Kau ingin sekali tertawa lepas, siapa yang tidak menyetujui lelucon dari Soo Bin, tapi ya, kau tak mau menyinggung perasaan suamimu tentunya.
Jadi, kau hanya mengigit bibir dan tetap menyuapi suamimu yang manja.
"Kenapa kau membiarkan beruang tak tahu diri ini masuk, dear? Lihat kelakuannya."
Protes suamimu semakin memajukan bibirnya. Sialan.
"Kau tahu, dia menyelamatkanku hari ini. Jika dia tidak datang, nama baikmu akan tercemar oleh gosip ibu-ibu."
Yu Vin yang paham maksud pembicaraanmu langsung menyahut.
"Oh, jadi hawa tak menyenangkan di luar tadi memang nyata, ya?"
Akhirnya kau bisa tersenyum, Yu Vin sangat peka dengan keadaan. Suamimu menatapmu intens, meminta kepastian.
"Salah satu ibu-ibu bilang padaku kalau dia melihatmu jalan dengan seorang wanita berpakaian seksi tadi malam. Tentu saja aku bingung, siapa yang dia maksud, sedangkan suamiku sejak kemarin tinggal di rumah karena sakit. Bangun saja mengeluh pusing di kepala, kok bisa jalan-jalan?"
Yu Vin dan suamimu tertawa. Faktanya, kakak beradik itu memang memiliki wajah sangat mirip meski bukan anak kembar. Sehingga, yang tidak tahu dengan baik, akan mengira mereka adalah orang yang sama. Jelas yang dimaksud tetanggamu adalah Yu Vin.
"Memangnya kau pergi dengan siapa, Yu Vin?"
Yu Vin mengaduk-aduk es krim miliknya masih dengan tawa terbahaknya.
"Itu, bibi tetangga apartemenku. Dia minta tolong padaku mengantarkannya pada suaminya yang ketahuan berselingkuh."
"Sungguh? Tapi kau tidak apa-apa kan?"
Tanyamu yang berubah cemas pada Yu Vin. Pemuda berlesung pipi itu kembali menarik kedua sudut bibirnya.
"Seperti yang kau lihat, kakak ipar. Aku bahkan membantumu tadi pagi, bukan?"
Kalian terpingkal untuk kesekian kalinya.
"Dear, katakan pada tetangga kita, suamimu namanya Min Gyu, bukan Yu Vin."
END
Sejujurnya ini imagine dengan cast minhyuk btob sama soobin txt dan aku send ke temenku. Tapi kayak sayang aja kalau disave doang, jadi aku posting disini yang versi mingyu-yuvin. Mereka sama-sama bikin bingung semua. Dan lucu sih kalau ada acara yang mempertemukan kembaran-kembaran gitu.
![](https://img.wattpad.com/cover/257481726-288-k315942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Mingyu Imagines (Completed)
Historia CortaCarat, ini kisahmu bersama Kim Mingyu❤❤. Update setiap Sabtu.