Maukah kau menikah denganku?
Bukannya menjawab, kau malah membeku di tempat saat membaca kertas gulungan yang diberikan oleh beruang besar berwarna putih itu. Dan semakin terkejut ketika dirimu melihat sebuah cincin yang disodorkan padamu
Tidak salah lagi, sosok di balik kostum tersebut pastilah Min Gyu.
"Min Gyu, kau sedang melamarku?"
Ucapmu bingung sekaligus memastikan. Si beruang besar berdiri, ternyata benar, beruang besar melepas penutup kepalanya lantas kau mendapati Min Gyu tersenyum kearahmu dengan rambut berantakan.
"Apa jawabanmu?"
Tentu saja kau mau. Namun tidak semudah itu.
"Aku... "
Dilema besar menyerangmu. Siapa yang tidak ingin menikah dengan orang yang dicintai? Seharusnya tidak perlu membuang waktu untuk menjawab, bahkan sebetulnya sudah otomatis. Hanya saja, benar-benar sulit untukmu.
Di sisi lain, kau mengerti sekali bagaimana perasaan kekasihmu saat ini. Kau tak bisa membiarkannya menunggu.
"Min Gyu aku... "
Min Gyu setia menantikan apapun jawabanmu nantinya. Dia telah bertekad semampunya untuk mengajakmu meniti tahap yang serius dalam hubungan kalian. Dia tak mau memaksa jika kau belum siap, tapi bahkan sepatah kata saja begitu berat keluar dari bibirmu. Min Gyu bingung.
"Katakan saja apa yang ingin kau katakan, sayang. Aku siap menerima apapun jawabanmu."
Kau tak bisa menahan tangismu mendengar betapa sabar dan tulusnya Min Gyu padamu. Kau memeluknya erat, mengikuti instingmu sendiri. Min Gyu balas memeluk walau ia tak mengerti mengapa kau tidak memberi keterangan pasti.
"Aku mau menikah denganmu, tapi aku sangat takut, Min Gyu."
Min Gyu terheran melihat ekspresi bimbang pada wajahmu.
"Kenapa? Apakah ada yang mengganggu atau mengancammu?"
Min Gyu dengan cepat menyahut. Kau menatap lelaki terkasihmu yang terlihat sangat penasaran sekaligus khawatir, seketika rasa bersalah menghampiri. Kau menggenggam tangan Min Gyu.
"Bukan seperti itu. Ketakutan itu berasal dari diriku sendiri, Min Gyu. Aku selalu percaya diri dengan perasaan cintaku padamu. Tapi aku tidak punya cukup keberanian untuk hidup berdua denganmu. Aku yakin kau tidak akan membiarkanku hidup dalam kekurangan, tidak. Aku hanya, merasa tidak pantas untuk semua ini. Kau nyaris sempurna dan aku-"
Min Gyu menaruh jari telunjuknya di bibir mu yang menyebabkan dirimu seketika terdiam.
"Jangan pernah kau berkata seperti itu lagi. Aku sempurna karena kau yang membuatku seperti itu. Kau menutupi kekuranganku supaya seolah aku tak memilikinya. Berlaku juga padaku. Kadang, aku merasa bahwa aku tidak pantas untukmu. Kau gadis yang baik, cerdas, bijaksana serta sabar. Tidak sepertiku yang pecicilan dan keras kepala. Tapi, aku tetap percaya diri kan? Semua orang punya kekurangan masing-masing yang pada akhirnya akan membuat pasangannya melengkapi dengan cara mereka sendiri. Termasuk kau dan aku. Cinta kadang membuat kita memandang diri kita sendiri lebih buruk dibandingkan orang yang kita cintai. Tapi itulah mengapa cinta harus ada, salah satunya untuk membantu kita menerima kekurangan pasangan kita dalam sebuah ikatan yang menyatukan kita."
Kau tersenyum perlahan. Luluh akan pernyataan Min Gyu yang menurutmu terdengar begitu tulus.
"Jangan takut lagi, ya. Kita hadapi bersama semuanya. Bukankah selama ini selalu begitu?"
Menjelang pernikahan, janji yang kalian sepakati seolah diuji melalui berbagai peristiwa. Entah kehadiran tiba-tiba dari mantan kekasih Min Gyu yang membuatmu merasa rendah diri atau kedekatan-kedekatan yang beredar antara lelaki itu dengan sejumlah gadis.
Seperti hari ini, nyaris seharian kau tak bisa dihubungi. Kau berada di sebuah pantai sendirian selama berjam-jam tanpa pamit kepada siapapun. Beruntung Min Gyu tahu kalau kau sering pergi kesana sehingga dia dengan mudah menemukan sang tunangan.
Kau berdiri dari dudukmu lalu tak sengaja menubruk dada milik seseorang tatkala dirimu berbalik badan. Seseorang itu memelukmu perlahan sehingga aroma tubuhnya ikut merembet masuk kedalam penciumanmu. Lembut dan hangat, kenyamanan seperti ini tidak bisa dia dapatkan dari orang lain selain Min Gyu.
"Akhirnya aku menemukanmu. Terimakasih Tuhan."
Bisik Min Gyu yang lebih seperti berbicara kepada dirinya sendiri. Kau masih bungkam, dipertemukan dengan sosok yang ingin kita hindari itu membuat kita cukup gelisah.
"Bagaimana caranya, supaya kau tidak cemas?"
Min Gyu terus bermonolog dan kau tetap menjadi pendengar. Perasaanmu sedang kacau-kacaunya saat ini.
"Menjadi badboy untuk gadis di luar sana dan menjadi goodboy hanya untukmu?"
Min Gyu mengemukakan pemikirannya yang lagi-lagi tak ditanggapi olehmu.
Min Gyu mengehela napas berat, kau mungkin tak akan suka pemikiran seperti itu."Demi Tuhan aku tidak senang didiamkan olehmu seperti sekarang."
Ucap Min Gyu syarat akan kesan putus asa.
Kali ini kau membalas perlakuan Min Gyu dengan mengitari pinggang lelaki itu menggunakan kedua tangan. Tepat pada saat kau menempelkan kepalanya, Min Gyu merasakan bagian dadanya basah.
Hati Min Gyu serasa dihantam batu besar menyadari kalau perempuan di dekapannya itu tengah terluka. Untuk beberapa menit kalian hanya diam tak bersuara tanpa melepaskan pelukan. Min Gyu bermaksud memberimu ruang untuk melepaskan semua bebamu melalui tangisan. Dan setelahnya ia takkan membiarkanmu menangis lagi.
"Ayo kita pergi ke negara lain setelah kita menikah. Kita akan membuka kehidupan baru disana tanpa terbayang dengan masa lalu kita yang tak perlu diingat. Hanya ada kau dan aku."
Kala kau merenggangkan rangkulan, Min Gyu meraup rahangmu. Fokusnya ditujukan hanya pada dirimu yang menatapnya penuh harap diiringi sebuah anggukkan. Min Gyu tersenyum, perasaannya menuntun lelaki itu untuk memangkas jarak antara wajahnya dengan wajahmu.
Sesuai insting, kau menutup kedua matamu. Sama halnya dengan Min Gyu yang semakin kehilangan spasi darimu. Bibir masing-masing beradu beberapa detik kemudian milik Min Gyu bergerak melumat milikmu dengan halus. Sangat halus seakan bibirmu adalah benda yang harus dijaga sebaik-baiknya.
Perlakuan manis itu dibalas olehmu namun tidak lama karena dirimu menyadari bila kalian sedang berada di tempat terbuka kendati malam mulai berkuasa.
Kau menepuk pundak Min Gyu sebagai kode agar lelaki itu melepaskan tautan kalian. Dengan berat hati, Min Gyu menuruti permintaan itu.
"Sepertinya ada yang terbawa suasana sampai lupa tempat."
Cibirmu menciptakan senyuman manis di wajah Min Gyu. Sebuah senyuman yang menampakkan gigi taring milik tunanganmu. Terkadang kau berpikir konyol dengan menganggap Min Gyu adalah vampir dalam kehidupan nyata.
"Kita berdua kan, maksudmu?"
Kau berdeham, merasa salah tingkah. Dan itu semakin membuat Min Gyu merasa gemas sendiri. Dia memelukmu kembali.
"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu."
Kau tertawa lepas sebab ketika mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, Min Gyu juga mencium dahimu sebanyak tiga kali.
"Aku juga."
Jawabmu sembari mengeratkan pelukan.
END
Kok aku nulis yang lamaran mulu ya🤣🤣🤣. Btw, aku sedikit terinspirasi sama jawaban mbak Wendy RV waktu ditanya dia suka badboy apa goodboy dan ternyata, bad ke semua cewek tapi good ke dia😆😆😆Cerdas sih jawabannya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Mingyu Imagines (Completed)
Short StoryCarat, ini kisahmu bersama Kim Mingyu❤❤. Update setiap Sabtu.