Seorang pria yang tengah menikmati buah kaleng miliknya terlonjak kaget ketika mendapat telfon dari anak buah Irene yang selalu membuntuti Irene kemana pun wanita itu pergi membuatnya segera keluar dari kamar nya dan pergi menemui sang ayah.
"Otousan Otousan " pria itu terus memanggil keberadaan sang ayah yang entah pergi kemana.
"Oni-chan, Otosan ada di bawah" suara adiknya dari lantai bawah membuat Hyunjin segera turun ke lantai bawah untuk menemui sang ayah. Terlihat Yuta yang tengah membaca berita dari sebuah tab berwarna putih di tangannya.
"Otousan , Mama" ucap Hyunjin dengan wajah yang memucat menghadap sang ayah kandungnya.
"Ada apa dengannya?" tanya Yuta sembari meletakkan ipad yang sedang ia baca diatas kursi di sebelahnya.
"Mama menghilang" ucap Hyunjin parau pada sang ayah membuat nya mengernyitkan dahi bingung.
"Apa maksudmu dengan menghilang?" tanya Yuta yang mulai serius dengan apa yang tengah mereka bicarakan.
"Bawahan mama bilang kalo mama hilang setelah masuk ke karaoke" Jelas Hyunjin sesuai dengan informasi yang ia dapatkan dari sang bawahan.
"Karaoke? mama mu ke tempat Karaoke? Mama mu benci tempat bising untuk apa mama mu kesana" ucap Yuta yang masih terlihat enggan untuk mempercayai dengan apa yang baru saja sang anak katakan.
"Renjun, Mama sedang mencari bukti untuk Renjun kan jangan-jangan " ucapan Yuta terhenti menatap sang anak yang tengah menatapnya dengan fikiran yang sama.
"Shotaro, Sungchan!" Yuta segera memanggil kedua anaknya dari istri keduanya setelah bercerai secara resmi dengan Irene. Setelah mendengar teriakan Yuta yang menggema di seisi rumah membuat kedua anak kembar nya yang masih duduk di bangku SMA keluar dari kamar masing-masing.
"Otousan , dou shimashita [ Ayah, ada apa ] " tanya Sungchan pada ayahnya saat ia melihat kegelisahan di wajah kakak nya.
"Aku dan kakak mu akan ke Korea beberapa hari bisakah kalian menjaga rumah dan membantu pekerjaan Ayah disini?" tanya Yuta pada Sungchan selaku putra tertua setelah Hyunjin di rumah itu.
"Tentu saja, tapi bukankah beberapa hari lalu kita baru saja ke korea untuk menemani ni-chan bertemu mama?" tanya Sungchan lagi ketika sag ayah dan kakak nya akan kembali ke korea.
"Mama menghilang, ini ada kaitannya dengan masalah kemarin maka dari itu kalian tetaplah di rumah Aku dan kakak mu akan secepatnya kembali ke rumah mengerti?"
"Nani, Mama menghilang? baiklah temukan Mama Irene secepatnya" ucap Shotaro pada ayahnya membuat sang ayah mengangguk pada kedua putranya.
"Hyunjin, segera kemasi pakaianmu" ucap Yuta segera mengintrupsi Hyunjin untuk kembali ke kamar. Semuanya sontak berpencar kembali ke kamar masing-masing untuk mengemasi apa yang harus ia bawa.
Tak lama setelah itu Yuta dan Hyunjin kembali bertemu di lantai bawah dengan dua koper di tangan masing-masing.
"Pasport mu aman?"tanya Yuta sebelum berpamitan pada kedua anaknya yang lain.
"Hyunjin bawa kok" balas nya yag menunjukan sebuah pasport dalam saki jaketnya.
"Otousan , segera bawa mama kembali aku tidak mau kehilangan seorang ibu lagi nee" ucap Shotaro pada Yuta membuat Yuta mengusap surai hitam anak keduanya dengan perlahan.
Yuta dan Hyunjin segera beranjak keluar dari tempat tinggalnya dengan ayahnya, namun baru beberapa langkah keluar Hyunjin berbalik dan menemui Sungchan selaku adik tertuanya dan membisikkan beberapa hal yang menurutnya penting.
"Kau mengerti?" tanya Hyunjin pada Sugchan setelah ia selesai membisikkan sesuatu pada adiknya itu.
"Wakatta [ aku mengerti ]" balas Sungchan pada kakaknya membuat Hyunjin lalu memeluk kedua adiknya sebentar dan segera pergi menyusul ayahnya yang telah duduk di dalam mobil.
"Yes akhirnya aku bisa main game sepuasnya karna Otousan pergi" Shutaro berteriak gembira setelah kakaknya keluar dari pintu membuat Sungchan berdecih pada sang adik.
"Pikirkan lah nilai sekolah mu itu dari pada main game" ucap Sungchan yang segera masuk kembali kedalam kamar nya untuk melanjutkan masa belajarnya.
Yuta serta Hyunjin segera mengambil jam penerbangan tercepat dari Jepang menuju Korea.
"Kenapa masalah ini semakin merumit?" Guman Yuta ketika ia telah duduk di dalam pesawat setelah berhasil membujuk pihak bandara untuk mendapatkan kursi kosong meski ia harus mengeluarkan uang untuk keberangkatan berkali-kali lebih banyak dari harga wajarnya.
"Kenapa kalian tidak pernah membicarakan ini padaku jika Renjun akan mengalami rencana buruk seperti itu dari awal?" tanya Yuta pada Hyunjin yang duduk tepat di sebelahnya, Hyunjin menunduk meremas kasar ujung jaket nya.
"Karna Mama takut menganggu Papa lagian ini masalah kaluarga kami Mama tak mau merepotkan Papa hanya untuk masalah seperti ini , jadi Mama dan aku berfikir jika kami menyiksa Renjun di rumah anak itu tidak akan mencelakai Renjun sedikitpun karna rasa iba yang mungkin ia tujukan untuk Renjun, namun nyatanya ia malah membuat Renjun tertidur hingga detik ini" Jelas Hyunjin sembari menunduk pelan, krystal bening lolos begitu saja membasahi kedua pipi Hyunjin ketika mengingat adiknya yang telah di vonis telah meninggal oleh semua orang.
"Chanyeol, apa pria itu baik pada ibumu?" tanya Yuta pada Hyunjin pelan.
"Papa? sejak kematian Renjun Papa sangat membenci Mama karna Papa juga tak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi antara kami dan Mama" balasnya sambil mengusap kedua matanya yang terus menguraikan air mata.
"Dari yang terlihat terakhir kali aku melihatnya kemarin sepertinya ucapan mu benar, Irene yang selalu terlihat glamoure sejak muda kini terlihat mengenakan pakaian yang sangat berbeda dari dulu" ucap Yuta sambil mengingat pertemuannya beberapa hari lalu bersama ketiga putranya untuk menemui Irene.
"Mama mu itu perempuan yang baik, namun terkadang caranya untuk berbuat baik itu menggunakan cara yang salah itulah yang sangat disayangkan dari ibumu"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2
Fanfiction"Sia, Renjun itu milik Nara sekarang dan Nara lebih berhak atas semuanya dibanding kamu" - Haechan "Kamu pulang?" - Nara "Aku akan menjadi Ayah paling hebat untuk Asta" - Renjun "Renjun milikku" - Sia