5

11.4K 2.2K 1.3K
                                    

Seorang remaja baru saja keluar dari suatu ruangan dari badan instansi Rumah Sakit untuk mengunjungi pamannya yang menjadi direktur dari Rumah sakit itu. Ia lalu segera pergi meningalkan Rumah Sakit itu setelah menyelesaikan keinginan pribadinya disana, sedangkan di sisi lain di Rumah Sakit yang sama Hyunjin nampak baru saja keluar dari dari ruang pengobatan setelah Yuta bersi keras mengantarkan putra nya untuk mengobati luka yang baru saja tercipta setelah ia keluar dari Rumahnya.

"Otousan , ayo ketempat Karaoke bawahan mama udah nunggu disana" ucap Hyunjin pada Yuta setelah masuk kedalam mobil.

"Istirahat lah di Home Stay yang Otousan pesan, biar Otousan yang mencari Mama mu" ucap sang Ayah pada Hyunjin agar anak itu mau beristirahat didalam rumah sedangkan dirinya akan mencari Irene.

Hyunjin mengangguk menyetujui kemauan sang Ayah untuk tetap tinggal di Home Stay hingga sang sang Ayah kembali.

"Hyunjn?"

Yuta memanggil anak itu pelan setelah terjadi keheninggan antara keduanya setelah beberapa saat. Hyunjin menoleh menatap sang Ayah yang duduk di sebelahnya.

"Apa kau kau baik-baik saja karna Otousan dan Mama berpisah?" 

Deg

Hyunjin terdiam, Pertanyaan yang harusnya sang Ayah tanyakan sejak awal baru ia tanyakan setelah belasan tahun lamanya setelah kedua orang tuanya berpisah saat ia berumur sembilan tahun.

"Tidak, aku tidak pernah baik-baik saja setelah kalian berpisah" ucap Hyunjin pada Yuta jujur.

"Anak mana yang akan baik-baik saja saat kedua orang tuanya berpisah dan menikah lagi dengan pasangan baru kalian masing-masing di umur ku yang saat itu masih anak-anak, aku masih ingat wajah kalian semua saat hari penikahan Mama ataupun Otousan dan itu sangat menyakitkan " lanjut Hyunjin lagi membuat Yuta tertegun mendapatkan jawaban yang di luar perkiraannya ini.

"Maafkan keegoisan Mama ataupun diriku sendiri selaku Ayah mu" ucap Yuta pelan setelah mendengarkan apa yang Hyunjin katakan.

Hening

Tak ada satupun pembicaraan yang berlanjut antara anak dan Ayah tersebut. Keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing, Hyunjin menghadap jendela dengan sedikit menyerongkan tubuhnya menghadap jendela.

Tes

Ia tersiksa, sungguh. Saat bersama sang Mama ia selalu iri pada Renjun ketika saat ia di rumah Irene tak pernah sekalipun memperkenalkan dirinya pada rekan kerja sang Papa. Ia iri ketika sang Mama kandungnya selalu mengunjungi kamar sang adik setiap larut malam ketika Renjun telah tertidur pulas . Meski hanya sebuah usapan lembut yang Irene berikan ia juga menginginkan hal itu dari Irene Tak hanya itu Hyunjin juga tau saat sang Mama selalu menghadiri olimpiade yang Renjun ikuti meski ia selalu berada di tengah kerumunan para pengunjung agar tak dapat dilihat anak itu. Ia tau semua apa yang sang Mama lakukan di belakang sana. Dan ketika ia sedang di rumah sang Ayah ia selalu iri terhadap kedua adik kembar tirinya yang lebih dekat pada Yuta dari pada dirinya sendiri.
Hyunjin selalu menghabiskan sebagian waktunya di kamar dan menemui teman-temannya untuk melupakan iri yang menggerogoti hatinya.

Anak itu tak tahu dimana ia harus menumpahkan segala perasaannya, Hanya Renjun yang mungkin mengerti dirinya. Namun semuanya juga harus terpendam dalam benaknya sendiri karna ia harus menyakiti Renjun agar "Dia" tak memiliki niat  lebih untuk menyakiti Renjun karna rasa iba.

Tes

Air mata milik Hyunjin lolos dari wajahnya yang jelas tanpa ekspresi menghadap jendela, melihat pepohonan yang bergoyang dengan alunan angin yang menggoda.
Hyunjin memejamkan matanya perlahan, menikmati aroma dingin mobil yang bercampur dengan aroma kopi yang sangat menenangkan dirinya saat ini.

[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang