Di sebuah ruangan tertutup nampak seorang pria yang baru memasuki umur dewasa tengah bergelayut manja di lengan seorang perempuan yang tengah duduk di kursi roda.
"Mama, apa Mama masih merasa sakit?" tanya nya dengan begitu khawatir ketika perempuan yang sedang mengusap rambut nya lembut itu memejamkan matanya menikmati waktu nya bersama sang anak.
"Mama baik-baik saja Renjun" balas Irene yang terus mengusap rambut putranya yang hampir di vonis meninggal dua tahun lalu kini berada dalam pelukannya.
"Apa Hyung juga baik-baik saja?" tanya nya lagi yang menatap Hyunjin yang masih berada di alam bawah sadar karna pengaruh obat.
Irene diam tak menjawab pertanyaan dari Renjun dan lebih memilih untuk terus mengusap rambut Renjun.
"Maafkan aku dan juga kakak mu sayang" ucap Irene tiba-tiba membuat Renjun yang tadinya tidur di paha sang Mama beranjak bangun.
"Untuk apa Ma?" tanya Renjun yang mulai tak senang ketika sang ibu mulai membicarakan masa lalu mereka yang begitu menyedihkan.
"Untuk semua pukulan dan hukuman untuk mu dulu"
"Mama!" Renjun berujar dengan tegas dengan air mata yang telah lolos begitu saja saat ia mengingat saat mengetahui jika ternyata Irene memiliki banyak rahasia yang harus ia pendam sendiri. Mama yang ia kira akan membencinya selamanya nyatanya sebenarnya sangat menyayangi nya namun masa itu harus ia pendam karna suatu masalah yang Irene rahasiakan.
"Aku menyayangi Mama jadi jangan bahas itu lagi, Mama melakukan hal yang benar" balas Renjun yang sontak memeluk Irene dan menyembunyikan wajahnya di bahu milik Irene.
"Mama kapan aku bisa menemui anakku serta Nara ah dan juga kakak saat sadar?" pertanyaan itu muncul begitu saja dalam benak Renjun membuat ia segera menanyakan pertanyaan itu meski ia tau apa yang akan Mama nya katakan untuknya.
"Tidak sekarang Renjun, keberadaan mu hanya aku yang boleh tau sekarang aku tidak mau dia tau jika kau masih hidup dan akan mencelakai mu lagi seperti dulu jadi sebelum dia tertangkap aku tak akan mengijinkan mu tampil di publik mengerti?" ucap Irene yang berusaha memberikan pengertiannya secara berulang pada Renjun.
"Baik jika begitu bagaimana dengan Haechan? aku ingin bertemu dengannya karna aku sifatnya jadi dingin pada semua orang, lagian Haechan adalah teman baikku ma" balas Renjun yang mencoba memberikan penawaran pada sang Ibu.
"Bahkan Mama juga tidak bisa mempercayai Haechan sayang, meski Haechan hanya tau jika kau masih hidup dan masih terbaring koma di Rumah sakit tanpa tau jika kau yang asli bersembunyi aku tetap tidak bisa percaya padanya kumohon kau mengerti pada Mama" ucap Irene lagi.
"Sekarang pergilah, takut jika anggota keluarga yang lain tau akan kehadiranmu disini" lanjut irene lagi membuat Renjun menunduk.
"Aku baru bertemu Mama setelah beberapa bulan dan kita baru bertemu beberapa saat Ma, apa kit harus berpisah lagi?" tanya Renjun dengan begitu lemah membuat Irene sontak mencium dahi anak itu lama.
"Kita akan bertemu lagi, pasti dan aku berjanji padamu untuk itu"
"Mama tidak berbohongkan?"
"Untuk apa Mama berbohong, Kau pasti akan menemui Mama nanti sekarang pergilah" ucap Irene pada Renjun yang etrlihat enggan meninggalkannya. Renjun secara perlahan berdiri lalu menghampiri sang kakak dan mengusap lengan Hyunjin beberapa kali.
"Hyung, cepat sembuh" ucapnya lirih lalu beranjak meninggalkan ruangan itu.
Renjun berbalik lagi dan menghadap Irene yang setiap menatapnya.
"Mama berjanji kan?"
"Aku berjanji sayang"
Renjun tersenyum hangat ketika mendapati jawaban dari sang ibu membuatnya mengangguk lalu melambaikan tangannya sekilas pada Irene sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan itu meninggalkan Hyunjin sertaIrene di dalam sana.
"Jika Tuhan masih mengijinkan aku pasti akan menepati janjiku untuk menemui mu Renjun"
Flashback 2 Tahun yang lalu
Irene nampak terlihat berdebat dengan seorang Dokter dengan begitu tegas.
"Kumohon, pinjamkan aku korban tanpa pengenal ini pada ku dan aku akan membayar mu dengan harga yang mahal"Irene terus membujuk sang Dokter dengan keringat yang terus menetes karna gelisah yang terus menghampirinya.
"Aku mohon kerja sama mu, ini demi keselamatan anakku yang diincar musuhnya" ucap Irene lagi sambil menyatukan kedua tangannya memohon pada sang Dokter.
"Baiklah, aku akan menukar putramu dengan jasad ini sedangkan pasien yang telah di diagnosa sebagai mati otak ini anak menjadi putramu yang di rawat disini tapi aku tidak aka sudi mengurus kepada pihak keluarga dari orang yang telah didiagnosa mati otak ini, hal itu akan kuserahkn padamu" ucap sang Dokter yang segera memasukkan seorang korban kecelakaan dengan wajah yang telah rusak ke dalam ruangan dimana Renjun tengah di tangani karna kecelakaan yang baru saja ia alami. Sang Dokter sontak menyuruh perawat lelaki untuk menukar pakaian mereka berdua untuk meyakinkan jika yang telah meniggal adalah Renjun.
Irene telah menyiapkan dua rencana dengan membuat Renjun palsu menjadi dua orang dimana yang satu akan dikenal sebagai Renjun yang telah meninggal dan yang satu adalah Renjun palsu yang memang telah dinyatakan mati otak karna sebuah kecelakaan bersama seorang jasad yang tadi telah Irene manfaatkan, untuk saat ini Irene benar-benar bersyukur pada Tuhan karna pada saat yang sama ia bisa menemukan dua jasad yang sangat ia butuhkan untuk menggantikan Renjun. Dengan uang yang harus Irene keluarkan untuk membayar pihak keluarga untuk menyerahkan dua orang itu di tangannya.
Irene juga menjalani prosedur Rumah sakit untuk menjalani operasi plastik pada orang yang telah didiagnosa mati otak agar wajahnya sama dengan Renjun meski tidak 100%.
Sedangkan Irene juga sengaja memberitahukan pada Haechan mengenai Renjun yang masih hidup namun telah di vonis mati otak, membuat Haechan sebagai jalan mata-matanya untuk mengawasi orang yang berhasil membuat Renjun hampir tiada.
lalu Renjun yang asli sebenarnya hanyalah mengalami pendarahan sedang membuatnya cukup di rawat selama seminggu di Rumah Sakit. Hal itu sontak membuat nya menjelaskan semua yang terjadi sejak awal pada Renjun. Atas semua alasan yang ia dan Hyunjin sembunyikan darinya.
Irene lalu mengirim Renjun di sebuah kota kecil dan sebuah panti asuhan yang ada di bawah namanya dan meminta Renjun untuk tidak tampil di publik secara terang-terangan. Lebih tepatya panti asuhan yang tak jauh dari Nara tinggal, hal itu terjadi ketika Renjun yang mendapat informasi dari anak buahnya Irene yang mengatakan jika Nara di gosipkan oleh tetangga tengah mengandung. Hal itu membuat Renjun menginbat malam dimana ia tak sengaja meniduri gadis itu karna sebuah minuman alkohol.
Sontak saja Renjun meminta Irene menempatkannya dimana ia bisa mengawasi gadis itu kapan saja.
"Nara, bertahanlah sebentar lagi aku akan hadir nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2
Fanfic"Sia, Renjun itu milik Nara sekarang dan Nara lebih berhak atas semuanya dibanding kamu" - Haechan "Kamu pulang?" - Nara "Aku akan menjadi Ayah paling hebat untuk Asta" - Renjun "Renjun milikku" - Sia