10

9.6K 1.9K 809
                                    

Yuta tengah duduk di sebelah kasur yang berbaring seorang perempuan yang dulu amat ia cintai melebihi siapapun. Tangannya terus mengusap lembut ujung rambut perempuan itu berulang kali memberikan perasaan hangat yang tak terhingga, tangannya yang lain juga mengenggam erat jemari perempuan itu.

"Irene, bangunlah bukankah kau mau Renjun kembali" Yuta  yang memiliki tipikal sifat yang terlihat tegas dan berwibawa kini tengah menangis dihadapan Irene yang masih memejamkan matanya erat.

"Kumohon bangunlah, semua putra mu membutuhkan mu Renjun, Hyunjin, Sungchan, dan Shotaro membutuhkan mu sekarang jadi bukalah matamu sekarang juga" Yuta terus mengusapkan tangan yang terasa dingin itu ke wajahnya yang penuh dengan uraian air mata.

"Aku memang bodoh telah menduakan mu dan menikah dengan Winwin begitu saja hingga dia meninggalkan Sungchan dan Shotaro padaku sendirian lalu pergi begitu saja, kau bisa membalas semuanya padaku tapi kumohon bukalah mata mu saat ini juga"

Yuta memang telah berhasil menculik Irene kembali dari Rumah Sakit dan membawanya ke sebuah Rumah yang ia sewa sementara untuk ia tinggali selama di Korea. Bahkan Yuta membeli Dokter serta peralatan Rumah Sakit yang dibutuhkan Irene untuk memulihkan tubuhnya.

"Hyunjin, dia sakit sayang mental dia sakit karna keegoisan kita" Yuta terus berujar menumpahkan semua perasaan yang ia pendam sejak dulu.

"Renjun, anak itu juga masih terpejam sama seperti mu disana dengan banyak alat yang terpasang di tubuhnya selama dua tahun apa kau tidak mau mengunjungi nya lagi?" Yuta berucap lagi menceritakan satu per satu anak-anak yang Irene sayangi sejak dulu.

"Sungchan dan Shotaro mereka juga menunggumu, aku sangat merasa tidak pantas menjadi seorang ayah ketika melihatmu yang tak keberatan memberikan kasih sayang mu pada anak ku dengan Winwin meski hanya melalui telephone" Yuta kembali berucap dengan bawah mata yang mulai menggantung hitam.

"Bisakah kau kembali padaku dan pergi dari pria yang terpaksa kau nikahi karna biaya sekolah Hyunjin dulu? aku berjanji akan membahagiakan semua putra yang kau sayangi termasuk Renjun aku janji itu Irene" ucap Yuta lirih sebelum dirinya kembali menangis dengan tangan Irene yang terus berada dalam genggamannya.

Sedangkan di sisi lain Sungchan dan Shotaro telah sampai di Seoul dengan selamat.

"Ni-chan, mari kita pergi menemui Otousan karna terlalu bahaya jika kita jauh dari mereka sekarang kumohon" bujuk Shotaro pada sang kakak untuk membatalkan niat Sungchan yang ingin tinggal sendiri disana.

"Baiklah ayo, untungnya Otousan sempat memberikan alamat nya di Korea saat memintaku mengirimkan beberapa barang yang Otousan butuhkan disini" ucap Sungchan yang memutuskan untuk menerima usulan dari Shoato untuk pulang ke rumah sang Ayah.

Keduanya menyepakati hal itu dan segera pergi memesan mobil tumpangan secara online dan segera pergi ke tempat tinggal sang Ayah sebelum mereka akan menemui Hyunjin nantinya.

.....

Nara kini tengah berjalan - jalan sore bersama dengan Asta untuk sekedar mengenalkan lingkungan pada anaknya. Ibu muda itu menatap Asta yag tengah duduk di dalam sebuah kereta bayi sembari memainkan sebuah mainan bayi berwarna merah di tangannya.

Taman adalah salah satu tempat yang Nara kunjungi bersama Asta, Tempat dimana banyak orang menghabiskan waktu senggang nya untuk bersantai. Banyak keluarga kecil yang menghabiskan waktunya bersama disana membuat tersenyum iri.

"Asta-ya , kau jangan iri mengerti pada Eomma? kau memiliki Eomma jadi jangan pernah iri dengan temanmu di masa depan karna Ayah mu tak ada disini mengerti" Nara berbicara pada Asta dengan sedikit terkekeh dan segera mengusap rambut tipis milik Asta.

Deg

Nara terdiam beberapa saat,

"Sensasi ini. . . . "

Suhu di sekitarnya menghangat, suhu yang tak asing bagi ibu muda itu. Nara benar-benar ingat kapan persasaan ini mulai menghampirinya. Bahkan hembusan nafasnya pun sangat familiar bagi Nara saat ini.

"Siwo" Nara berdiri begitu saja sambil menggendong Asta  setelah meyebutkan nama itu, matanya mengerjab menyusuri setiap orang yang ada di sekitarnya berharap menemukan sesosok pria yang ia harapkan.

Nara menghembuskan nafasnya berat setelah ia tersadar dengan kenyataan

"Sepertinya Ayah mu baru saja bertamu menemui kita" ucap Nara pelan sembari tersenyum lembut.

"Eomma jadi ingat satu lagu yang berasal dari Indonesia ini adalah salah satu lagu yang sering Eomma dengar saat Eomma masih satu rumah dengan ayah mu, Eomma akan menyanyikannya untukmu" Ucap Nara lagi sambil memeluk Asta dan menghadapkan anak itu ke depan.

"Kau begitu sempurna..."

"Dimataku kau begitu indah...."

"Kau membuat diriku akan s'lalu memujamu..."

Nara memejam kan matanya perlahan, ini bukanlah perasaan Cinta yang sebatas cinta seorang anak remaja lagi namun ini adalah persaan cinta yang benar-benar Nara rasakan setelah Asta hadir di kehidupannya pada Renjun. Nara benar-benar mencintai Renjun lebih dari siapapun. . . 

"Disetiap langkahku

Kukan s'lalu memikirkan dirimu

Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

Janganlah kau tinggalkan diriku

Takkan mampu menghadapi semuaa

Hanya bersamamu ku akan bisa" krystal bening mulai lolos begitu saja dari pelupuk mata Nara meski sebuah senyuman masih terukir disana menemani Nara menyanyikan lagu yang menyentuh dan mengingatkannya pada pria yang telah mengisi pikir dan hati nya.

"Kau adalah darahku

Kau adalah jantungku

Kau adalah hidupku

Lengkapi diriku

Oh sayangku, kau begitu

Sempurna, Sempurna..."

Nara terdiam, isakan tangis mulai terdengar membuatnya segera menyembunyikan wajah nya di balik punggung mungil Asta membuat Nara menuduk.

"Sempurna. . . "

Sayup-sayup sebuah suara sautan terdengar membuat Nara hanya tersenyum getir,

"Lihatlah, Ayahmu datang dalam halusinasi Ibumu ini" 

"Baiklah, ayo kita pulang karna Eomma akan memasakanmu makanan  yang paling lezat di rumah" ucap Nara yang mencoba mengkuatkan dirinya sebagai seorang single parents untuk menghidupi Asta di sela-sela pekerjaannya sebagai seorang penyebar brosur jalanan.

Meski Jaemin sering mengiriminya uang untuk kehidupan layaknya dengan Asta, Nara terus merasa tak enak hati ketika saldo rekeningnya selalu bertamahh karna ulah sahabat dari Renjun. Hal itu membuat Nara terus bekerja untuk membeli makanan pokok dan memakai uang dari Jaemin untuk membayar uang Air, listrik, serta kebutuhan mendadak yang harus ia keluarkan secara mendadak.

"Andai saja jika kau kini tengah berdiri sebelah ku dan mendorong kereta ini sedangkan aku tengah menyuapkan Asta bubur favorit nya'

[ √ ] EVANESCENT ¦ AMERTA S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang